"Amiraa" Panggil seseorang yang kala itu tengah berdiri tepat dibelakangnya.
Amiraapun berbalik badan menatap seorang pria tinggi yang baru saja memanggil namanya tak dipungkiri bahwa tinggi Amiraa hanya sampai batas dada pria itu.
"Iya mas Dody ada apa?" Jawab Amiraa.
"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu" Ucap Dody seraya menarik tangan Amiraa berjalan menuju ruang istirahat.
"Ada apa sih mas penting ya sampek kesini segala" Ucap Amiraa tanpa curiga.
Sesampainya diruangan kecil tersebut sebuah serangan pada bibir Amiraapun tak mampu terhindar Amiraa mencoba meronta meski kini tangannya telat dikunci keatas oleh Dody.
Buliran bening itupun mengalir disela sela pipi Amiraa rasa marah benci dan ketakutan beradu menjadi satu.
Puas dengan itu Dody pun meregangkan genggamannya pada tangan Amiraa begitupula ciumannya yang secara membabi buta.
Amiraa terdiam membisu pandangannya kini menjadi kosong bahkan matanya tak berkedip sama sekali membuat Dody menjadi bingung.Niat awal yang hanya ingin melumpuhkan Amiraapun kini berubah menjadi adegan yang sangat mengerikan.
Ketika Amiraa bukanlah Amiraa yang sesungguhnya keluar terlihat jelas dibalik anak rambut Amiraa yang acak acakan itu bola mata Amiraa berubah menjadi putih.
Glekkk...Dody menelan salivanya dengan kasar wanita dihadapannya yang baru saja ia cumbu dengan paksa kini berubah terlihat menjadi sosok yang menyeramkan.
"Amiraa" Panggil Dody dengan suara lirihnya
"Amiraa maaf aku telah berbuat kasar padamu" Ucap Dody sedikit beringsut berjalan mundur.
"Amiraa maaf aku hanya cemburu melihatmu semalam bersama pria brengsek itu aku mencintaimu Amiraa" Imbuh Dody dengan suara yang sangat lirih hingga nyaris tidak terdengar.
Namun Amiraa tetap melangkah maju tangannya kini meraba sesuatu yang ada dipunggung nya sesuatu yang membuat Dody bergidik ngeri.
"Amiraa jangan begitu sayang" Ucap Dody seraya melihat pisau buah yang ada pada genggaman Amiraa.
"A..aku benci pria brengsek" Ucap Amiraa dengan suara yang sangat berbeda.
"Amiraa maafkan aku,aku takut kehilanganmu aku mencintaimu sejak awal kita bertemu" Ucap Dody.
Pagi itu meski udara diluar sangatlah sejuk berbeda lagi dengan suasana caffe terutama didalam ruangan yang kerap kali digunakan untuk istirahat.
"Si..siapa yang kau panggil Amiraa?ti..tidak ada Amiraa disini..han..hanya aku dan kau bajingan" Ucap Amiraa yang kini tubuhnya telah dikendalikan oleh Emilia yang mengambil alih disaat saat Amiraa merasa ketakutan tanpa sadar batinnya memanggil Emilia.
"Amiraa jangan begitu aku tau kau hanya menakuti ku saja kan" Ucap Doddy seraya berusaha merebut pisau buah itu dari genggaman Amiraa.
Siapa sangka jika pisau itu malah benar benar melukai telapak tangan Dody hingga darah segar pun terlihat mulai menetes dari tangannya.
"Ja..Jauhi Amiraa jika kau masih ingin hidup!!jangan ganggu Amiraa ku lagi!!!" Ucap Emilia menggunakan raga Amiraa suaranya yang khas bukan orang lokal itupun terdengar sangat mengerikan ditambah dengan teriakannya.
"Akkkkhhh" Ucap Dody dikala merasa luka itu semakin dalam.
"Jauhi Amiraa ku!!!". Teriak Emilia diiringi dengan ambruknya Amiraa kelantai begitupula pisau yang ia genggam turut jatuh dengan darah Dody yang terlihat membasahinya.
"Keparatt!!" Umpat Doddy kesal sambil memandang kearah Amiraa.
Sejenak ia mencari sebuah kain untuk membalut lukanya sementara seraya terduduk dilantai dan menghidupkan rokoknya Dody memandang kearah Amiraa yang kini masih terbaring dilantai.
"Siapa kau Amiraa" Lirih Dody sebelum ia berusaha menggendong tubuh Amiraa dan membaringkannya pada sebuah sofa caffe.
Dody berjalan dengan sangat hati hati bahkan langkahnya menghindari sorot dari kamera CCTV yang mana pada saat itu ia sudah menyusun rencana jika anak anak yang lain termasuk pak San datang tidak akan merasa curiga.
Dengan santainya ia mencuci pisau buah yang bersimbah darah lalu mengembalikannya pada tempat asal.
"Bagaimana mungkin dia bisa membawa pisau buah jika tadi dia hanya sedang membuat es batu dan lagi bagaimana mungkin bola matanya hanya terlihat sangat putih begitu dengan bahasanya yang terdengar seperti orang asing" Gumam Dody.
"Hay Dody" Sapa Anang yang baru datang bersamaan dengan Eden yang sengaja datang lebih awal meski saat ini harusnya dia masuk sore.
"Amiraa kenapa mas" Ucap Eden diiringi dengan Anang yang ikut melihat.
"Pingsan lagi Dod?" Tanya Anang sembari menepuk pelan pipi Amiraa.
Dody hanya diam tak bergeming lalu Anang memperhatikan tangan Dody yang kini sudah dibalut perban dengan sedikit darah yang terlihat timbul.
"Dod tanganmu kenapa bisa luka seperti itu dapat dari mana?" Tanya Anang begitupula Eden yang terlihat bingung dengan apa yang sudah terjadi.
"Tidak apa hanya terluka sedikit saat menolong Amiraa pingsan di tangga" Jawab Dody berbohong.
"Astaga benar benar menakutkan anak ini" Ucap Eden seraya berusaha membangunkan Amiraa.
" Amiraa!!" Ucap seorang pria yang berada diambang pintu.
Eden Anang begitupula Dody mereka menoleh kearah sumber suara yang tak lain itu adalah Renno yang niatnya meminta maaf karena tidak bisa mengantar kerja Amiraa pagi ini.
"Amiraa bangun Ra" Ucap Renno seraya memindahkan kepala Amiraa kepangkuan nya.
"Mas minta kayu putih" Ucap Renno kepada Anang tak dipungkiri kini wajah Renno begitu terlihat cemas dan hawatir pada Amiraa.
"Dia pingsan di tangga lalu aku menolongnya" Ucap Dody.
Renno hanya diam ia masih sibuk berusaha membangunkan Amiraa namun kini pandangannya teralihkan bada sedikit noda darah pada baju Amiraa begitupula disela sela kuku cantik Amiraa.
?Amiraa tidak mungkin memasak kan selama bekerja disini apalagi memegang hal yang berbau darah lantas mengapa ada darah?" Batin Renno yang menerka bahwa tidak ada hal yang baik baik saja pasti sudah terjadi sesuatu di caffe ini.
Tak lama kemudian Amiraa terlihat kembali siuman dengan memegang kepalanya yang kini terasa sedikit pusing.
Pandangannya pun sedikit buram untuk melihat siapa pria yang ada dihadapannya.
"Pergi!!Pergilah" Ucap Amiraa dengan gemetar.
"Raa Amiraa ini aku,aku Renno" Jawab Renno menenangkan Amiraa kedalam pelukannya.
Hingga kesadaran amiraa benar benar pulih dan ingatannya yang hanya sebatas dimana Dody ingin melakukan hal tidak baik padanya.
Amiraa beringsut memilih kembali ketempat duduknya dimeja kasir dibantu oleh Renno.
Tak lupa tatapan tajam ia perlihatkan pada Dody pria yang sudah beranak satu itupun hanya terdiam berusaha bersikap seolah tidak terjadi apa apa dipagi tiu hanya ada kejadian dimana Amiraa pingsan.
"Amiraa minum dulu" Ucap Renno sembari memberikan gelas yang berisi teh hangat yang Renno pinta pada Eden.
"Kamu kenapa sih Ra kalau sakit ya ambil cuti jangan memaksa" Ucap Renno.
"Aku tidak apa apa kok ren aku sudah baik baik saja" Jawab Amiraa dengan tatapan kosong.
"Baiklah Ra jika itu yang terbaik menurutmu". Jawab Renno.
"Ini semua karena Dody!!" Batin Amiraa
BERSAMBUNG YA GAYS
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Meysa_17
Lanjut dong kak
2022-07-27
0