~Jodohmu bisa jadi adalah dia yang amat kau kenal.
Mungkin kau hanya lupa untuk benar-benar melihatnya sebagai "si dia"~
***
Belasan kilometer jauhnya dari rumah Anna. Di sebuah rumah megah bergaya bangunan Eropa lama, seorang pemuda tengah duduk dan menenggak soft drink.
Pandangan pemuda itu menembus pemandangan ke kaca jendela kamar yang cukup megah. Usianya masih muda, sekitar 25 tahun. Wajahnya tampan, tubuh tinggi dan cukup atletis. Jika dilihat sekilas, ia tampak seperti orang Arab-Eropa. Wajah yang membuatnya digilai oleh banyak wanita.
Ya. Adalah seorang Daffa Scholinszky, pemuda tampan itu. Ia kini sedang menunggu kedatangan Pak Kiman, sopir pribadinya. Ada hal yang mengganggu pikirannya sedari siang tadi. Dan ia menunggu jawaban yang akan dibawa oleh Pak Kiman nanti.
Tak perlu waktu lama, terdengar suara pintu kamarnya diketuk.
"Masuk." Perintah Daffa.
"Tuan Muda, saya sudah menyelidiki gadis tadi siang." Suara Pak Kiman perlahan mengisi keheningan kamar megah itu.
"Lanjutkan."
"Gadis itu bernama Anna Maharania. Usianya 21 tahun. Statusnya sebagai mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa Inggris tingkat 4 Universitas Airlangga. Ayahnya adalah aktor terkenal Jordan yang diisukan telah menghilang enam tahun lalu. Kini ia tinggal bersama ibu sambung, kedua adik laki-laki, serta satu adik perempuan yang..gila."
"...gila?"
"Ya, Tuan. Seperti itu hasil penyelidikan saya. Menurut laporan, adik perempuan nya berusia 15 tahun tapi dikurung hampir seharian dalam rumah. Disinyalir menderita schizophrenia."
"..."
"Nona Anna juga berjualan donat dan alat tulis, Tuan. "
"Berjualan?"
"Ya, Tuan. Sepertinya ibu sambung Nona Anna mengendalikan keuangan dengan cukup ketat. Jadi untuk mencukupi kebutuhannya, nona Anna berjualan donat dan alat tulis di kampus"
"... Pacar?"
"... Tak ada, Tuan Muda. Tapi.."
"tapi apa?"
"...ini baru sekadar isu, Tuan. Menurut informan saya, ibu Ira, Mama sambung non Anna, hendak menjodohkan non Anna dengan keponakannya yang bernama Frans."
Mendengar berita itu, Daffa sedikit menegakkan tubuhnya.
"Siapa dia?"
"Frans Sihombing adalah putra bungsu jendral Sihombing, partner lama Tuan Besar di Zi-Tech."
"..."
"..."
"Hobi, teman pergaulan, kegiatan sehari-hari?"
"Semua ada di laporan, Tuan. Mau saya bacakan atau Tuan Muda baca--?"
"Tinggalkan saja di meja. Kau boleh pergi."
Tak lama kemudian Pak Kiman keluar ruangan. Meninggalkan Daffa seorang diri. Pemuda itu berusaha mencerna semua informasi yang baru saja didengarnya. Setelah mencerna semua informasi asing itu, Daffa menghela nafas.
Anna Maharania. Gadis itu memiliki kemiripan yang teramat banyak dengan sosok Tasya yang diingatnya. Entah wajahnya, atau pun sikapnya.
Tasya adalah puteri sulung keluarga Frost sekaligus teman masa kecilnya. Sudah enam tahun berlalu sejak Daff melihat Tasya terakhir kalinya. Tasya menghilang tanpa jejak bersama puteri Zaiji, adiknya.
Bertahun-tahun lamanya Daff mencari sahabat kecilnya itu. Hingga akhirnya ia bertemu dengan Anna, sosok yang sangat mirip dengan Tasya. Tapi mendengar latar belakang gadis bernama Anna itu, membuat Daff jadi menyangsikan ingatannya.
Entah ia yang salah mengingat rupa Tasya, atau ada hal lain yang tersembunyi terkait gadis bernama Anna itu.
Anehnya ketika pandangan mereka bertemu di tempat makan mie laksa tadi, Daff merasakan perasaan yang sama seperti yang dirasakannya setiap kali bertemu dengan Tasya.
Sepertinya Daff harus menyelidiki gadis bernama Anna ini dengan lebih teliti. Ia harus menemui Anna kembali. Sesegera mungkin.
***
"Anna gak mau!"
