"Buk Pak Amiraa pamit sik nggih" Ucap Amiraa berpamitan pada kepada orang tuanya.
"Bu Ayah Amiraa pamit dulu ya"
Sore itu langit begitu cerah cahaya oranye diujung barat dengan indahnya.
"Iyo nak ati ati nang kono yo" Jawab Ibu Amiraa
"Iya nak hati hati ya disana"
Amiraapun lantas beranjak melangkahkan kakinya menuju halaman rumah yang sudah ada seorang pria yang menunggunya diatas motor pria yang kerap kali Amiraa panggil dengan sebutan mas Rizal yang merupakan suami dari Laras saudara jauh Amiraa.
"Ayo mas Rizal" Ucap Amiraa.
"Koe wes pamitan to mir nang Ibuk Bapakmu" Ucap Rizal
"Kamu sudah berpamitan belum Mir sama Ibu dan Ayahmu"
"uwis mas" Jawab Amiraa sembari naik keatas motor.
"Sudah mas"
Perjalan pun dimulai sesekali Amiraa menoleh kebelakang melihat Ibu dan Bapaknya yang berdiri dihalaman rumah sambil menatap keberangkatannya.
Rasa sedih dan bersalah menyelimuti hati dan pikiran Amiraa disepanjang perjalanan ada sebuah rasa yang tidak mampu ia jelaskan ketika ia terpaksa meninggalkan kedua orang tuanya.Terlebih kondisi ayahnya yang akhir akhir ini sering terlihat kurang sehat.
Perjalanan memakan waktu hampir setengah hari baru Amiraa sampai dirumah saudaranya mereka berhenti disebuah rumah yang tidak begitu besar dan Rizal menyuruh Amiraa untuk turun.
"Mari masuk Miraa" Ucap Rizal sembari melepas helm yang ia pakai begitupun dengan Amiraa
"Iya mas" Jawab Amiraa.
Baru saja keduanya membuka pintu Amiraa dikejutkan dengan pelukan Aska yang baru berusia empat tahun.
"Mbak..gendong." teriak Aska sembari menghambur kepada Amiraa.
Lantas Amiraapun menaruh tas besarnya dan beralih menggendong Aska anak kecil yang tampan dan begitu menggemaskan itu.
"Azka turun dek mbak Miraa capek tuh" Ucap Laras dari arah dapur.
Amiraapun bersalaman dengan sepupunya itu.
"Mira" Panggil laras.
"Iya mbak ada apa?" tanya Amiraa
"Kamu mau tidur dikamar mana atas atau bawah?" Tanya Laras.
"Emm terserah deh mbak" Jawab Amiraa sedikit sungkan.
"Tapi ya begini adanya karena ada Aska jadi aku tidak sempat untuk beres beres rumah kalaupun kamu mau tidur dibawah itu yang sebelah sana kamar tamu dan sebelahnya masih berantakan sih karena sengaja mbak kosongin khusus buat mainan Awka kalau diatas ada tempat tidur tapi masih kotor soalnya kamar satunya mbak tempatin dan satunya lagi buat mushola pribadi gak papa kan Mir?" Ucap Laras menjelaskan.
"Iya mbak gak apa apa sebelumnya maaf kalau ngerepotin" Ucap Amiraa.
"Amiraa tidur dikamar bawah saja dulu deh mbak kalau gitu" Ucap Amiraa.
"Kamu yakin Miraa" Tanya Laras.
"Iya deh mbak gak apa apa kok" Jawab Amiraa dengan penuh keyakinan.
"Yasudah barang barang mu taruh di lemari sana ya maaf kamar itupun tidak sepenuhnya kosong masih ada baju bajuku yang sudah tidak muat kalau ditaruh dilantai atas" Ucap Laras.
"Iya mbak gak papa kok" Jawab Amiraa lantas Amiraapun memasuki kamar yang sudah disediakan oleh Laras meski badannya terasa lelah karena perjalanan mau tidak mau Amiraa harus menata kamar kecil yang akan ia tempati.
Dengan telaten dan penuh hati hati Amiraa menata semua barang yang berserakan termasuk semua milik Laras.
Hingga menjelang tengah malam Amiraa baru saja selesai dan buru buru ia bergegas mandi dan sialnya Amiraa lupa tidak membawa handuk.
"Haduhh gimana nih" Gumam Amiraa yang tak lama kemudian terdengar langkah seseorang yang berjalan menuju dapur.
"Mbak laras" Panggil Amiraa memberanikan diri.
"Iya ada apa Mir" Jawab Laras.
"Mbak maaf ada handuk tidak?" Tanya Amiraa.
"Ada kok Mir kamu lupa gak bawa ya" Tanya Laras sembari berjalan mengambilkan Amiraa handuk.
"Iy...iya mbak" Jawab Amiraa.
"Nih buka pintunya" Ucap Laras.
Amiraapun segera membuka sedikit pintu kamar mandi dan mengulurkan tangannya meraih handuk yang diberikan Laras
"Terimakasih ya mbak" Ucap Amiraa.
"Pakai saja itu untukmu" Jawab Laras.
Tak lama Amira pun keluar dari kamar mandi dengan rambut yang terbungkus handuk yang telah diberikan Laras.
...****************...
Pagi mulai menampakkan sinar mentari nya yang hangat menembus sebuah gorden tipis yang mengenai tepat di wajah putih Amiraa.
"Miraa kamu dandan yang rapi ya pagi ini kita akan menuju tempat kerjamu untuk interview" Ucap Laras dibalik pintu kamar.
"Interview pagi pagi begini?" Tanya Amiraa dalam batin.
"Amiraa" Panggil Laras karena Amiraa tak kunjung menyahuti ucapannya.
"Oh emmm..iya mbak" Jawab Amiraa seraya segera membereskan tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments