Amiraa:Di Penghujung Penantian
AMIRAA LITUHAYU HUMAIRA RENGGANIS
Kerap kali disapa Amiraa bahkan dipanggil Miraa merupakan seorang gadis yang beranjak dewasa.Tinggal di sebuah desa yang letaknya tepat dibawah kaki gunung xxx bersama kedua orang tuanya.
Amiraa yang merupakan anak tunggal tidak menjadikan dirinya manja mengingat kedua orang tua kandungnya telah tiada sejak ia kecil dan saat itu pula Amiraa diasuh oleh kedua orang tua angkatnya saat ini.
Amiraa gadis periang yang tingkat dewasa dan kecerdasannya melebihi anak anak yang usianya sebanding dengannya.
Saat memasuki bangku skolah menengah pertama Amiraa tak tega jika melihat kedua orang tuanya bersusah payah membiayai sekolahnya oleh karena itu Amiraa memutuskan untuk bekerja seadanya demi membantu perekonomian keluarganya yang saat itu usia Amiraa baru menginjak 15 tahun ia memutuskan bekerja sebagai art disebuah rumah mewah milik orang paling kaya di desa itu.
Suatu ketika hingga menjelang wisuda sekolah menengah keatas Amiraa bertekad untuk mencari pekerjaan diluar kota demi merubah nasib hidupnya.
Amiraa yang memiliki hati yang lembut sebenarnya tidak tega jika harus meninggalkan kedua orang tuanya yang sudah mulai terlihat lanjut usia sendirian di desa itu terlebih mereka juga tidak memiliki sanak saudara lainnya.
Malam harinya Amiraa terlihat gelisah berdiri disamping jendela ruang tamu.Tiba tiba saja seorang wanita tua yang tak lain adalah ibu Amiraa memanggil Amiraa untuk segera makan malam.
"Nduk ayo maem disik bapakmu uwis ngenteni"
"Nak ayo kita makan dulu Ayahmu sudah menunggu" Ucap ibuk Amira..
"Nggeh buk"
"Iya bu" Jawab Amira lirih.
...****************...
JEAN RENNO TNUNAY
Seorang pria tampan dan mapan yang memiliki paras wajah sempurna dimata kaum wanita.Meskipun hanya berkerja disebuah pabrik ternama namun penghasilan Renno setiap bulan melebihi senior senior yang lainnya kerap kali Renno dipercaya oleh atasan untuk menghandle semua pekerjaan dipabrik.
"Hey bro" Ucap seorang pria sambil menepuk bahu Renno yang tengah duduk bersantai dibelakang gedung pabrik.
Tanpa menjawab sepatah katapun Renno hanya menoleh saja.
"Sendirian mulu mana bengong lagi awas nanti kesambet setan prawan lo heheheh" Ucap teman Renno diiringi tawa.
"Kalaupun setannya nyambet gue ntar gue lempar ke elu,dasar teman laknat" Jawab Renno simpel sembari menyesap rokok yang ada diantara jemarinya.
"Kenapa gue kan yang jomblo lo Ren" Ucap teman Renno yang bernama Vian.
"Eh lo lupa kan kita sama" Jawab Renno.
"Ya tapi kan gue masih doyan sama cewek Ren lah Lo kenapa cobak dari dulu gak pernah tuh gue lihat pacaran kek atau jalan kek sama cewek" Ucap Vian.
"Masak iya sih gara gara ditinggal nikah sama mantan lo yang waktu kita smk lo jadi kayak gini" Sambung Vian lagi.
Seketika Rennopun menoleh dengan malas kearah Vian yang hanya nyengir kuda setelah itu dengan perlahan menggeser duduknya sedikit menjauhi Renno.
"Resek banget sih lo ganggu jam istirahat gue tau gak" Jawab Renno acuh.
"Gue salah mulu deh Ren lo ya kalo kayak begini tuh lebih berkesan kayak emak emak yang didalam nih yang mungkin lagi PMS kali yak atau kurang jatah dari suaminya bawaannya tuh emosi mulu mana sensi lagi" Ucap Vian nerocos bagaikan kereta yang tidak memiliki stasiun.
Rennopun sontak berdiri sembari mengambil kemeja seragam kerjanya yang ada pada sandaran kursi meninggalkan Vian seorang diri disana.
"Eh Ren lo mau kemana?" Ucap Vian.
"Mau pergi gue males ada emak lampir lagi ceriwis disitu" Jawab Renno sembari memakai seragamnya.
"Lah gue lo tinggal sendirian Ren" Ucap Vian namun kali ini Renno tak menyahut kembali.
"Ren ah lo mah badan doang yang sangar" Ucap Vian.
Memang Renno sendiri memiliki kebiasaan buruk semenjak ditinggal menikah oleh sang kekasihnya dimasalalu dimana setiap ia merasa banyak sekali beban pikiran ia akan meminum minuman beralkohol sehingga membuatnya mabuk terlebih pula tatto di lengannya juga simbol dimana ia pernah begitu sangat patah hati dan kecewa.
...****************...
Malam semakin larut diluar sana hujan kecil kecil mulai turun membasahi permukaan tanah,udara dingin mulai berhembus hingga seolah merasuk kedalam tulang.
Amiraa masih terjaga dalam posisi berbaring rasa bimbang menyelimuti hati dan pikirannya tak lama kemudian ibu amiraa datang memasuki kamar Amira.
"ono opo to nduk kok hurung turu ki"
"ada apa sih nak kok belum tidur" Ucap Ibu Amira sembari membelai lembut puncak kepala Amiraa.
"Miraa bingung lo buk"
"Miraa bimbang bu" Jawab Amiraa singkat.
"Lah koe ki bingung nyapo nduk kene cerito nang ibuk"
"Lah kamu ini bimbang kenapa sini cerita sama ibu" Ucap Ibu Amiraa.
Amiraapun lantas mendekatkan dirinya dan menaruh kepalanya tepat dipangkuan sang ibu.
"Amiraa iki arepe kerjo buk tapi adoh panggone"
"Amiraa mau kerja bu tapi tempatnya jauh" Jawab Amiraa sedikit sendu.
"Lah nyapo kok golek sing adoh kerjo nang pak mandor kui lak podo wae to nduk emange arep kerjo nandi koe terus leh turu yokpo"
"lah kenapa kok cari yang jauh,kerja di pak mandor kan sama saja sih nak memangnya mau kerja dimana nanti kalau tidur bagaimana?" Tanya ibu Amiraa yang memang hawatir jika Amiraa harus pergi jauh.
"Amiraa arepe kerjo nang kota xxxx buk mengko nginep omahe mbak Laras,iki wae sing ngandani yen ono kerjoan iyo mbak laras buk"
"Amiraa mau kerja di kota xxxx bu nanti numpang menginap dirumahnya kak laras,ini saja yang ngasih tau kalau ada pekerjaan ya mbak Laras" Jawab Amiraa lesu.
"Lah opo mbakyumu iki ora kabotan yen ono koe nduk,kan de'ne uwis rumah tangga pisan"
"Lah apa kakakmu (sepupupu) ini tidak keberatan kalau ada kamu nak kan dia sudah berumah tangga" Jawab Ibu Amiraa sembari masih setia mengelus kepala Amiraa.
"Ora buk malah syukur ono koncone Aska tapi Amiraa bingunge dudu soal kerjone tapi mengko yen Amiraa tinggal bapak kalih ibuk yok nopo"
"Tidak bu katanya malah bersyukur nanti Aska ada temannya tapi Amiraa bimbangnya bukan soal pekerjaannya tapi nanti kalau Amiraa tinggal Ayah sama Ibu bagaimana" Jawab Amiraa dengan sejujurnya.
"Yowis ibuk karo bapak ora opopo nduk yen pancen kui kekarepanmu ibuk bapak pancene ngenei koe isone yowis ngeneiki orapopo yen koe arepe kerjo adoh pesene ibuk sing ngati ati tindak sak lakumu pikiren ping pindo mergo apese cilokone awakmu kui tergantung awakmu dewe nduk ibuk dungakno mengko yen bali koe uwis dadi bocah sing sukses uripe ora abot koyo ngeneki,wes ndang turu ibuk ngjini koe kok"
"Yasudah Ibu sama Ayah tidak apa apa nak kalau memang itu sudah menjadi keinginanmu,Ibu sama ayah memang bisanya ngasih yang seperti ini tidak apa apa jika kamu mau kerja jauh pesan ibu hati hati disana kalau bisa setiap ambil keputusan dan tindakan itu dipikir dua kali karena nasib apes dan celakanya kamu itu ya tergantung kamu nya sendiri nak ibu cuma bisa berdoa semoga nanti kalau sudah kembali menjadi anak yang sukses tidak hidup susah seperti sekarang ini,sudah cepat tidur Ibu ngasih ijin kok" Ucap Ibu Amiraa dengan tegar meski didalam batinnya ia tak pernah rela dengan kepergian Amiraa.
"Ngapurane Amiraa nggeh buk wis marai ibuk sedih"
"Maafin Amiraa ya bu sudah membuat Ibu bersedih" Jawab Amiraa yang merasa tak enak hati telah melukai hati seorang ibunya.
"Ora nduk wes age ndang turu uwis bengi sesuk ibuk terke nang pak mandor yen koe arep prei kerjo"
"Tidak nak sudah cepat tidur sana sudah malam besok ibu antar kerumah pak mandor kalau kamu mau berhenti kerja" Ucap Ibu Amiraa.
Amiraapun hanya mengangguk sebelum ibunya pergi dari kamarnya sekilas Amiraa melihat wajah ibunya yang seolah olah menahan sesuatu yang akan tumpah dari wajah wanita hampir lanjut usia tersebut.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments