~ketidak adilan yang kau dapatkan, bisa jadi adalah kesempatan bagimu menuju jalan kebahagiaan.
Tetap berbaik sangka lah kepada takdir. Karena kita tak akan pernah tahu, kapan takdir menunjukkan jalan kebahagiaan itu~
***
Di dalam angkot, selama beberapa waktu Anna masih mengingat wajah pemuda tadi. Ia merasa sosok pemuda itu nampak familiar baginya. Walau seingatnya, ia tak pernah mengenal pemuda asing itu.
'apa...aku mungkin mengenalnya ya?.… Ah. Sudahlah!' gumam Anna dalam hati.
Akhirnya Anna memutuskan untuk menikmati pemandangan lalu lalang mobil dari kaca angkot yang dinaikinya.
Beberapa kali angkot yang ditumpangi Anna berhenti untuk menurunkan dan atau mengangkut penumpang baru.
Anna selintas mengamati penumpang lain di angkot itu. Hanya ada enam orang termasuk dirinya di sana. Seorang ibu-ibu dengan anak lelakinya yang berumur sekitar tujuh tahun, serta tiga siswi SMA yang nampaknya baru pulang sekolah.
Tak sengaja, telinga Anna ikut menyimak pembicaraan ketiga siswi yang sedari awal naik angkot memang sudah cukup ramai berceloteh.
"Eh, tahu enggak. Sepupu gua balik loh dari Aussy." Ucap seorang siswi yang paling cantik di antara ketiganya.
"Sepupu yang mana, Den?"
"Andrew."
"Kyaa! Andrew balik?! Sejak kapan, Den? Kok lu baru bilang sih!" Teriak seorang siswi berambut panjang sepinggang.
Teriakan siswi itu sempat menarik mata semua penumpang di angkot jadi tertuju padanya.
"Syuut.. jangan berisik napa. Malu tahu!" Tegur siswi berambut sebahu, sebelum akhirnya kembali bertanya pada siswi yang paling cantik.
"Andrew yang mana sih? Aku kenalnya sepupu kamu cuma Dimas doang."
"Yaahh Ela payah nih. Masa gak tahu Andrew. Padahal dia sering mantengin majalah fashion. Masa ga pernah ngelihat mukanya Andrew sih di situ." Siswi yang tadi histeris, setengah meledek temannya.
"Hah? Majalah fashion? Maksud kamu bukan Andrew Lawalata kan?"
"Nah. Persis Andrew yang itu tuh sepupunya Denada kita tercinta."
"Ya ampun Den! Kok aku baru tahu sih kalo kamu sepupuan sama Andrew? Curang nih. Kenalin dong..!"
Bla bla bla.. bla bla bla..
Mendengar celotehan ketiga siswi itu membuat Anna merasa sedikit iri pada kebebasan masa remaja mereka. Anna menyadari kalau ia tak seberuntung ketiga siswi itu.
Seingat Anna, masa-masa SMA nya ia lalui dengan kegiatan sekolah-mengurus Zizi-sekolah-mengurus Zizi. Tak ada waktu untuk merenda hubungan dengan teman sebaya apalagi dengan pria.
'putih abu-abu. Masa-masanya mengenal cinta. Hhh..' Anna mendesah pelan.
Setelah melalui 20 menit perjalanan pulang, Anna akhirnya tiba di rumah.
Rumah Anna berada di kompleks perumahan Anggrek Ayu. Salah satu kompleks perumahan di Jakarta yang terkenal ditempati oleh kalangan menengah ke atas.
Umumnya tak sembarang orang asing bisa memasuki kawasan komplek tersebut, jika tak ada penghuni komplek yang dikenalnya.
Terdapat dua pos satpam yang berada di depan pintu masuk serta di gerbang belakang komplek, dengan CCTV yang tersebar di banyak tempat. Jadi keamanan di komplek Anggrek Ayu bisa dibilang cukup aman.
Saat itu waktu sudah menunjuk pukul 2 siang ketika Anna menyapa Pak Satpam Diro di gerbang depan komplek.
"Sepeda nya mana, Neng Anna? Kok jalan kaki?" Tanya Pak Diro.
"Rusak, Pak. Sementara jalan kaki dulu ini," Jawab Anna.
"Oo.."
"Mari, Pak!" Dan Anna pun berlalu pergi.
Anna memang biasa mengendarai sepeda untuk beraktivitas jauh. Mungkin karena bersepeda ini pula sebabnya Anna bertubuh ramping dan tinggi seperti model.
Sayangnya, dua hari lalu ban sepedanya bocor parah. Dan ia belum memiliki uang lebih untuk mengganti ban baru sepedanya. Alhasil Anna pun menaiki angkot.
Anna tiba di depan rumahnya. Rumah Anna berukuran sama luasnya dengan rumah lain yang berada di komplek perumahan Anggrek Ayu.
Dengan luas sekitar 250 meter, rumah bergaya vintage dengan dua lantai ini tampak meneduhkan dengan pekarangan yang dipenuhi oleh jejeran bunga yang bermacam-macam.
Tak jauh di pojokan halaman pun terdapat kolam kecil yang ditinggali ikan-ikan emas. Anna lah yang merawat taman di rumahnya hingga tetap asri. Anna pula yang memelihara ikan di kolam pekarangannya itu.
