Sementara kita tinggalkan sejenak Segara dan Mutiara di pulau terpencil itu, kita beralih ke kota....
****
Setelah semua kejadian yang menimpa Arkha, Alfin memang terlihat sangat senang mengetahui bahwa dia sudah berhasil menjalankan rencana jahatnya mencelakai Arkha, akan tetapi dia sendiri juga masih menyimpan rasa khawatir, meski Arkha sudah diyakinkan tewas dalam kecelakaan itu, namun ia masih belum sepenuhnya tenang karena sampai saat itu ia belum mendapatkan informasi tentang keberadaan jasad Arkha.
Meski Basarnas sudah menghentikan pencarian serta menyatakan Arkha telah tewas dan jasadnya tenggelam ke dasar laut yang sangat dalam, tapi Alfin dan orang orang suruhannya tetap melanjutkan pencarian secara mandiri sampai beberapa hari setelahnya.
Tidak terkecuali Rendy dan Genta, mereka yang masih belum percaya sepenuhnya akan tewasnya bos mereka, juga sempat ikut melakukan pencarian secara terpisah dengan melakukan penyelaman hingga ke dasar laut. Tetapi mereka juga tidak menemukan petunjuk apapun yang mereka cari mengenai bos yang sangat mereka segani itu.
Karena upaya pencarian tak kunjung membuahkan hasil, Alfin kembali memutar otaknya untuk bisa meyakinkan semua orang bahwa Arkha benar benar sudah tewas. Alfin beserta anak buahnya dengan akal busuknya lalu menipu semua orang dengan mengakui sesosok mayat tak dikenal sebagai Arkha. Dia dengan mudah membuat orang orang percaya bahwa mayat tak dikenal itu memang benar adalah Arkha dengan cara menyelipkan kartu identitas Arkha di saku celana mayat tak dikenal itu.
Sebelum perseteruannya dengan Arkha, Alfin adalah orang yang paling dipercaya oleh Arkha, mereka bersahabat dekat semenjak kecil dan karena itulah Arkha mempercayakan beberapa rahasia perusahaannya kepada Alfin. Jabatan yang sangat khusus juga Arkha berikan kepada Alfin di perusahaannya yaitu sebagai Executive Assistant Manager. Sebelumnya mereka memang sangat solid dalam bekerjasama di perusahaan Arkha, sampai akhirnya Alfin merasa sangat kecewa karena Arkha dengan sangat mudah merebut Livina darinya dengan harta yang dimilikinya.
Setelah kematian Arkha dan sesuai surat wasiatnya, Livina lah yang seharusnya memimpin perusahaan itu, namun karena Livina sama sekali tidak mengerti bagaimana biasanya Arkha menjalankan perusahaannya, maka otomatis Livina mempercayakan tugasnya itu kepada Alfin.
Tentu saja tak cukup hanya menjadi pimpinan saja, Alfin terus berpikir bagaimana cara menguasai semua kekayaan serta perusahaan Arkha termasuk juga mendapatkan Livina seutuhnya kembali menjadi miliknya. Terlebih setelah mengetahui salah satu isi surat wasiat Arkha yang menyebutkan bahwa Arkha akan mewariskan sebagian besar kekayaannya kepada anaknya jika ia memiliki anak dengan Livina, Alfin pun sudah mempersiapkan satu rencana lain.
Suatu malam Alfin dan Livina sudah merencanakan pertemuan mereka secara sembunyi sembunyi di hotel tempat mereka biasa bertemu.
"Livina...., kau harus segera mengumumkan kepada semua orang bahwa saat ini kau tengah mengandung anaknya Arkha!" Livina langsung membulatkan matanya mendengar kalimat yang ditegaskan oleh Alfin kepadanya.
"Bagaimana bisa Al?, saat ini aku sedang tidak hamil, dan Arkha juga tidak pernah menyentuhku lagi setelah malam itu!" Livina menyadari kalau dirinya memang sedang tidak hamil apalagi Arkha hanya sekali saja melakukan itu padanya.
"Kalau kau tidak punya anak dari Arkha, maka kau juga tidak akan mendapatkan kekayaannya, kau hanya diberi hak untuk menjalankan perusahaanya tapi bukan untuk menguasainya. Isi surat wasiat Arkha sudah jelas menyebutkan bahwa ia hanya akan mewariskan semua kekayaannya untuk anaknya dan juga Mamanya Yuna!" Alfin menerangkan maksudnya menyuruh Livina mengumumkan tentang kehamilannya.
"Iya aku tahu semua itu Al, tapi bagaimana caranya?" Livina terlihat bingung.
