~Teman terbaik adalah dia yg paling tahu sisi terburukmu, lalu berusaha membantumu untuk memperbaikinya.
Hingga menjadi sesuatu yg indah, pada akhirnya~
***
"At last, deadline for making synopsis is due to this last month. So you all have three weeks more to make it. Is everything clear?" Ucap Mr. Heru di akhir perkuliahan sore itu.
(Terjemah kalimat ini: "Terakhir, tenggat waktu tugas membuat sinopsis adalah akhir bulan ini. Apa semuanya jelas?")
"Yes, Sir!" Jawab ke 32 mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Inggris di kelas hari itu.
Tak lama Mr. Heru pun keluar kelas. Meninggalkan semua mahasiswanya sibuk merapihkan sisa-sisa alat tulis yang masih berserakan di bangku masing-masing. Termasuk juga Anna yang kini sibuk memasukkan binder dan pulpen nya ke dalam ransel.
"Anna, donat masih ada gak? Laper nih." Tiba-tiba sebuah suara muncul di samping kiri Anna.
Tanpa menoleh, Anna sudah tahu pemilik suara itu. Salah satu langganan setia donat yang dijualnya, Sem.
"Ada, Sem. Tapi kayaknya yang rasa cokelat udah habis deh. Sebentar.. Ini dia. Gimana, mau?" Tawar Anna sambil menyodorkan boks donat pada Sem. Di dalamnya tersisa 3 donat rasa kacang, keju dan taburan gula halus.
"Yah.. gak apa-apa deh. Laper banget ini. Beli dua ya. Plastiknya mana?"
Anna pun bergegas mengambil plastik mini yang ditaruhnya di saku kiri ranselnya.
"Tanggung banget. Sisa satu lagi ini. Sekalian aja beli 3. Anna korting deh. Beli 3 jadi goceng. Ngabisin, Sem!" Rayu Anna.
"Udah ambil aja Sem. Tawaran yang sem-pur-na itu buat lo yang bergelar Sempurna!" Seloroh Bayu tiba-tiba.
Anna hampir tak mampu menahan tawa. Nama panjang Sem memang Sempurna. Yap. Hanya satu kata itu saja. Sempurna.
Entah apa yang mengilhami orang tua Sem sehingga memberi nama putra mereka dengan nama yang unik itu.
Sem yang digoda kawan karibnya itu lantas menoyor pelan kepala Bayu.
"Sial, lo!"
"Hahaha. Udah. Lumayan. Hitung-hitung sedekah ke Anna juga lho. Ngebantu dagangannya biar habis juga kan bisa dapet pahala. Eh, iya kan ya?" Seloroh Bayu lagi.
"Hmm.. gak tahu juga sih, Bay. Tapi Anna senang aja sih kalo dagangan Anna habis!" Tambah Anna.
"Iya dah. Beli 3. Uangnya pas ya berarti," Sahut Sem mengalah.
"Nah.. kalo mau nambah pahala lagi, sini yang satu donatnya bagi ke gua ya. Laper juga nih Bos!" Seloroh Bayu sambil mencomot satu donat terakhir yang hendak diambil Sem.
"Woy! Donat gua itu!" Seru Sem kesal.
Dan Bayu pun bergegas pergi membawa serta donat hasil kemenangannya dari Sem. Sementara dengan wajah bersungut kesal Sem menyusul di belakangnya.
Anna menggelengkan kepala. Merasa terhibur dengan interaksi dua kawan kelasnya itu.
"Beres, An? Balik bareng, yuk." Karina, salah satu kawan dekat Anna sudah berdiri di samping bangku Anna. Menunggunya.
"Kamu mau ke mana Rin?" Tanya Anna keheranan.
Maklum saja. Arah rumah Karina sebenarnya berlawanan dengan arah rumah Anna. Jadi tak biasa-biasanya ia mengajak pulang bersama. Kecuali..
"Ke rumah tante kamu?"
"Ke rumah Tanteku," Jawab Karina dan Anna berbarengan. Spontan saja keduanya tertawa pelan dengan kekompakan yang baru saja terjadi.
"Kita sehati banget sih. Sering banget ngomong hal yang sama barengan," Ucap Karina.
Mendengarnya, Anna hanya tersenyum mengiyakan. Memang, ia juga tak menyangka bisa akrab dengan Karina yang dijuluki Princess Ice di kelasnya.
Ini lantaran kepribadian Karina yang mandiri, bicara blak-blakan, terkesan ketus, membuat ia agak disegani oleh kawan-kawannya yang lain. Kebanyakan juga merasa minder setelah mengetahui status Ayah Karina yang seorang lawyer ternama di Indonesia.
Hanya Anna saja yang memperlakukan Karina sama seperti pada kawan-kawannya yang lain. Dan mungkin itulah yang membuat Karina nyaman berkawan dengan Anna.
Oleh sebab sifat keterbukaannya dalam berkawan. Jadi tak ada kepura-puraan yang perlu dikhawatirkan dalam berteman dengannya.
"Boleh deh, Yuk. Tapi aku ikut sampe Benda aja ya, Rin. Mama Ria minta aku anterin baju ke butik Sphera. Mau ngecilin baju."
"Hm? Mami Kamu emangnya kurusan, An? Ampe mau ngecilin baju," Tanya Karina.