Ketika memasuki halaman rumah bercat hijau lime itu, Anna mendapati sebuah motor gede di garasi kecil rumahnya.
'Sepertinya ada tamu,' tebak Anna.
"Assalamu'alaikum.." sapa Anna saat memasuki pintu.
Tak terdengar suara yang menjawab salam Anna. Tapi ketika ia sudah akan menaiki tangga yang menuju kamar tidurnya sekaligus Zizi (mereka memang tidur berdua sekamar), terdengar suara tawa yang muncul dari arah dapur.
"Hahahaha.. gila asli! Terus Tante masih ngebiarin orang gila itu tinggal di sini, Tan?" Terdengar suara bass yang samar-samar dikenal Anna.
Mendengar suara itu telah memunculkan perasaan tak enak di hatinya.
"Mau gimana lagi? Si Anna pingin melihara tuh orang gila. Biarin aja lah. Toh dia dikunci di kamarnya ini. Jadi aman.."
"Tetep aja sih, Tan, ngeri.. gimana kalo-- ehh, nona cantik dah pulang. Ga ada kelas sore, cantik?"
"... Frans. Mama." Anna malas-malasan menyapa Frans, lelaki paling menyebalkan yang pernah ia kenal. Keponakan Mama Ira ini usia nya 25 tahun. Tampan, tapi angkuh dan playboy.
Anna memilih untuk tak menjawab pertanyaan Frans, dan langsung meneruskan langkahnya menuju kamar.
Tapi Frans tak memusingkan sikap Anna padanya, lalu mengikutinya naik tangga.
"Eits. Ngapain buru-buru sih, Cantik. Gak kangen apa sama sepupu gantengmu ini?"
"... Sorry, Frans. Aku capek."
"Oo.. capek.. mau ku pijatin sini?"
Anna terkejut ketika bahunya tiba-tiba direngkuh Frans. Untung mereka sudah ada di lantai atas. Jika mereka masih di tangga, dan Anna refleks mendorong Frans, pemuda itu mungkin bisa saja terjatuh.
"Apaan sih!? Lepasin!" Anna menampik tangan Frans.
"Katanya capek.. sini ku pijatin.. yang mana yang pegal? Bahu, tangan, pinggang, atau.. ini?"
Anna menjerit dalam hati ketika Frans menggerayangi setiap anggota badan Anna yang disebutnya.
Terlebih ketika pemuda itu mulai menarik tubuh Anna hingga menempel ke tubuhnya. Spontan saja, Anna berteriak.
"Frans! Jangan kelewatan! Lepasin, enggak!"
"Mm.. enggak mau ah."
Frans lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Anna. Hal ini membuat Anna jadi semakin panik.
Akhirnya Anna pun melakukan hal yang sedari tadi sudah ingin dilakukannya. Ia menginjak jempol kaki Frans kuat-kuat.
Lalu ketika pelukan di tubuhnya sudah mengendur, Anna pun menendangkan kakinya ke arah genital pemuda itu.
"****! Cewek brengsek!" Seketika saja Frans mengaduh dan memegangi area vitalnya yang baru ditendang Anna.
Sementara Anna bergegas mengambil kunci kamarnya di kantong lalu membuka kamar, masuk, dan membanting pintunya cukup keras. Segera pula Anna mengunci kamarnya dan mengumpat Frans dari dalam kamar.
"Kamu yang brengsek! Cowok Gila!"
Buk.
Frans menendang pintu Anna sekali.
"Awas lo, An! " Ancam Frans sebelum akhirnya berlalu pergi dengan tertatih-tatih.
Dibalik pintu, tubuh Anna rubuh. Dengan rasa takut yang masih tersisa, dipeluknya kaki dan tubuhnya sendiri erat-erat.
Ini bukan kali pertama Frans melecehkannya. Dan Anna sudah sering mengadu pada Mama Ira tentang kelakuan keponakannya itu. Tapi aduan Anna tak dianggap.
Beruntungnya ia selalu bisa melawan dan lepas dari pemuda itu. Jika tidak, entahlah.
Anna menunduk dan menyembunyikan wajahnya. Ia pun menangis. Merasa terpuruk karena harus mengalami tindak pelecehan ini lagi dan lagi.
Harapan untuk bisa hidup dengan aman dan tenang di rumah ini terasa seperti mimpi yang terlampau jauh.
Sosok Ayah dan Bunda yang dilupakannya pun amat dirindukannya kini. Ia ingin memiliki sosok yang bisa dijadikannya untuk bersandar. Sosok yang mau mendengar keluh kesahnya.
Membelanya ketika dibuli. Menghiburnya ketika merasa sedih. Memeluknya ketika terluka. Tapi...
Sebuah pelukan tiba-tiba didapat Anna. Selama sesaat ia bergeming, sebelum akhirnya menyadari sosok yang memeluknya. Zizi.
Adiknya itu terus memeluk sambil menepuk-nepuk pundak Anna. Dalam diam, Zizi merengkuh Anna. Hingga perlahan tubuh Anna mulai bergetar. Anna pun menangis dalam diam.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Rini Antika
pembukaannya woow bgt..🤭
2022-12-14
2
Siti Lizardy
Sabar Anna,,💪
2022-07-23
4
la beneamata
tambal ban sepeda ngk sampe 10 rb
2022-05-09
3