Andhara langsung menuju ruangan Adnan dengan diantar oleh salah seorang Resepsionis, yang sudah ditugaskan oleh Adnan sebelumnya untuk mengantarkan Andhara ke ruangannya jika ia sudah tiba di kantor.
Andhara kini tengah berada di lift kantor yang akan mengantarkan mereka ke lantai 20 tempat kerja Adnan, ruangan CEO sekaligus ruangannya juga.
Ting..
Mereka keluar dari lift dan berjalan menghampiri salah satu ruangan yang berada di sana.
Tok
Tok
Tok
“Siapa?” sahut orang yang berada di dalam.
“Saya intan pak, Nona Andhara telah datang,” ucap Resepsionis yang bernama Intan.
“Biarkan dia masuk!” kata orang yang berada di ruangan itu.
Kreekkk
“Selamat pagi Pak Adnan,” sapa Andhara.
“Selamat pagi juga Nona,” balas Adnan.
“Intan, kamu bisa kembali ke tempat kerjamu!” perintah Adnan diikuti anggukan dari Intan.
“Baik Pak kalau begitu saya permisi Nona, Pak.” pamit intan kemudian keluar dari ruangan Adnan.
Setelah kepergian Intan, Andhara kini duduk di kursi yang berada di depan meja kerja Adnan.
“Selamat datang Nona Andhara, saya harap anda akan betah bekerja di sini” ucap Adnan ramah.
Adnan pun kemudian menjelaskan beberapa tugas dan apa saja yang akan dilakukan oleh Andhara selama menjadi sekretaris dari Ezra, hanya butuh beberapa menit bagi Andhara untuk mengerti tugasnya.
Adnan pun tidak harus bersusah payah menjelaskan kepada Andhara secara detail tugas dari seorang sekretaris, hanya dengan poin dasarnya saja Andhara sudah mengerti.
Setelah berbincang Andhara pun bisa bekerja mulai hari ini, namun sebelum Andhara bekerja, Adnan terlebih dahulu mengantarkan Andhara ke ruang kerja Ezra agar Andhara mengetahui orang yang akan menjadi pimpinannya nanti.
Meskipun tanpa bertemu dengan Ezra, Andhara pun sudah mengetahui tentang bagaimana Ezra sebenarnya, di kota ini siapa yang tidak tahu mengenai Mahezra Antares.
Seorang pengusaha muda yang berhasil membawa perusahaan keluarganya menempati posisi pertama dan merupakan keluarga yang sangat berpengaruh di kota. Adnan dan Andhara pun sampai di depan pintu ruangan CEO.
Tok..tok..tok
“Masuk,” ucap Ezra.
Adnan dan Andhara masuk setelah mendapat izin dari bos mereka.
“Permisi pak, saya membawa Nona Andhara yang nantinya akan menjadi sekretaris dari Bapak” ucap Adnan setelah mereka sudah berada di ruangan Ezra.
“Perkenalkan nama saya Andhara Auriga, Bapak bisa memanggil saya Andhara,” ucap Andhara.
Ezra pun melihat ke arah Andhara yang tengah memperkenalkan dirinya, sejenak Ezra terpaku dengan Andhara. Ezra yang dari tadi memandangi Andhara, tidak menyadari tatapan aneh Adnan padanya.
Andhara memiliki wajah dengan paras yang cantik dan natural dengan make up tipis. Ezra mengagumi Andhara karena dari sekian banyak perempuan yang ia temui selama ini, kebanyakan dari mereka yang selalu menggunakan make up tebal.
Kalaupun ada yang terlihat natural, tetapi tidak secantik Andhara. Adnan yang menyadari tatapan bos nya itu hanya tersenyum samar, sedangkan Andhara yang ditatap menjadi salah tingkah.
‘aduh kenapa pak Ezra menatapku seperti itu, tatapannya itu bisa membuatku salah mengartikan. Jangan sampai aku jadi geer. Huft... membuat jantungku berdebar saja, apalagi di sangat tampan’ gerutu Andhara.
Ekhemm
Ezra pun tersadar dari kekagumannya setelah mendengar deheman dari Adnan, matanya beralih menatap sinis dan tajam ke arah Adnan. Ezra tau saat ini sang tangan kanan pasti menertawakan tingkahnya yang tertangkap basah mengagumi Andhara.
Sedangkan Adnan yang ditatap hanya tersenyum memperlihatkan giginya.
‘awas kau Adnan, tunggu saja,’ geram Ezra.
‘haha... puas sekali aku melihat wajah Ezra yang memerah menahan malu karena tertangkap basah, tapi sepertinya aku akan berada dalam masalah setelah ini. Tapi ya sudahlah, setidaknya ku puas dengan pemandangan ini’ batin Adnan.
Saat ini Ezra mencoba menetralkan kembali rasa malunya akibat ulah sang tangan kanan, pipinya yang memerah sudah kembali normal.
Tentu saja kejadian ini tidak dilihat oleh Andhara karena saat pandangan Ezra teralihkan oleh Adnan, Andhara pun segera menunduk untuk menyembunyikan pipinya yang merona akibat tatapan Ezra.
“Ekhemm, baiklah Andhara kamu bisa pergi keruangan mu. Adnan akan menjelaskan apa saja tugasmu.” kata Ezra.
Adnan dan Andhara pun pamit undur diri, Adnan pun mengantarkan Andhara keruangan yang akan ia tempati mulai sekarang. Sepanjang jalan, Andhara hanya mengikuti Adnan dalam diam.
“Nah ini dia ruangannya, jika kau butuh sesuatu atau ada yang tidak kau pahami kau bisa menghubungiku,” kata Adnan setelah mereka sampai di depan ruangan Andhara.
“Baik pak,” jawab Andhara.
“Kalau begitu saya pamit keruangan saya, selamat bekerja Nona,” pamit Adnan.
Setelah kepergian Adnan, Andhara pun masuk kedalam ruangannya dan segera menutup pintu. Andhara merasakan jantungnya yang berdegup kencang seakan telah berlari.
Setelah menormalkan jantungnya Andhara pun memutuskan untuk segera melakukan pekerjaannya.
Hari pertama Andhara bekerja berjalan cukup baik, bahkan ia sudah akrab dengan beberapa karyawan di sana.
Dengan sifat ramah dan lembutnya tak heran jika ia bisa dengan cepat mendapatkan kenalan di sana. Andhara pun sangat menghormati senior yang berada di sana, meskipun jabatannya lebih rendah dari Andhara.
Waktu dengan cepat berlalu, hari tak terasa sudah sore dan waktunya bagi Andhara untuk pulang. Saat berada di lobi dari arah belakang Andhara, seorang laki laki tengah berjalan terburu-buru sambil memerhatikan ponselnya.
BRUKK
“Auhh ...” rintih Andhara ketika ia terjatuh akibat ditabrak dari belakang oleh seseorang.
“Ah.. maaf Nona saya sedang terburu-buru jadi tidak memperhatikan jalan, ini semua salah saya, saya minta maaf Nona” kata laki laki itu dengan tangan terulur mencoba membantu Andhara berdiri.
Andhara yang merasa familiar dengan suara itu pun langsung mendongak ke atas untuk mencari tau apakah tebakannya benar.
“Pak Ezra!?” kata Andhara.
Ternyata benar perkiraan Andhara orang yang menabraknya adalah bosnya sendiri. Ezra memang sedang terburu buru, ia harus segera pulang karena mendapat telpon dari ibunya bahwa telah terjadi sesuatu di rumah mereka.
“Andhara! Maaf kan saya Andhara saya tidak sengaja menabrakmu, saya sedang terburu buru sehingga tidak memerhatikan jalan di depan saya” ucap Ezra kemudian membantu Andhara untuk berdiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
🎤ImaEdg🎧
gpp pa, Andhara senang ditabrak bapa ko 🤭
2022-06-19
0
Ayu Andila
pandangan pertama 😍
2022-06-19
0
npi_npyh
Pandangan pertama ya... ciee
2022-06-19
0