Sementara Leyna merasa senang karena rencananya akan berhasil, lain lagi dengan keadaan di perusahaan.
Setelah kejadian kedatangan Liana ke perusahaan dan meminta untuk bertemu dengan Andhara, saat ini para karyawan sedang membicarakan Andhara, hal tersebut pun sampai ke telinga Ezra.
Ezra yang baru selesai rapat dengan klien, tengah duduk mengistirahatkan tubuhnya saat Adnan datang dengan tergesa gesa dan wajah khawatir.
“Ezra, ada berita penting,” ucap Adnan yang segera masuk menerobos ruangan Ezra.
Ezra pun menjadi kesal dengan Adnan, karena berani memanggilnya dengan nama aslinya di perusahaan.
“Kau ini tidak ada sopan santunnya, berani kau memanggilku dengan nama asliku di perusahaan.” kesal Ezra.
“Bisa kah kau tunda dulu untuk memarahiku, saat ini ada yang harus kau tau,” jawab Adnan.
“Ck, apa yang harus ku tau?”
“Tadi saat jam Istirahat makan siang, tante Liana datang ke perusahaan dan berbicara empat mata dengan Andhara. Aku takut Mamamu akan berbicara yang menyakiti hati Andhara,” jelas Adnan.
“APA!!, jadi bagaimana keadaan Andhara, apa yang mereka berdua bicarakan?” khawatir Ezra.
“Aku tidak tau pasti, tapi yang pasti saat ini pertemuan Mamamu dan Andhara sudah menjadi perbincangan para karyawan,”
“Siall”
Ezra segera berdiri dan keluar dari ruangannya dengan tergesa gesa.
“Mau ke mana kau?” teriak Adnan.
Aku berharap Mama tidak melukai hati Andhara.
Brakk
Pintu ruangan Andhara di buka paksa oleh Ezra, yang membuat Andhara yang tengah focus mengejarkan beberapa dokumen pun kaget.
Ezra segera menghampiri Andhara dengan raut wajah khawatir, Andhara yang melihat Ezra khawatir segera berdiri dan mengampirinya.
Saat Andhara sudah berada di depan Ezra, Ezra langsung memeluk Andhara dengan erat. Seolah takut kehilangan.
Adnan yang baru tiba berdiri di depan pintu menyaksikan Andhara dan Ezra yang tengah berpelukan.
Andhara yang melihat kehadiran Adnan di pintu, bertanya menggunakan isyarat alis yang di naikkan, tetapi Adnan hanya mengangkat bahunya cuek.
“Kau tidak apa apa kan Ra?” tanya Ezra setelah melepas pelukannya.
“Aku memangnya kenapa? Dan kenapa kau sangat khawatir?” tanya Andhara dengan mengelus lembut wajah Ezra yang masih tegang di sana.
Ezra segera meraih tangan Andhara yang berada di pipinya.
“Aku dengar dari Adnan mama datang menemuimu tadi? Apa yang ia katakana padamu? Apa ia mengancammu, atau ... ”
“Mas tenanglah, aku tidak apa apa,” ucap Andhara mencoba menenangkan Ezra.
“Benar kah, lalu apa yang Mamaku bicarakan dengan mu?”
“Beliau hanya mengatakan agar aku menjauh dari mu, sebenarnya tadi beliau sudah mengatakan akan memecatku. Tapi, aku mengatakan bahwa hanya kau yang berhak memecatku. Maaf jika aku lancang berbicara kasar pada mamamu,”
“Tidak Ara, yang kau lakukan itu sudah benar. Maaf, maafkan Mamaku yang sudah membuat mu kaget dengan kedatangannya. Mamaku memang seperti itu, aku harap kau memakluminya, bagaimana pun dia akan menjadi mertua mu kelak.” jelas Ezra.
“APA!!!” kali ini Adnan yang sedari menjadi penonton dari dua sejoli ini yang kaget.
“Apakah aku tidak salah dengar? Mertua? Ezra jelaskan padaku, apa yang telah ku lewatkan?” bingung Adnan.
“Haruskah aku menjelaskannya Ara?” goda Ezra.
“Ayolah Ez, kau mau menjadikan aku sebagai orang yang tidak tau apa apa di sini ha!” kesal Adnan.
“Akan ku ceritakan di ruangan ku.”
Sejenak Ezra termenung memikirkan sesuatu.
Bagaimana bisa Mama mengetahui tentang Andhara, sedangkan Aku dan Adnan tidak pernah membicarakan hal ini di depan Mama.
"Mas, kenapa kau melamun?" tanya Andhara.
"Aku nggak apa-apa, kamu tenang saja," ucap Ezra sambil mengelus lembut rambut Andhara.
“Kembali lah bekerja Ara, jika da apa apa kau bisa menelfon ku.” ucap Ezra mengelus lembut rambut Andhara.
“Hm.. baiklah,”
Ezra dan Adnan pun meninggalkan Andhara di ruangnya, mereka berdua Kembali ke ruangan Ezra.
Setelah sampai di ruangannya, Ezra pun menceritakan kepada Adnan tentang semua yang ia lihat tadi.
Dua minggu yang lalu ...
Saat itu Andhara dan Ezra tengah mengerjakan beberapa berkas di Apartemen Ezra, kenapa bisa Andhara berada di sana? Karena Ezra yang memanggilnya untuk mengurus beberapa berkas.
Bisa saja mereka bertemu di restoran atau café, tapi berhubung Ezra sedang malas untu keluar, jadilah mereka mengerjakan beberapa dokumen di apartement Ezra.
Saat Andhara tengah sibuk dengan dokumen yang berada di depannya, Ezra tak sengaja melihat ke arah Andhara. Menurutnya Andhara sangat cantik jika sedang serius.
“Sepertinya ini waktu yang tepat untuk aku menyatakan perasaanku ke Andhara, ya meskipun di tolak tapi setidaknya sudah berusaha,” pikir Ezra.
“Andhara, ada yang mau saya katakan padamu.” ucap Ezra.
Andhara yang mulanya fokus kini beralih menatap Ezra.
“Apa Pak?” tanya Andhara.
“Tapi tidak di sini, saya akan mengajakmu keluar.”
Ezra dan Andhara pun keluar dari Apartemen, di dalam mobil Andhara hanya diam memikirkan ucapan Ezra tadi. Saat ia melihat jalan, ia tahu bahwa tempat yang mereka tuju adalah taman kota.
Setelah beberapa menit mereka akhirnya tiba, Ezra dan Andhara turun dari mobil. Ezra mengajak Andhara ke salah satu sudut taman, yang terdapat karangan berbentuk hati yang terbuat dari besi.
Andhara yang bingung hanya terdiam.
“Ara saya akan mengatakan ini sekarang,”
Muka Andhara memerah karena panggilan dari Ezra tadi, hanya kakeknya yang memanggilnya dengan sebutan seperti itu, sekarang bosnya pun memanggilnya dengan sebutan sama seperti kakeknya.
Belum habis rasa malu Andhara, ia Kembali di kejutkan dengan Ezra yang tiba-tiba berlutut di depannya.
“Apa yang bapak lakukan, berdiri pak di sini banyak orang.” ucap Andhara.
Tetapi Ezra tidak mengindahkan permintaan Andhara, aksi dari Ezra membuat banyak orang yang berada di taman tersebut datang mengelilingi mereka.
Hal tersebut membuat Andhara semakin malu.
“Andhara aku tau bagimu mungkin ini terlalu cepat, tapi aku harus mengatakannya sekarang agar aku tidak lagi di hantui rasa penasaran. Andhara, aku sudah jatuh cinta sejak pertama kali aku bertemu denganmu. Kecantikan mu, kelembutanmu, dan segala yang kau miliki mambuat ku semakin yakin bahwa aku tidak salah dalam menaruh hati. Aku tidak tau apa yang kau pikirkan tentangku, tapi aku tulus mengatakan ini padamu. Andhara mau kah kau menjadi kekasihku?” tanya Ezra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Sri Hartinah
iihh so sweet bgt sih
2022-08-30
0
Jumilah
senangnya jadi inget dulu
2022-03-23
0