Tak terasa besok adalah hari perayaan tahunan perusahaan, dan saat ini Farah sudah sangat dekat dengan Andhara.
Beberapa hari yang lalu, farah sangat gencar untuk bertemu dengan Andhara. Bahkan jika ada kesempatan, Farah akan mengajak Andhara keluar entah itu jalan jalan atau lainnya.
Hubungannya saat ini dengan Andhara bisa dibilang sudah seperti teman lama, dengan kedekatannya dan Andhara, Farah akan semakin mudah untuk menjalankan rencananya yang telah di susun apik olehnya dan bosnya.
Hari ini adalah hari tersibuk di kantor, karena besok adalah hari perayaan tahunan jadi ada beberapa pekerja yang masih menyiapkan dekorasi ruangan dan hal lainnya.
Mereka juga diberi tahu oleh Adnan agar dalam pelaksanaan kali ini ia tidak mau melihat ada kekurangan atau kesalahan sedikit pun.
“Apa kau sudah mempersiapkan baju untuk perayaan besok Ara?” tanya Ezra.
“Iya, sudah ku persiapkan semuanya.” Jawab Andhara.
“Mm baguslah,” ucap Ezra tak bersemangat.
“Hei ada apa dengan nada bicaramu itu?” tanya Andhara.
Ezra tak langsung menjawab pertanyaan Andhara, sedangkan di dalam ruangan tersebut masih ada satu orang di sana. Saat ini mereka tengah berkumpul di ruangan Ezra, di sana ada Ezra, Andhara dan Adnan tentu saja.
Tetapi kehadiran Adnan seakan tidak di hiraukan oleh mereka berdua, Adnan sungguh seperti orang asing di sana. Ia hanya duduk diam sambil menjadi pemerhati dari gerak gerik pesangan ini.
Sungguh, aku ingin segera pergi dari ini. Mereka berdua sepertinya tidak menganggap aku ada.
“Kenapa kau tidak menjawab Ez?”
“Sebenarnya aku ingin membelikan mu gaun, agar pakaian kita berdua cocok, tapi kau bilang kau sudah menyiapkan gaunmu sendiri,” kata Ezra.
“Ya tuhan, jadi ini yang membuat mu memasang muka seperti itu?” ucap Andhara sambil menggelengkan kepalanya.
Ia tak menyangka dengan perubahan sikap dari Ezra, hanya karena Ezra ingin mempunyai baju yang sama dengannya dan ternyata sudah lebih dahulu disiapkan olehnya, membuat Ezra kesal?
Sungguh Andhara seakan tidak percaya dengan perubahan sikap Ezra saat ini, Ezra yang dikenal tegas dan menakutkan oleh pesaing bisnisnya kini malah bersikap seperti anak kecil. Ternyata yang dikatakan pepatah memang benar, bahwa cinta dapat merubah segalanya.
Buktinya ada pada Ezra yang sekarang, sebelum kedatangan Andhara dalam hidupnya Ezra seperti laki laki dingin yang tak tersentuh oleh siapapun. Ezra tidak pernah dekat atau tertarik dengan perempuan yang mendekatinya.
Begitu banyak perempuan yang bersedia untuk dijadikan pacar atau pun simpanan oleh Ezra, tapi Ezra yang dasarnya dingin kepada siapapun tidak memedulikan mereka. Justru karena sikap ini dulu sempat beredar gosip bahwa, CEO ternama di Indonesia tidak menyukai perempuan.
Saat berita tersebut sampai ke telinganya, Ezra pun lagi-lagi tidak memedulikan perkataan orang. Terpaksa saat itu, Adnan yang harus turun tangan langsung untuk menyelesaikan gosip tentang sahabat sekaligus bosnya itu.
“Sudah-sudah kau tidak perlu memasang wajah seperti itu, aku yakin besok kau akan melihat apakah gaun yang kukenakan itu pas untuk mu atau tidak,”
“Maksudmu?” tanya Ezra tak mengerti.
“Tunggu saja besok, kau akan melihat sebuah kejutan besar dariku,” ucap Andhara dengan senyum manis.
Ezra sejenak melirik ke arah Adnan yang kebetulan juga sedang melihat ke arahnya. Kemudian mereka secara bersamaan menatap Andhara dengan penuh tanda tanya, karena tidak mendapat respon apapun dari sang kekasih, Ezra memilih untuk diam dan beralih ke Adnan.
“Oh iya Adnan, apakah semua persiapan sudah selesai?” tanya Ezra pada Adnan.
“Ck, apakah kau akhirnya menyadari keberadaanku disini?” sinis Adnan.
“Kenapa kau jadi sinis kepadaku Adnan, apa salahku padamu?” bingung Ezra.
“Iya Adnan, kenapa kau sepertinya sangat marah?” kini giliran Andhara yang bertanya.
Merasa bahwa dirinya memang tidak di anggap di sana, kini Adnan mengeluarkan semua kekesalannya kepada Ezra dan Andhara yang kini sama-sama melihatnya dengan tatapan bingung.
“Kalian berdua bertanya aku kenapa? Seharusnya aku yang bertanya kepada kalian, apakah kehadiranku di sini untuk menjadi obat nyamuk di antara kalian berdua?” kesal Adnan.
“Maksudmu?” bingung Andhara.
“Huft, kalian sedari tadi sibuk dengan percakapan kalian. Kalian berdua berbicara seolah-olah aku tidak ada di sini, kasihanilah aku yang masih jomblo ini. Kenapa kalian sangat tega padaku,” ucap Adnan memelas.
Andhara dan Ezra pun saling pandang, kini mereka menyadari penyebab dari perubahan wajah Adnan.
“Maafkan kami Adnan,” ucap Andhara.
“Sejak kapan kau menjadi sangat sensitive seperti saat ini, kau sepeti perempuan yang sedang datang bulan saja,” ejek Ezra.
Adnan yang mendapat ejekan dari Ezra pun bertambah kesal, bisa bisanya Ezra masih sempat menggodanya di saat ia yang sedang melakukan kesalahan terhadapnya.
“Mas!” tegur Andhara.
“Ampun yang," ucap Ezra sambil mengangkat kedua tangannya tanda menyerah.
“Kamu itu ya, bukannya minta maaf malah ngeledikin orang.” Kesal Andhara.
“Bukan gitu yang – “
“Sekarang minta maaf sama Adnan!”
“gue minta maaf Nan,”
Mendengar kata permintaan maaf dari sang sahabat, membuat Ezra tersenyum senang di dalam hati.
Bagaimana tidak seorang Ezra yang memiliki ego yang sangat tinggi meminta maaf padanya hanya karena hal sekecil ini.
Ia sungguh takjub dengan Andhara, Ezra yang kini telah berhasil mencair oleh kelembutan dan cintanya terhadap Andhara. Ezra yang dulu dengan Ezra yang sekarang sungguh sangatlah berbeda.
Adnan juga sempat tidak percaya dengan keadaan yang sekarang, ia harus memanfaatkan keadaan dengan sangat baik selagi masih ada Andhara di ruangan ini. Saat Adnan akan angkat bicara tiba tiba ponselnya bergetar.
Adnan segera permisi keluar untuk mengangkat telpon, saat sudah berada di luar Adnan melihat nama yang tertera di ponselnya adalah salah satu anak buah yang ia tugaskan untuk mengawasi Farah.
“Halo ada apa?”
“ … “
“Baiklah saya mengerti, lanjutkan tugas kalian!”
Setelah memberikan perintah Adnan segera menutup telpon tanpa menunggu reaksi dari anak buahnya, semua orang yang bekerja dengan Adnan cukup mengerti akan sifat dan karekater dari Adnan.
Selesai berbicara Adnan pun memutuskan untuk Kembali ke ruangan Ezra, tepat saat ia akan membuka pintu, pintu sudah di Tarik oleh seseorang dari dalam. Adnan berpapasan dengan Andhara yang akan Kembali ke ruangannya.
“Kau sudah mau pulang?”
“Tidak aku akan ke ruanganku dulu, menyelesaikan beberapa berkas alalu pulang,” jawab Andhara.
Adnan hanya mengangguk mengerti dan membiarkan Andhara berlalu ke ruangannya, setelah kepergian Andhara, Adnan segara masuk ke ruangan Ezra. Adnan melihat Ezra kini tengah duduk bersandar di kursinya.
“Ez!” panggil Adnan.
“Ada apa Nan?”
“Aku baru saja dapat laporan dari orang yang ku perintahkan untuk mengawasi Farah, dia bilang bahwa farah mendapat kan kiriman surat dari seseorang dan menyuruhnya ke suatu tempat besok sebelum acara dimulai,” jelas Adnan.
“Seseorang? Siapa? Dan apa tujuannya untuk mengajak Farah bertemu?”
“Aku pun tidak tau, karena di surat tersebut hanya terdapat alamat dari tempat yang akan Farah datangi besok,”
“Suruh anak buahmu untuk mengecek tempat iru terlebih dahulu dan memasang beberapa CCTV di tempat dan sekitar tempat tersebut!” perintah Ezra.
“Baiklah, akan ku urus semuanya,” setelah berkata seperti itu Adnan pun meninggalkan ruangan Ezra.
Aku akan terus mengawasimu Farah, aku tidak akan membiarkan satu pun rencana jahat mu itu berhasil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Sri Hartinah
jgn2 farah itu org suruhan si nenek lampir ... smg Andhara baik2 saja
2022-08-30
0
mag_ma63
lanjut thoorrrr seru ceritanya tetap semangat thoorrrr
2022-04-23
0
Jumilah
aku suka ceritanya thor
2022-03-23
0