"Pulang yuk Ren sudah malam" Ajak Amiraa setelah melihat jam pada pergelangan tangannya.
"Baiklah ayo" Jawab Renno.
Keduanyapun bergegas menuju tempat dimana mobil Renno terparkir.
Sesampainya dirumah Amiraa segera membaringkan tubuhnya pada kasur yang sudah menjadi kesayangannya itu dan malam itu Amiraa tidak mampu memejamkan matanya ingatannya selalu tertuju kepada sebuah momen tak terduga di taman bersama Renno.
"Apa yang kupikirkan sudahlah Amiraa kau harus cepat tidur karena besok bekerja" Ucap Amiraa bermonolog.
"Iya kesehatan itu penting Amiraa kau juga harus tidur aku tidak mau besok kau menyusahkan ku" Ucap seorang gadis disudut lemari kamar Amiraa.
Amiraa sudah tidak asing lagi dengan suara gadis kecil berusia 9 tahun tersebut yang selalu ada di manapun Amiraa berada.
"Yang nyusahin siapa lagian ngintil mulu kan aku ya gak pernah tuh nyuruh kamu ikut" Balas Amiraa dalam batin ia tau untuk menjawab pertanyaan gadis hantu tersebut tak perlu menggunakan suara yang kencang karena gadis hantu yang bernama Emilia itupun sudah pasti tau.
"Ada sebuah misi yang belum aku selesaikan Amiraa dan aku yakin kau mampu membantuku" Jawab Emilia si gadis hantu yang memiliki manik mata biru dengan rambut blonde dengan poni yang terlihat menggemaskan menutupi dahinya.
"Sudah kukatakan itu bukan hal yang mudah Emilia lagian itu sudah 30tahun yang lalu" Ucap Amiraa dengan kesal lantaran alasan Emilia selalu mengikutinya tidaklah masuk akal.
Sepenggal kisah asal muasal Emilia si gadis hantu.
EMILIA POV
Malam itu keluargaku yang terdiri dari daddy mommy dan adikku laki laki yang masih berusia satu tahun bernama Edward kami berempat sedang dalam perjalan pulang menuju mansion kami.
Dalam perjalan itu tampak daddy terlihat panik begitu pula mommy yang menggendong Edward yang kala itu sedang tidur dengan sangat nyenyak sementara aku duduk di kursi belakang sambil memeluk boneka kelinci berwarna pink yang merupakan hadiah ulang tahunku dari daddy.
"Emilia berjanjilah pada mommy apapun yang nantinya akan terjadi jangan pernah pedulikan mommy dan daddy sebisa mungkin bawalah Edward lindungi adikmu walaupun nyawamu yang menjadi taruhannya" Ucap mommy kepadaku waktu itu.
Emilia yang tak mengerti dengan pasti apa maksud dari sang mommy akhirnya hanya mampu menunduk ia menyadari bahwa di jalanan yang nampak sepi saat ini sedang ada bahaya besar yang mengintai keluarga mereka.
"Mom daddy berjanjilah padaku kita semua harus selamat" Ucapku dengan mata yang berbinar tanpa tahu apa yang akan terjadi.
Tanpa menjawab ucapan ku daddy memberiku sebuah pistol lengkap dengan cadangan peluru kepadaku menyuruhku untuk memasukkan pada tas ransel kecilku.
Dan benar saja tak lama kemudian beberapa mobil dari belakang tampak mulai muncul dengan sorot lampu mereka yang tajam mengepung mobil kami dan ada beberapa juga yang sudah seolah menanti kami didepan sana.
duarr....ciiiiitttt mobil kami kehilangan kendali saat sebuah tembakan tepat mengenai ban mobil belakang disana aku yang sebenarnya takut berusaha terlihat baik baik saja karena bukan pertama kalinya kami mendapatkan penyerangan entah itu dari siapa yang pasti setiap aku bertanya pada daddy ia tak pernah memberi jawaban begitu pula dengan mommy.
Mobil yang kami kendarai terguling beberapa kali terdengar suara Edward yang menangis dengan keras sekali.
Diposisi itu mommy menyerahkan Edward yang dibalut dengan selimut sangat tebal padaku tampak jelas darah mengucur pada wajah mommy begitu juga dengan daddy yang terlihat menahan sebuah luka dikepalanya.
"Emilia saatnya bawa Edward pergi selamatkan dia nak" Ucap mommy padaku saat itu sambil menyerahkan sebuah kalung dengan cincin yang menjadi gantungannya aku tau itu merupakan cincin pernikahan orang tuaku didalam cincin tersebut terdapat ukiran nama mereka.
Aku berusaha sebisa mungkin keluar dari mobil yang kini sudah terbalik itu sebelum orang orang yang mengejar kami mengetahui keberadaan ku.
Sengaja ku bungkam mulut Edward agar tidak ada yang mendengar suara tangisannya dan aku bersembunyi pada sebuah semak belukar yang sangat tinggi didalam pekatnya malam itu.
Terdengar suara beberapa pria yang sedang mengecek mobil daddy dan mommy.
"Aku yakin putrinya melarikan diri bersama bayi kecilnya cepat cari mereka dan untuk ini buat seolah sebuah kecelakaan,bos akan sangat senang dengan berita ini" Ucap seorang pria yang memiliki tatto kalajengking dilehernya.
Aku hanya mampu menutup mulutku saat sebuah ledakan dahsyat terlihat dihadapan ku mobil yang dimana masih ada mommy dan daddy yang mungkin saja masih hidup dengan kondisi kritis kini telah berubah menjadi kobaran api yang menyala.
Tanpa kusadari kain yang sengaja ku bungkam pada mulut Edward kecil terlepas hingga ia kembali menangis disaat itu pula sebagian dari mereka mendengar tangisan Edward lalu dengan segera ku tutup kembali aku berlari dengan sisa tenaga yang ada dari kejaran mereka.
Beberapa dari mereka tak segan melepaskan tembakan bertubi ke arahku dalam kegelapan hutan yang kupikirkan saat itu lari dan lari menyelamatkan nyawa kami berdua.
Sesekali aku melesatkan serangan balik pada mereka yang tak henti dan seolah tak memiliki lelah dalam mengejar kami yang semakin masuk kedalam hutan meskipun tak semua tapi hampir serangan ku tak pernah meleset.
Hingga tibalah sebuah rasa sakit yang menjalar pada lengan kiri ku yang kulihat darah segar yang mengalir dengan deras sepertinya aku tidak merasa bahwa luka itu disebabkan oleh ranting" tajam yang ku terobos masuk aku mencoba membalutnya dengan sisa selimut Edward sambil terus berlari untuk meninggalkan jejak kami.
Pada akhirnya aku merasakan bahwa diriku tak mungkin kuat lagi berlari dari kejaran mereka aku melihat sebuah ladang dan disana ada sebuah galian kecil tempat menaruh karung karung yang entah tak ku ketahui isinya dan juga sedikit jerami yang menutupi galian tersebut.
Disana aku membaringkan Edward yang kini sudah berhenti menangis ku tatap wajahnya yang terpejam mungkin dia lelah menangis sehingga tertidur.
Kalung pemberian mommy ku pasangkan pada leher Edward kucium dengan hati hati wajah mungil dan menggemaskan tersebut.
"Kau harus hidup Edward biarkan kakak menyusul mommy dan daddy kau harus hidup demi kita" Begitu yang ku ucapkan sebelum aku kembali berlari memasuki hutan yang sangat lebat itu lagi.
Tak ku sangka seseorang yang mengejar ku sedari tadi melemparkan sebuah shuriken dengan tepat sasaran mengenai pergelangan tangan kiri ku.
Kulihat dengan mata kepalaku sendiri tangan kiri itupun tertinggal dibawah sana aku menangis sambil terus berlari dengan langkah yang semakin terseok seok hingga aku menyadari bahwa ini jalan buntu di depanku ada sebuah tebing yang sangat curam bahkan samar samar dari cahaya rembulan terlihat banyak sekali batu batu yang terlihat runcing dan tajam.
Disana keputusan terakhir yang ku buat dengan senyumku menatap lebatnya hutan dengan pohon pohon yang sangat besar.
"Mom daddy Emilia menyusul mu maaf hanya sampai sini aku dapat melindungi Edward aku berharap ia akan baik baik saja ditempat itu ia pasti akan hidup mom dan membalaskan semua yang menimpa keluarga kita" Ucapku dengan lirih untuk terakhir kalinya sambil menghapus air mataku menggunakan tangan kananku yang masih tersisa.
Bertepatan aku hampir jatuh kedalam tebing sebuah tembakan tepat menembus dadaku dan berakhir sudah perjuanganku malam itu.Hingga aku yang saat diakhir nafasku masih memikirkan Edward dan berharap kita akan bertemu dan aku akan memberinya petunjuk untuk membalas dendam pada mereka yang menjadi dalang dibalik semua ini itulah mengapa aku masih berada di alam yang seharusnya bukan tempatku.
POV EMILIA END.
BERSAMBUNG..LANJUT GAK NIH ...🥜🥜🥜🥜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments