~Cemburu adalah salah satu tanda cinta.
Tapi tak cemburu, bukan berarti ia tak cinta.
Karena cinta bukan hanya tentang penguasaan dan kepemilikan atas satu sama lain.
Terkadang bentuk cinta juga bisa berupa penerimaan dan mengikhlaskan si dia agar hidup berbahagia,
...
...
Meski sebenarnya hatimu terluka..~
***
"Wedding dress couple." Daffa menjawab pertanyaan Jason dengan santai.
Sementara Anna yang duduk di samping Daffa terkejut mendengar jawaban Daffa itu. Dalam hatinya ia mulai menduga-duga tujuan sebenarnya Daffa mengajaknya ke butik ini.
'Jangan-jangan maksud dia shopping tuh..' Anna menerka dalam hati.
"Oo.. buat siapa, Da? Not for you, right?" Tanya Jason kembali dengan nada canda.
"Of course for me, Chen. Kenapa juga saya pesan baju nikah untuk orang lain." Cela Daffa.
Sedetik. Dua detik. Suasana mendadak hening.
Sementara degup jantung Anna kian cepat bertalu-talu. Tebakannya benar terbukti. Dengan kesal diliriknya Daffa. Dan pemuda itu langsung menyadari tatapan kesal yang ditujukan padanya.
"Kenapa, An?" Tanya Daffa dengan pandangan keheranan.
"Jadi maksud kamu dengan shopping tuh ini? Kenapa gak bilang dari awal? Aku kan.."
"Kalau saya bilang dari awal, memangnya kamu mau ikut saya ke sini?" Cecar Daffa balik.
"Aku.." Anna diam tergugu.
Tak tahu harus membalas Daffa dengan jawaban apa. Keduanya pun akhirnya saling beradu tatap. Anna dengan tatapan kesalnya. Dan Daffa dengan pandangan memohonnya.
"You kata, you akan menikah, Uda?!" Tiba-tiba saja keduanya dikejutkan oleh suara cempreng milik Jason.
Pemuda kemayu itu sudah berdiri dari posisi duduknya dan sedang menunjuk Daffa dengan kipas merah gold miliknya.
"You..! You benar-benar akan menikah, Da?!" Cecar Jason kembali.
Daffa mengangguk pelan. Membuat Anna kembali ingat pada kekesalannya tadi sehingga ia pun mencubit pinggang pemuda itu.
"Duh!" Daffa menatap Anna dengan pandangan meminta maaf. Ia tak menghiraukan Jason yang masih menudingnya dengan kipas gold merah serta pandangan menusuk.
Tak lama, Jason kembali mendudukkan tubuhnya ke jok sofa. Kali ini ia duduk dengan lunglai.
"I tak menyangka hari you menikah akan datang secepat ini. I patah hati.." keluh Jason.
Anna melongo mendengar penuturan Jason. 'apa itu berarti kalau dia ada crush sama Daffa?' Terka Anna dalam hati. Diliriknya kembali Daffa. Kali ini dengan pandangan aneh.
"Kamu jangan mikir yang aneh-aneh deh, An. Cuma dia yang ngerasa kagum sama saya. Saya sih enggak." Ucap Daffa buru-buru saat ia melihat tatapan Anna padanya.
Anna: "..."
Daffa: "...hh.. Terserah kamu deh, mau mikir apa."
Dan Jason kembali bicara. "Eh, mana unni Elma-nya? Kok dia malah gak datang."
"Elma?" Anna mengarahkan pandangan tanya pada Daffa.
Yang dipandang terlihat sedikit gugup dan terburu-buru menjelaskan.
"She is just some random girl. I swear. Don't mind whatever that fool said," (Dia/Elma hanya teman wanita biasa. Saya bersumpah. Jangan hiraukan apapun yang si bodoh itu/Jason ucapkan.) Daffa berkilah.
"Hei! I'm not fool! You tuh yang bodoh. Sudah bagus Elma suka sama cowok dingin dan bodoh macam you. Tapi you begitu arogan nolak dia berkali-kali. Sekarang akhirnya you nerima juga dia. Huh!" Jason mengumpat kesal.
"Stupid Chen! Shut up your mouth!" (Dasar Chen bodoh. Tutup mulutmu!) Umpat Daffa.
Anna terlihat menaikkan satu alisnya ke arah Daffa. Membuat Daffa jadi kian gugup.
"Kenapa you suruh i tutup mulut hah? Biar nanti i laporin you ke Elma. Kenapa juga dia ngotot suka sama you ya." Cerocos Jason tak henti.
"YAN CHEN! I'M MARRIYING ANNA. NOT ANYONE ELSE!" Kecam Daffa setengah berteriak. (Yan Chen! Aku akan menikahi Anna. Bukan yang lain!)
Spontan saja muka Anna memerah oleh sebab malu. Ia pun mengalihkan pandangannya ke furnitur dalam ruangan itu. Sementara di hadapannya Jason jelas melongo.
"Not Elma?" Tanya Jason kembali.
"Not her! So please shut up your mouth. Look at what you've done now." Seru Daffa seraya melirik ke arah Anna. (Bukan dia/Elma. Jadi tolong tutup mulutmu. Lihat apa yang sudah kamu perbuat!)
Jason mengikuti arah pandang Daffa. Dilihatnya Anna hanya terdiam tak memandang dirinya ataupun Daffa.
"Err.. well.. kalau begitu i tengok stok wedding dress yang i punya dulu ya." Ucap Jason setengah malu seraya berdiri untuk pamit keluar dari ruangan itu.
"Sementara itu, kalian bisa.. mmm. Mengobrol dulu. Take your time!" (Santai aja!) Ucap Jason sebelum menghilang ke luar ruangan.
Setelahnya, Daffa mencoba memikirkan kalimat terbaik untuk menjelaskan soal Elma kepada Anna.
"Jadi Anna.." baru dua kata yang diucapkan, Anna buru-buru memotong ucapannya.
Gadis itu masih tak memandang Daffa saat ia bicara.
"Gak apa-apa. Gak perlu ngejelasin apapun ke aku. Kukira dia eks kamu kan, Daff."
"No! Elma itu.."
"Never mind. Don't explain to me. I don't want to hear it." (Gak apa-apa. Jangan menjelaskannya padaku. Aku gak mau mendengarnya) ucap Anna kembali.
'Apa Anna cemburu?' terka Daffa. Serta merta perasaan bahagia menyelimuti hati Daffa kala membayangkan Anna yang cemburu soal Elma. 'Itu berarti dia mulai memperhatikanku?' harap Daffa kembali di dalam hati.
Tapi harapan Daffa itu harus pupus seketika, tatkala Anna kembali bicara. Gadis itu masih memandang ke arah lain, tak jua menatap matanya.
"Lagipula itu bukan hak ku untuk melarang kamu berhubungan dengan wanita lain." Daffa tertegun.
Dan hatinya seketika retak mendengar ucapan Anna berikutnya. "Toh pernikahan kita hanyalah kontrak."
Daffa: "..."
Anna:"..."
Tok. Tok. Tok.
"Hello dear.. ini koleksi wedding dress yang i simpan. Silahkan tengok mana yang you suka. Nanti kita tinggal fitting sesuai ukuran kalian. So.." Jason menerobos masuk dan langsung menawarkan beberapa pilihan wedding dress yang dibantu bawakan oleh dua asistennya.
Ia tak menyadari suasana dalam ruangan itu yang masih belum kembali normal.
Dan ketika ia menyadari kalau Anna dan Daffa tak menanggapi ucapannya, ia pun tahu kalau ucapannya tadi sudah menciptakan masalah di antara kedua tamunya itu.
Jason lalu menyuruh asistennya untuk keluar ruangan. Setelahnya ia kembali duduk di sofa tempat tadi ia sempat duduk. Ia baru akan menjelaskan pada Anna tentang siapa Elma itu, ketika Daffa memberinya isyarat untuk diam. Alhasil ia pun terdiam.
"Jadi.. you berdua mau tetap pesan wedding dress atau.. menundanya di lain waktu?" Tanya Jason pelan-pelan beberapa menit kemudian.
Anna masih diam membeku. Sementara Daffa tampak memandang kosong pada salah satu wedding dress yang ditampilkan di hadapannya.
"Yang itu." Suara Daffa serta merta menarik kembali perhatian Jason padanya. Sementara Anna masih kukuh dalam diamnya.
"Saya pilih wedding dress yang kedua dari kanan itu." Ucap Daffa kembali.
Kali ini Anna ikut melirik arah telunjuk Daffa pada salah satu gaun. Gaun pernikahan itu berwarna putih. Sepertinya terbuat dari kain sutra, dilihat dari kehalusannya. Gaun itu berbentuk A-line simpel. Dengan sedikit lapisan kain brokat yang berbentuk menyamping mulai dari pundak kanan hingga ke ujung bawah gaun.
Melihat gaun pernikahan itu, Anna langsung mengagumi pilihan Daffa. Ia pun menyukai gaun yang simpel namun terlihat elegan itu.
"Kamu suka?" Tiba-tiba tangan Daffa menggenggam tangan Anna.
Menyadarkan Anna dari keterpanaannya pada gaun yang dipilih Daffa. Ia berusaha menarik kembali tangannya dari genggaman Daffa. Tapi pemuda itu tak mau melepaskannya.
"Kamu suka?" Tanya Daffa kembali.
"... Terserah." Jawab Anna sambil kembali menatap jauh ke arah lain.
Daffa mendesah. Nampaknya ia harus ekstra kerja keras untuk membuktikan perasaan tulusnya kepada Anna. Ia berharap, perlahan-lahan Anna dapat membuka hatinya untuknya.
"Oke. Saya mau gaun itu." Putus Daffa akhirnya.
Jason memandang Anna dan Daffa bergantian. Ia menyadari ada sesuatu yang mengganjal dari hubungan kedua muda mudi di hadapannya ini. Tapi mau bertanya pun rasanya bukan waktu yang tepat.
"Oke. Sekarang kita coba fitting baju dulu ya. Coba unni Anna pakai gaun ini dulu. Nanti kita fix ukurannya sesuai body you." Papar Jason kembali.
Tak lama, muncul dua perempuan asisten Jason yang mengarahkan Anna pada bilik ganti. Setelah sosok Anna dan kedua asistennya menghilang, Jason langsung memberondong Daffa dengan pertanyaan-pertanyaan.
"You benar mau nikah dengan gadis itu, Da? Siapa dia? Sepertinya you dan dia belum lama kenal. You gak main-main kan dengan pernikahan ini. Sebenarnya, siapa Anna? Dan.. bagaimana dengan Elma, Da?" Cecar Jason tanpa henti.
"Stop, Chen. Ini bukan waktu yang tepat untuk jelasin semuanya. Yang perlu kamu tahu adalah saya akan menikahi Anna. Bukan Elma ataupun gadis lainnya." Tukas Daffa.
Jason nampak ingin menanyakan sesuatu lagi. Tapi melihat keengganan di mata Daffa, ia pun mengurungkan diri. Pada akhirnya, hanya satu pertanyaan yang lolos melewati mulutnya.
"Jadi, kapan you dan Anna akan menikah?" Tanya Jason.
"Besok." Jawab Daffa dengan nada pasti.
"WHAT?!"
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Endang Winarsih
lanjut
2022-07-11
1
Senajudifa
semangat y
2022-05-27
1
Sari Aja
Assalamualaikum Wr. Wb
Aku sudah mampir kecerita kakak dan sudah boom like ya
Mampir yuk keceritaku Dia Untukku dan Di Jodohkan Mama.
Jangan lupa like, koment Dan Vote. Terimah Kasih 🙏🙏🙏🙏🙏🙏
2022-05-15
1