Berita tentang meledak dan terbakar hingga karamnya kapal ikan milik perusahaan Arkha pun tersebar luas dengan sangat cepat.
Suasana mencekam terjadi di pelabuhannya saat itu, beberapa orang polisi dan Basarnas ada disana berupaya mengevakuasi korban. Kebetulan saat itu di dalam kapal penangkap ikan itu hanya ada beberapa orang awak kapal saja dan semuanya berhasil diselamatkan oleh tim Basarnas walau beberapa orang mengalami cedera berat.
Genta dan Rendy juga selamat dari kecelakaan itu tanpa cedera sedikitpun, karena mereka posisinya jauh dari kapal itu saat ledakan terjadi.
Hanya Arkha yang tidak ditemukan. Jetski yang sebelumnya dipakai oleh Arkha pun sudah hangus terbakar dan karam ke tengah laut, polisi langsung menyimpulkan bahwa Arkha sudah tewas dalam kecelakaan itu. Pencarian terus dilakukan, namun jenazahnya tidak ditemukan karena tidak ada jejak yang ditinggalkan Arkha di tempat kejadian itu.
Alfin dan orang orang suruhannya sebelumnya memang sudah mempersiapkan rencana itu dengan sangat matang dan rapi, sehingga tidak ada seorangpun yang menyangka bahwa kejadian tersebut adalah faktor kesengajaan dan bukan hasil rekayasa, namun murni adalah sebuah kecelakaan karena kerusakan mesin kapal.
Keesokan harinya, isak tangis terdengar memenuhi pelabuhan itu terutama tangis Mama Yuna yang merasa sangat sedih dan terpukul mendengar berita tewasnya putra semata wayangnya itu.
"Arkha...., kenapa bisa seperti ini, Nak, kenapa hidupmu harus berakhir tragis seperti ini?" isak Mama Yuna. Air mata tak henti hentinya mengalir di pipinya.
"Arkha..., jangan tinggalin mama sendiri!" Kata kata itu terus saja terucap dari mulut wanita setengah baya itu, dia sangat sedih kehilangan putranya. Air matanya terus saja mengalir deras, bahkan pundaknya berguncang keras tak mampu menahan isak tangusnya.
"Kaka... Kaka.. kau dimana, putra kecilku? pulanglah, Ka! Mama sudah sering ingatkan kamu jangan suka main ke tengah laut tapi kamu masih saja bandel! Kaka, kau memang anak yang sangat nakal!"
Saking sedihnya, Mama Yuna mendapat guncangan keras di jiwanya sehingga ia kembali ingat masa lalunya semasa Arkha masih kecil dan ia selalu menyebut panggilan sayangnya kepada Arkha sewaktu kecil seperti itu. Wanita itu sungguh tidak mampu menahan kesedihannya, dia tidak sanggup menerima kenyataan bahwa putranya sudah tenggelam dan tewas di dasar laut.
"Ma, aku juga sangat sedih kehilangan Arkha, bagaimanapun juga dia adalah suami serta sahabat dari masa kecilku!" ujar Livina yang juga menangis ikut merasakan kesedihan Mama Yuna, dia dan Alfin juga ada di pelabuhan ketika itu, dan mereka sama sama berusaha menenangkan Mama Yuna.
Meskipun antara Livina dan Mama Yuna tidak pernah ada kecocokan, namun Livina tetap menunjukkan rasa empatinya, sejujurnya ia sendiri juga merasa sangat sedih, meskipun tidak mencintai Arkha sebagai suaminya, akan tetapi Arkha juga adalah sahabatnya sedari kecil. Kehilangan Arkha dengan cara tragis seperti itu membuat hatinya ikut bagai tersayat.
Livina juga tidak mengetahui kalau sebenarnya kecelakaan itu adalah rekayasa Alfin, karena Alfin tidak pernah menceritakan rencana jahatnya itu kepada Livina.
Hanya Alfin lah yang tersenyum bahagia dibalik kesedihan semua orang, dia sangat senang karena sudah berhasil menjalankan rencananya. Kendati demikian, ia tetap bersandiwara ikut berpura pura sedih atas kecelakaan yang menimpa sahabat sekaligus atasannya itu.
"Hmm... akhirnya mampus juga laki laki sombong itu! Sekarang aku yang akan mengambil alih semua darinya ha..ha..ha..!" gumam Alfin dengan senyum penuh kemenangan.
Sebenarnya Genta dan Rendy menaruh kecurigaan terhadap Alfin, mereka menduga Alfin lah yang menjadi dalang di balik kecelakaan itu, tapi mereka tidak memiliki bukti apa apa untuk bisa menegaskan kecurigaan mereka. Genta dan Rendy jugalah yang sebelumnya ditugaskan oleh Arkha untuk menyelidiki kedekatan hubungan antara Alfin dan Livina, namun di luar dugaan mereka Alfin jauh lebih lihai dan licik, Alfin sudah sangat mengetahui titik kelemahan Arkha dan asistennya, sehingga ia dapat dengan mudah meluruskan rencana jahatnya.
"Kenapa aku jadi curiga sama Pak Alfin ya, Ren?" Genta bertanya kepada Rendy yang saat itu sedang memeriksa puing puing mesin kapal yang terbakar dan berharap menemukan petunjuk lainya tentang kecelakaan itu.
"Aku juga menaruh kecurigaan yang sama, Ta! yang bisa melakukan hal ini hanya orang dalam kan? dan selain kita hanya Pak Alfin yang mengetahui semua rahasia perusahaan Bos Arkha!" jawab Rendy ikut memperjelas kecurigaanya.
"Sebaiknya kita menyelidiki semua ini secara diam diam saja, Bro! jangan sampai ketahuan sama Pak Alfin, dia itu sangat lihai, kalau kita lengah, kita yang akan ditendang olehnya!" lanjut Rendy lagi.
"Entah mengapa aku punya keyakinan sepertinya Bos Arkha saat ini masih hidup, Bro! kalau memang benar Bos Arkha sudah tewas, pasti jasadnya sudah ditemukan!" gerutu Genta menekan keningnya dengan telunjuknya seolah memikirkan sesuatu yang masih menggajal di kepalanya.
"Nggak Mungkin lah, Ta! Ada ledakan besar dari kapal itu sehingga terbakar dan Bos Arkha juga ada disana saat itu, mana mungkin dia bisa selamat! bisa jadi jasad Bos Arkha sudah hancur berkeping keping! duh... tragis sekali nasib Bos kita itu, Ta!" Rendy terlihat ragu lalu bergidik sendiri mengingat cara kematian Arkha yang begitu tragis.
Genta begitu serius dengan obrolannya bersama Rendy dan mereka tidak menyadari seseorang sudah berdiri di belakang mereka.
"Eeheeemmm...!"
Alfin yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua lalu berdehem keras. Genta dan Rendy hanya menatap sinis ke arah Alfin tanpa mengucapkan kata kata apapun.
"Apa yang kalian berdua tengah rencanakan hah? jangan jangan sebenarnya kalianlah yang menyebabkan ledakan kapal itu hingga menewaskan Arkha!" bentak Alfin, dia berusaha mencari kambing hitam dari kejadian yang menimpa kapal mereka.
"Jangan sembarangan bicara, Pak Alfin! saya tahu kalau anda sedang mencari kambing hitam untuk menutupi kelicikan anda sendiri kan?" seringai Rendy, dari dulu ia memang sangat frontal menentang Alfin, dengan sangat kesal ia menanggapi kata kata Alfin dengan berbalik menuduhnya.
"Kalian berdua yang jangan coba macam macam denganku! dengar ya, sekarang Arkha sudah tidak ada lagi, nasib kalian ada ditanganku! cam kan itu baik baik! ha ha ha...!" cibir Alfin sambil tertawa licik lalu melangkah pergi meninggalkan Rendy dan Genta.
"Aku semakin yakin kalau Pak Alfin ada di balik semua ini, Bro!" tuduh Genta seraya menarik nafas panjang dan ia semakin yakin dengan dugaannya.
"Ya..ya... kita akan segera cari tahu!" sahut Rendy sambil menjentikkan jarinya dan menganggukkan kepalanya.
****
Lalu apa yang sebenarnya terjadi dengan Arkha? Benarkah dia sudah tewas seperti dugaan semua orang?
Ketika ledakan di kapal itu terjadi, tubuh Arkha terpental jauh dari atas jetskinya dan terhempas ke tengah laut. Arkha berenang sekuat tenaga melawan kerasnya gelombang laut dan ia beruntung menemukan sebuah sampan kayu milik nelayan yang hanyut di tengah badai, lalu Ia berusaha menyelamatkan diri dengan menaiki sampan itu. Arkha pun terombang ambing di tengah badai dengan sampan itu, namun sampan kecil itu tidak mampu menahan kerasnya gelombang laut yang tengah pasang sehingga sampan itu kembali menghantam sebuah karang dan Arkha pun kembali terhempas ke tengah laut. Saat itu Arkha memakai baju pelampung sehingga tubuhnya tidak tenggelam dan tetap terombang ambing di tengah badai yang semakin kencang menerjangnya hingga akhirnya tubuh Arkha terpental menghantam batu karang dan tubuhnya tersangkut di atas batu karang itu, tak sadarkan diri.
**Lembaran baru cerita akan mulai di episode selanjutnya ya guys...., Jadi tolong bantu dukungannya supaya aku terus semangat bisa up setiap hari. Satu jempol dan komen untuk 20 episode kedepan :)**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
lanjut Thor 👍👍👍
2022-09-20
1
Rizal Zainal
lanjut author
2022-07-23
1
DudI Koswara
Makin menarik.. Lanjut thor😁
2022-07-06
2