Suara Anna terdengar lantang memecah keheningan di meja makan. Saat itu Anna sedang makan bersama Mama Ira, Dodi, serta Tedi. Sementara Zizi berada dalam kamar, seperti biasanya ia berada. Mama tak pernah membolehkan Anna mengajak Zizi untuk makan bersama di meja makan.
Karena pernah satu kali ia membawa Zizi, dan Bi Arum tak sengaja memecahkan piring yang kemudian mengagetkan Zizi. Zizi yang kaget akhirnya berbuat tantrum.
Kembali ke pembicaraan di meja makan saat ini. Mama Ira yang tetap cantik meski sudah memasuki usia 45 tahun itu tetap santai melanjutkan makannya. Ia tak menggubris keengganan Anna terhadap ucapannya sebelumnya. Bahwa ia memutuskan untuk menjodohkan Anna dengan Frans.
"Frans itu playboy, Ma. Dia juga abuse. Berkali-kali dia udah lecehin Anna. Dan Anna udah bilang ke Mama juga berkali-kali soal itu. Anna gak mau dijodohin sama dia, Ma. Daripada sama dia, mending Anna nikah sama Dodi."
"Ngawur kamu, An!" Bentak Mama Ira kepada Anna.
Sementara di sudut meja, Dodi yang disebut namanya malah tersedak. Remaja lelaki yang akan lulus SMA Juni nanti itu tak menyangka kalau namanya akan terseret dalam obrolan Mama dan Kakak tirinya. Diam-diam ia menunduk, untuk menyembunyikan rona merah yang menyelimuti wajahnya.
"Dodi itu adik kamu!" Bentak Mama Ira kembali.
"Adik tiri, Ma. Secara hukum dan agama, kami masih bisa menikah."
"Jangan bantah Mama, An. Kamu akan menikahi Frans. Titik."
"Tapi dia playboy, Ma. Dia bahkan udah hamilin adiknya teman Anna."
"So what? Yang penting dia kaya. Papanya eks jenderal. Keluarganya punya mitra sama perusahaan global Zi-Tech. Kamu bakal punya kehidupan yang mewah."
"Kemewahan gak bisa ngejamin kebahagiaan, Ma."
"Tapi untuk bahagia juga diperlukan uang, An."
"Tapi, Ma--"
"Dengarkan Mama! Dodi harus masuk kedokteran tahun ini. Dia perlu biaya besar. Dan Tedi, adik kandungmu juga perlu biaya untuk pengobatan jantungnya. Biayanya mahal, An. Sementara warisan Ayahmu gak bisa diambil langsung semuanya. Cuma sedikit yang bisa diambil setiap bulannya."
"Dan Paman Sam-mu bilang, kalo warisan Ayahmu bisa diambil semua ketika kamu sudah menikah. Jadi, kamu harus menikahi Frans, Anna. Demi adik-adikmu!" Jelas Mama Ira panjang lebar.
Dada Anna terasa sesak. Ada pertentangan yang sebenarnya masih ingin diteriakkan olehnya. Tapi mendengar penjelasan Mama Ira, mulutnya tiba-tiba saja terkunci.
Anna melihat Dodi, adik tirinya yang meski tak banyak waktu yang mereka lewati bersama, tapi Anna merasakan simpati untuk remaja yang akan memasuki masa dewasanya sesaat lagi itu.
Dan Tedi, adik kandung hasil pernikahan Mama Ira dan Ayah Jordan itu nampak mungil di tempat duduknya kini. Tedi memang sedari kecil sudah memiliki kelainan jantung. Di usianya yang baru menginjak umur lima tahun, Tedi sudah sangat sering bolak-balik ke rumah sakit.
Anna menunduk, mencoba memikirkan permintaan ibu sambungnya itu.
"Oke Anna harus menikah. Tapi gak harus sama Frans juga kan?"
"Kamu mau nikah sama siapa, An?" Tanya Mama Ira.
"Anna.."
"Kamu gak punya pacar. Dan Frans suka kamu. Dia udah berkali-kali bilang ke Mama kalo dia mau nikahin kamu. Pas kan."
"Tapi..."
"Udah. Kamu pikirin aja baik-baik. Tapi Mama sampein ke kamu, An. Kamu harus menikah sesegera mungkin."
Dengan kalimat terakhirnya, Mama Ira menutup pembicaraan terkait perjodohan itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
May Tanty
jangan2 Anna adalah Tasya yg hilang dengan adik nya itu😁😁
2022-07-02
2
Yulinova
seperti saya jodohku adalah tetanggaku
2022-05-10
2
NandhiniAnak Babeh
lanjut ah
2022-05-07
2