"Mm.. rasa-rasanya sih gak deh. Mungkin baju baru kali ya yang belum sempet dikecilin."
"O.. i see.. oke deh. Yuk, cabut."
"Yuk! Tapi aku anter boks donat dulu ya ke lantai satu," Ucap Anna.
Dan kedua karib itu pun pergi bersama.
Setelah menyetor uang donat hari itu sekaligus boks nya juga kepada Melvi, Sang agen donat, Anna dan Karina pulang menaiki mobil Mazda nya Karina. Gadis itu memang terbiasa diantar jemput oleh Pak Kurdi, sopir pribadi Ayah Karina.
"Sore, Pak Kurdi!" Sapa Anna pada lelaki paruh baya itu.
"Sore juga, Non. Non Anna sehat?" Jawab Pak Kurdi sambil membuka pintu mobil untuk keduanya masuk.
"Alhamdulillah, Pak. Sehat. Bapak sehat juga kan?"
"Alhamdulillah, Non. Saya juga sehat. Ayo pulang sekarang."
"Yuk."
Setelah menaiki mobil, Anna dan Karina melanjutkan perbincangan mereka.
"Mr. Heru cool banget ya. Ngasih tugas baca novel terus dibikin sinopsisnya. Ini sih tugas yang nyenengin ya. Kamu mau pilih novel yang mana, An buat dibikin sinopsisnya?" Tanya Karina tiba-tiba.
"Emm.. kayaknya aku mau buat sinopsis untuk novelnya J.K. Rowling yang The Cuckoo's Calling. Aku udah pernah baca itu soalnya."
"Oh. Seru ya?"
"Yah.. lumayan lah. Kalo kamu, Rin, mau pilih novel yang mana?"
"Mm.. kayaknya yang Sandra Brown deh. Abang ku soalnya punya koleksinya kayaknya."
"Hah? Bang Idham punya koleksi Sandra Brown?" Tanya Anna keheranan.
"Hahaha. Gak nyangka ya? Tau tuh Abang. Muka manly tapi bacaannya girly. Hihihi."
"Hihihi"
Keduanya asik cekikikan menertawakan fakta terkait Bang Idham.
"Wah, Non. Nanti saya bilangin lho ke Abang Idham nya kalo Non ngejekin dia." Tiba-tiba Pak Kurdi ikut berceletuk.
"Eh, jangan dong Pak. Bisa-bisa gak dapet jatah lego, saya, pas Abang pulang dari Australi!" Seru Karina sedikit panik.
"Becanda, Non."
"Beneran becanda ya, Pak. Jangan dibilangin lho. Nanti saya nangis beneran lagi!" Seru Karina menegaskan.
"Iya. Becanda, Non."
"Bang Idham ke Australia lagi, Rin?" Tanya Anna tiba-tiba.
"Iya. Katanya ada ekspansi mau buka cabang baru di sana."
"Wah. Berarti kantornya maju ya."
"Yap. Dan Aku bangga banget. Bang Idham akhirnya bisa ngebuktiin ke Daddy kalo dia bisa sukses juga di dunia bisnis. Padahal Daddy ngarep banget Mas Idham bisa jadi lawyer juga kayak dia."
"Dan daddy-mu juga masih minta kamu tuk jadi lawyer kah?" Tanya Anna tiba-tiba.
"Hhh.. iya. Padahal Aku udah jelasin berkali-kali kalo aku pingin jadi guru seperti Mommy. Tapi Daddy masih juga nawarin profesi lawyer ke Aku. Hampir tiap hari pula!" Keluh Karina.
"Sabar aja, Non. Ayah Non juga kan niatnya baik. Pingin ngasih profesi yang bisa beliau bantuin buat Non," Celetuk Pak Kurdi dari kursi sopir.
"Iya, Pak. Karina tahu itu kok. Gak marah juga sih. Biasa aja nanggapinnya. Namanya juga orang tua kan. Pasti mikirnya pingin yang terbaik buat anak," tutur Karina.
"Tapi kan kita milih profesi yang bikin kita effortless ngejalaninnya. Jadi have fun aja gitu ngejalaninnya. Walau secapek apapun profesi itu, kalo hati seneng kan gak ada beban ya, An," ucap Karina kembali seraya melirik ke Anna.
"Iya. Coba jelasin aja baik-baik ke Daddy mu, Rin. Dan buktiin juga ke Daddy kamu kalo profesi guru juga sesuatu yang bisa dibanggakan."
"Yap. Pasti itu."
"Eh. Aku berhenti di depan nih. Pak Kurdi, nanti tolong berhenti di depan butik Sphera ya, Pak!" Ujar Anna tiba-tiba.
"Oke, Non."
Tak lama, mobil berhenti dan menurunkan Anna.
"Salam buat Tante Maya ya, Rin."
"Oke. Jumpa besok ya, An. See yaa.."
"Bye.."
Dan Karina serta Pak Kurdi pun kemudian berlalu pergi. Sementara Anna mulai melangkahkan kakinya menuju pintu masuk butik Sphera.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Seorang Awan Jenggot
paragraph ?
2022-12-20
1
Ryoka2
Kalo aku yang ditanya kayak nya jawab yes yes doang 🤭
2022-05-16
2
Ryoka2
Mampir Thor 👍
2022-05-16
2