"Kau umumkan saja dulu kepada semua orang bahwa saat ini kau sedang hamil, gampang kan?" Alfin menanggapi dengan sangat enteng kebingungan Livina.
"Tapi Al, kalau orang orang tahu aku berbohong mengaku sedang hamil mereka pasti akan...?"
"Kau tidak usah khawatir, Vin!" Alfin langsung memotong kalimat yang diucapkan Livina.
"Kau akan benar benar hamil, tapi bukan anak Arkha, kau hanya akan mengandung anak dariku, tapi kau cukup mengatakan pada orang orang bahwa itu adalah benih yang sudah ditanam Arkha di rahimmu sebelum dia tewas!" Senyum licik mengembang di wajah Alfin.
Sejenak Livina terdiam, namun dengan sangat mudah dia bisa menebak rencana Alfin yang ingin menguasai seluruh kekayaan Arkha.
"Tidak semudah itu Al, masih ada Mama Yuna, dia pasti tidak akan semudah itu percaya. Dia sangat tahu bagaimana hubunganku dengan Arkha, meski kami adalah suami istri selama ini kami tidur terpisah!" tandas Livina, a nampak ragu.
"Ah... wanita tua itu bukan apa apa. Vin. Kau bisa dengan mudah menyingkirkannya, bawa saja dia ke panti jompo!" Alfin kembali meyakinkan Livina agar ikut meluruskan rencananya jahatnya.
Semenjak kejadian naas yang menimpa Arkha, Mama Yuna memang menjadi sakit sakitan dan jiwanya mengalami guncangan karena tidak bisa menerima tragedi kematian putra kesayangannya dengan cara yang sangat mengenaskan.
Livina hanya mengangguk paham. "Tapi kita juga harus berhati hati dengan Rendy dan Genta, mereka asisten kepercayaan Arkha, mereka juga tahu banyak rahasia tentang Arkha dan juga isi surat wasiatnya." Livina kembali merasa ragu.
"Serahkan mereka kepadaku, Vin! aku yang akan mengurus dua cecunguk itu!" kembali Alfin dengan entengnya menanggapi keraguan Livina.
****
Keesokan harinya di kantor Arkha, Alfin mulai berusaha mencari cara untuk menyingkirkan Genta dan Rendy.
Setelah mengacak acak semua berkas di kantor Arkha, Alfin menjadi sangat gusar saat menemukan kemudian membaca surat kontrak kerja Rendy dan Genta yang menyatakan bahwa kedua asisten kepercayaan Arkha itu memiliki kontrak kerja seumur hidup di perusahaan Arkha, surat itu sudah dibuat Arkha jauh sebelum berita kematiannya, dan Alfin tidak bisa mengeluarkan Genta dan Rendy begitu saja dari perusahaan itu.
"Sial! Aku tidak bisa dengan mudah menyingkirkan dua orang itu!" Alfin mengumpat dengan wajah nampak sangat murka sambil melemparkan sebuah map yang berisi salinan surat kontrak kerja Genta dan Rendy secara kasar ke lantai ruangan itu. Alfin berdecak kesal sambil berjalan mondar mandir di ruang kerja Arkha dan terus memikirkan satu cara untuk bisa menyingkirkan dua asisten kepercayaan Arkha itu.
Alfin menekan keningnya. "Hmm... baiklah, aku akan menugaskan mereka menangani kapal kapal ikan antar pulau, Rendy akan aku tugaskan di ujung barat sementara Genta di bagian timur, dengan begitu mereka akan selalu terpisah dan mereka tidak akan bisa bekerjasama melawanku lagi!... Ha ha ha....!" tiba tiba saja terpikirkan sebuah ide brilian di kepalanya dan ia tertawa senang mendapatkan ide itu.
**Hai hai...kamu yang lagi baca! Please jangan lupa tinggalkan jejak ya.... sepi sekali nih nggak ada yang kasih coretan kecil di kolom komentar. Author jadi sedih :( **
Harap sabar, next episode Segara dan Mutiara akan muncul lagi kok!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
mama yuhu
laki-laki gila si alfin soang
2023-07-29
2
Eros Hariyadi
setahu gw ga da tuuhh... pangkat eksecutive asisten manager, di perusahaan manufaktur atopun jasa keuangan, asisten manajer adalah pangkat terendah di level Manager...di perusahaan manufaktur urutan umumnya adalah asisten manajer, deputy manager, manager, senior manager, deputy general manager, General manager, kalo di jasa keuangan hampir sama di level manager, cuman untuk deputy GM diganti asisten Vice President, GM = VP, diatas itu barulah CEO...😄
2022-09-20
2
Rizal Zainal
arkha cepat sembuh
2022-07-24
2