~Ipar apa yang diidam-idamkan kebanyakan orang, hayoo...??
...
...
jawabannya:
"Ipar-at Sipil Negara"
...
qiqiqiqiqii..🤣🤣🤣🤣✌️✌️~
***
Dengan gemas, Anna diam-diam mencubit pinggang kiri Daffa. Ia merasa sebal karena Daffa tak memberinya persiapan terlebih dahulu sebelum menghadapi keluarga pemuda itu.
Yang dicubit, Daffa berusaha menahan nyeri di pinggangnya. Interaksi keduanya itu tak luput dari mata awas Marine.
Marine terlihat diam berpikir. Lalu kembali berkata, "well..sorry dear Anna. I don't recognize you just now. It's Daffa's fault, to never bring any girl back home. I even though he'll be single forever. I'm quite shocked to know that he has a girlfriend as beautiful as you.." ucap Marine tanpa putus.
(Hmm.. maaf ya Anna. Aku tak mengenalimu tadi. Ini salah Daffa, yang tak pernah membawa seorang gadis pun main ke rumah. Aku bahkan mengira, kalau dia akan jomblo selamanya. Aku cukup terkejut saat mengetahui kalau dia punya pacar secantik dirimu..)
Seulas senyum lebar menghiasi bibir Anna. Ia tak langsung menjawab sapaan Marine. Anna malah memberi lirikan ke arah Daffa yang masih terlihat kalem dan cool. Seolah-olah bukan dia yang sedang dibicarakan oleh Marine.
Tak segera mendapat tanggapan dari Anna, Marine kemudian lanjut bicara.
"Sorry.. mm.. maaf. Apa kamu gak paham dengan ucapan saya tadi?" Ucap Marine dengan wajah yang tak menampakkan rasa bersalah.
"Saya sudah terbiasa speak English. Jadi jarang speak Indonesia," jelas Marine lagi.
Buru-buru Anna menjawab, "No, i understood, Marine. Actually i'm a college student. I'm taking english education programme".
(Gak apa-apa. aku ngerti kok, Marine. Sebenarnya aku seorang mahasiswi. Jurusanku adalah pendidikan Bahasa Inggris.)
Sekelebat shock tampak melintasi wajah Marine saat mendengar penuturan Anna itu.
"So you are a teacher?" Marine menegaskan profesi Anna kelak sambil melihat pada Daffa dengan pandangan bertanya.
Anna menangkap kalimat lain dibalik kalimat yang diucapkan Marine. Seolah-olah ia tak menyangka kalau Daffa akan memilih pendamping dengan profesi guru.
Merasa profesi impiannya kembali dianggap remeh, Anna pun kembali menegaskan.
"Yeah. I'll become a teacher someday. A good teacher, insha Allah. I'm proud of my dream."
(Ya. Aku akan menjadi seorang guru kelak. Seorang guru yang baik, insha Allah. Aku bangga dengan mimpiku ini)
Menyadari ia telah membuat Anna tersinggung, Marine pun segera meminta maaf.
"Oh. Sorry Anna. I don't mean to look down upon your profession just now."
(Oh. Maaf Anna. Saya tak bermaksud memandang rendah profesimu tadi)
"Never mind," sahut Anna singkat.
Nampaknya di pertemuan pertamanya dengan Marine ini, Anna sudah langsung mengetahui kalau ia tak akan bisa cocok dengan 'calon kakak ipar' nya ini.
Daffa langsung menyadari mood Anna. Pemuda itu pun bergegas pamitan pada Marine dan Catherine sebelum kakaknya itu kembali mengajak berbincang.
"Sorry, Sis. We had to go now (Maaf, Kak. Kami harus bergegas)," ucap Daffa seraya merangkul bahu Anna untuk segera memasuki sebuah ruangan di dalam butik.
"Oke. Nice to meet you, Anna!" Ucap Marine. (Oke. Senang bertemu denganmu, Anna)
"Nice to meet you too, Marine," Balas Anna dengan anggukan singkat.
"Bye uncle Daff!" Terdengar suara Catherine menyapa Daffa.
Daffa memberikan senyuman hangat kepada Cathy sebelum pergi. "By, Catherine."
Dan kemudian, pertemuan singkat dengan Marine dan Catherine pun berakhir. Anna dan Daffa melangkah ke dalam salah satu ruangan di dalam butik.
***
"Aiyo, yo.. Uda ganteng pasti ketemu dengan Uni Marine ya di luar?" Sebuah suara cempreng menyambut Anna dan Daffa di langkah pertama mereka saat memasuki ruangan di butik.
Anna mendapati sosok pria dengan gerak-gerik kemayu sebagai pemilik suara cempreng tadi. Pria itu terlihat masih muda. Mungkin berkisar awal 30-an. Ia memakai baju khas pemuda India lengkap dengan syal yang tersampir setengah melingkari kedua sisi lehernya.
"Yan Chen," Sapa Daffa pada pemuda berpenampilan kemayu itu.
"Uda! Berapa kali ay bilang ke you. Panggil ay Jason. Bukan Yan Chen!" Protes Yan Chen seraya menghampiri mereka.
Daffa tak menggubris ucapan Jason dan memilih untuk duduk pada salah satu sofa dalam ruangan itu. Anna yang bahunya masih ditawan Daffa pun mau tak mau ikut duduk di jok sofa samping tempat Daffa duduk.
Jason lalu ikutan duduk di sofa yang berhadapan dengan Daffa dan Anna.
"Hello.. hello.. siapa ya nama unni cantik ini?" Tanya Jason dengan ceria seraya mengulurkan tangan. Mengajak Anna berkenalan.
Dengan spontan Anna pun menjawab uluran tangan Jason.
"Anna."
Baru sekitar dua detik tangannya bersalaman, Daffa langsung menarik tangan Anna dan menahannya dalam genggamannya.
"Hati-hati. Jangan tertipu sama penampilan Yan Chen. Walau sikapnya feminin begitu dia juga suka perempuan. Dia bi," Jelas Daffa kemudian.
"Bi?" Anna mengerjap kebingungan. Tak mengerti dengan jalan pikiran Daffa.
"Biseksual. Dia suka perempuan, juga suka laki-laki," Ujar Daffa kembali.
Anna lalu melihat Jason. Yang dilihat malah tersenyum-senyum. Tak menyanggah ucapan Daffa tentangnya.
"Aiyo.. yo.. belum apa-apa you sudah buat unni cantik ini takut sama ay. Sepertinya unni ini cukup spesial buat uda ganteng, hah?" Tebak Jason seraya mengerdipkan sebelah matanya pada Daffa.
Daffa mendengus tak menggubris ucapan Jason. Sementara Anna masih sibuk menilai Jason. Ia tak tahu harus merasa takut atau tidak pada pemuda kemayu itu. Tapi entah kenapa, batin Anna mengatakan kalau ia akan berteman sangat baik dengan Jason.
"Jadi, siapa ya Unni Anna ini? Kenal di mana dengan uda Daff? Kalian berdua ni statusnya apakah?" Tanya Jason bertubi-tubi pada Anna.
Anna gelagapan menjawab pertanyaan yang ditujukan padanya itu.
"Kami.. kenal di.."
"Yan Chen, stop it please. You scared her." (Yan Chen, tolong berhenti. Kamu membuatnya takut) tegur Daffa.
"Oke.. oke.. ay minta maaf lah ya unni. So, you tadi jumpa unni Marine kah, Uda? Tetap beringas ya macan di rumahmu itu!" Seru Jason mengalihkan topik.
'Mereka masih membincangkan Marine kah? Tapi kenapa mereka memberi gelar macan pada kakak Daffa itu?' batin Anna bertanya-tanya.
"Tadi unni-mu itu, Da. Komplain soal pesanan bajunya untuk ke pesta ulang tahun Om Besar. Katanya mutiara yang ay pasang di bajunya tak berkilau seperti yang dia inginkan. Cih. Macam dia bisa ambil mutiara sendiri saja ke dasar laut sana.
"Sibuk benar menilai hasil karya ay yang sudah susah payah ay rancang buat dia!" Gerutu Jason seraya mengipasi diri dengan kipas tangan berwarna merah gold.
"You tahukah unni," Cerita Jason pada Anna.
"Ay dah buat rancang baju tuk artis internasional pun tak ada yang komplain dengan hasil rancangan ay. Unni Macan Marine tu memang cari masalah di mana-mana. Sampai-sampai ay pun kena getahnya!" Keluh Jason lagi.
Anna merasa bingung mendengar penuturan Jason ini. Sepertinya dugaannya tentang Marine memang cukup beralasan. Setelah mendengar kalau Jason pun mengeluh tentangnya.
"Cukup tentang dia. Jadi, you-you ke sini tu mau pesan baju untuk acara apakah?" Tanya Jason tiba-tiba.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Noviyanti
wkwkwk 🤣🤣
2022-07-01
1
Yukity
semangaat🆙😍
2022-05-23
1
NandhiniAnak Babeh
lelaki jadi²an 😂😂😂
2022-05-08
2