~Setiap orang butuh teman untuk tempat curhat,
setidaknya satu saja.
karena ibarat teko yg setiap hari selalu diisi dengan banyak momen,
ada waktunya teko itu akan penuh..
dan mungkin akan tumpah..
itulah saat di mana ia memerlukan cangkir,
untuk berbagi isi.
jadi,, teman itu ibarat cangkir...
membersamai teko,
dalam menikmati teh yang nikmat.
(yang suka kopi, beli sendiri di warung ya!
thor udah anti kopi.😁)~
***
"Aku suka sama cowok. Dia cool, ganteng, dan smart. Pokoknya perfect banget deh menurutku," ucap Karina mengawali ceritanya.
"Pertama kali aku kenal dia tuh kukira dia dingin berhati besi. Super cuek dan sombong juga. Tapi terus aku pernah ngelihat dia caring banget ngerawat Papa nya yang sakit. Padahal gak ada orang di sekitarnya, semisal emang dia cuma pura-pura gitu ya.
"Tapi dia asli caring banget. Gak cuma ke Papa nya dia caring. Tapi juga ke adik perempuannya yang masih kecil. Padahal adiknya tuh nakal banget lho, An. Aku aja kalo main ke rumahnya tuh sering dijahilin sama adiknya. Tas Gucci-ku pernah jadi korban adiknya."
"Tapi cowok itu sabar banget ngadepin kelakuan adiknya itu. Gak pernah marah. Itu bikin aku takjub dan kagum sama dia."
"Lebih kagumnya lagi tuh he is'nt playboy. Dia cuek abis ngadepin semua cewek yang naksir dia. Aku pernah denger cerita dari Mommy. Katanya bahkan pernah ada mantan pegawainya yang coba ngegodain cowok ini dengan aksi nude."
"Tel*njang bow! Tapi cowok ini cuma natap dengan tatapan datar, terus ngomong gini, 'you were fired!' (Kamu dipecat!).
"Wow! Cerita ini hits banget bahkan sampe sekarang. Cerita ini juga yang bikin dia dapet julukan 'Prince of Ice' (pangeran es) sama kalangan sosialita. Cool banget ya!" Cerita Karina menggebu-gebu.
"Yeah.. as if you're not likely so. (Ya.. seperti kamu tidak begitu juga.)" Gumam pelan Anna.
"Hah? Apa, An?"
"No.. no.. terus apa hubungannya cowok ini sama your bad day?" Tanya Anna keheranan.
Kali ini Karina kembali terlihat lesu. Ia tak langsung menjawab pertanyaan Anna. Ia menyuap beberapa sendok es krim terlebih dahulu sebelum kembali melanjutkan kisahnya.
"Kondisi papa nya gebetanku ini sekarang lagi memburuk. Papa bilang ke aku katanya umur papanya tuh diprediksi kurang dari dua tahun lagi. Tapi papanya berharap banget bisa punya cucu sebelum dia.. dead (mati).
So, papanya nawarin perjodohan untuk gebetanku ini. Sejauh ini kudengar dia udah ketemu 6 cewek yang super elit lah di kalangan sosialita. Tapi semuanya ditolak!
"Terus aku pun akhirnya jadi salah satu cewek yang berkesempatan untuk ngalamin meet up sama cowok ini. Karena Papaku kebetulan lumayan deket sama papanya cowok ini pas mereka masih SMA dulu.
"Waktu aku ditawarin Papa untuk kencan buta sama gebetanku ini, aku syok. Kaget dan asli happy banget, An! Kupikir ini akan jadi kesempatan buatku."
"Aku ngerasa yakin kalo dia gak akan nolak aku. Karena aku menilai diriku gak kayak cewek-cewek sosialita yang pernah ditolaknya itu."
"Semua cewek itu fake. Palsu. Manis di depan, busuk banget di belakang. Sementara aku kan gak begitu."
"Menurut kamu, aku gak fake juga kan, An?" Tanya Karina tiba-tiba.
"Enggak.. kamu asli tulen kok. Asli baik. Cuma.." ucap Anna menggantung.
"Cuma apa, An?" tanya Karina agak cemas.
"Cuma kamu sadar gak sih, Rin, kalo kamu juga dapet julukan Princess of Ice di kalangan teman-teman kita? Maaf lho ini.."
"Ah. Masa sih? Emangnya aku dingin ya? Kayaknya enggak deh," Sergah Karina.
"Ya.. setelah aku kenal kamu lebih dalam, aku juga sadar kalo kamu tuh jauh dari julukan 'Princess of Ice'. Daripada julukan itu, rasanya kamu lebih tepat kalo kukasih julukan 'Princess of Ice Bear'. Soalnya penampilan kamu mungkin cuek. Tapi kamu benernya hangat banget.." seloroh Anna sambil memberi tatapan jenaka.
"Maksud kamu aku hangat kayak beruang es karena banyak bulu nya gitu hah!?" Karina merajuk.
"Hahaha.. becanda, Rin.. becanda doang."
"Tapi.. apa mungkin karena itu ya cowok ini nolak aku?" Keluh Karina tiba-tiba.
"Maksud kamu, kamu ditolak sama cowok ini, gitu, Rin?" Tanya Anna memastikan.
Karina memang memiliki bulu halus di wajah, tangan dan kakinya yang cukup jelas terlihat. Mungkin disebabkan juga oleh kulitnya yang seputih salju.
"Iya. Jadi..semalam Papa ngabarin kalo dia udah ngejadwalin lunch buat aku dan cowok ini. Aku happy banget dong."
"Makanya buat tampil se-perfect (sempurna) mungkin aku akhirnya mutusin untuk ke spa. Doll up secantik mungkin deh pokoknya. Cuma nge-wax doang yang gak aku lakuin. Soalnya aku udah ngeri duluan. Denger dari Mommy itu treatment yang lumayan sakit. so i said 'no' to wax.."
"Tapi pas tadi siang.. Aku malah dikacangin cowok ini. Aku dibuat nunggu sampe dua jam lebih. Sebelum dia akhirnya datang dan bilang, 'sorry. Saya telat. Saya ada meeting darurat. Kamu pesan aja yang kamu suka. Biar semua bill saya yang tanggung. Untuk ke depannya, tolong tolak pertemuan seperti ini lagi dengan saya. Maaf. Saya masih ada urusan lain. Bye'!" Cerita Karina sambil menirukan gaya lelaki itu.
"Hah? Ampun. Beneran pangeran es banget itu sih. Terus, dia langsung pergi gitu, Rin?" Tanya Anna.
"Yeah. Then i'm shocked. I mean.. i really shock tahu gak sih. Aku sampe cuma bisa duduk diam di sana mandangin pintu dimana dia keluar selama beberapa menit. Sampai akhirnya ada mbak waitress (pelayan) yang beraniin diri tuk negur aku dan tanya apa aku mau pesan makanan atau pulang."
"Terus kamu putusin tuk pulang dan nelpon aku ya?" Tebak Anna.
"Of course not! (Tentu tidak!)" Seru Karina berapi-api.
"Jadi..?" tanya Anna keheranan.
"He made me wait so long, Anna! (Dia membuatku menunggu lama, Anna).Two hours and more! It's so ruthless! (Dua jam lebih! Itu sangat kejam!)"
"Jadi..?" Tanya Anna penasaran.
"Well.. i give him a little retribution," (Ya.. ku beri dia sedikit pembalasan) jelas Karina dengan santainya.
Melihat wajah bersalah sekaligus kepuasan di mata Karina, Anna tak yakin kalau pembalasan yang dimaksud kawan baiknya itu sungguhan 'sedikit'.
Anna pun bertanya lagi, "how little, Rin?" (Sesedikit gimana, Rin?)
Dengan senyuman kemenangan, Karina menjawab.
"I just made his bill go up high," (Aku cuma bikin tagihannya jadi selangit) ujar Karina.
"You mean?!" (Maksud kamu?) Tanya Anna dengan tampang syok.
"Kutraktir semua orang yang ada di resto. Terus tagihannya kukasih atas nama dia. Kan dia sendiri yang mau nanggung tagihan. Yaa. Silahkan deh!" Jelas Karina dengan nada enteng.
"Kecil kan?" Lanjutnya lagi dengan senyum kemenangan.
'Ya ampun.. ngeri juga ya kalo bikin Miss satu ini marah..' Anna membatin dalam hati.
"Sayangnya aku sendiri malah belum makan. Tahu gitu tadi kenapa aku gak bawa oleh-oleh aja ya buat kita makan bareng, An?" ucap Karina lagi.
Anna hanya menggeleng-gelengkan kepalanya berkali-kali. Merasa kagum dengan tingkat kreativitas kawan karibnya itu dalam hal balas dendam.
"You are master, Rin!" (kamu hebat, Rin) puji Anna dengan tulus.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
ofie
itu Daffa deh
2023-07-09
0
N⃟ʲᵃᵃB⃟cQueenSyaⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈
cowo yg dimaksud karin kayanya Daffa
2022-08-07
2
Endang Winarsih
lanjut
2022-07-11
2