Eps. #16 Terima Aku Apa Adanya

Segara perlahan mendekati Mutiara dan berusaha mencairkan kebekuan diantara mereka. Segara memegang pundak Mutiara sambil menatap matanya, ada rasa bersalah yang tidak bisa disembunyikannya lagi.

"Maafkan aku, Ra! ini semua karena aku! Selama ini kehidupan kalian sangat damai disini, akan tetapi setelah aku disini kalian jadi terkena banyak masalah! aku tidak tahu harus bagaimana saat ini, Ra?" ucap Segara pelan.

"Abang nggak salah, Bang! semua yang terjadi di luar kendali kita. Mungkin saja ini sudah takdir yang dituliskan Tuhan untuk kita!" Mutiara menundukkan wajahnya, bulir air mata kembali mengalir di antara kedua katup matanya.

"Kamu benar, Ra. Mungkin memang ini adalah takdir kita! Aku juga tidak pernah menyangka kalau aku akan terdampar disini dan bertemu denganmu. Saat ini yang kita bisa lakukan adalah menjalani saja semuanya!" ucap Segara pasrah. Dengan dua jarinya Segara mengangkat dagu Mutiara dan perlahan mengusap air mata di wajah manisnya. Mutiara mulai bisa mengulas sebuah senyum di bibirnya, walau terasa berat, ia harus pasrah menerima suratan takdirnya dan harus menikah dengan pria yang hanya ia kenal sebagai seorang Segara, seseorang yang sudah kehilangan masa lalunya karena hilang ingatan.

Mutiara memalingkan wajahnya dari tatapan Segara, ia lalu membalikkan badannya, melangkah menuju pintu keluar.

"Kamu mau kemana, Ra?" Segara mengikuti langkah Mutiara yang mulai berjalan keluar dari rumahnya.

"Aku mau menenangkan pikiran sebentar, Bang!" jawab Mutiara datar, sembari terus berjalan melewati pagar rumah itu. Walau cuaca sudah cerah dan hujan sudah berhenti namun suasana sudah mulai gelap, sang surya sudah terbenam digantikan bintang bintang yang mulai menampakan temaram sinaranya.

"Ini sudah malam, Ra! kamu jangan kemana mana?" Segara berusaha mencegahnya, tetapi Mutiara tidak memperdulikan Segara dan terus melangkahkan kaki mungilnya menyusuri jalan setapak yang menghubungkan satu rumah dengan rumah lainnya di kampung itu.

"Tunggu, Ra! Aku mau ikut sama kamu!" seru Segara, ia pun mengikuti langkah Mutiara yang semakin jauh meninggalkan rumahnya.

Mutiara menghentikan langkahnya di tepi pantai tak jauh dari muara sebuah sungai kecil. Gadis itu lalu duduk di atas pasir memandang lautan lepas yang terbentang dihadapannya. Hanya kedip lampu perahu perahu nelayan yang sedang melaut yang bisa terlihat jelas dari sana. Segara juga ikut duduk di sebelah Mutiara. Suasana di tempat itu sangat tenang karena jauh dari kesibukan aktivitas nelayan yang hendak melaut. Suara deburan ombak yang setia menabuh pantai terdengar jelas dari tempat itu. Hembusan angin menggerakkan daun daun nyiur sehingga tampak seakan mereka tengah menari dengan lemah gemulai membuat suasana terasa semakin tenang di tempat itu.

Mutiara melepaskan pandangannya ke tengah samudra, hembusan angin mengibaskan rambut panjangnya yang sengaja dibiarkan tergerai menutupi wajahnya.

"Kamu mau ngapain disini, Ra?" rasa penasaran mengisi benak Segara, tidak biasanya Mutiara seperi itu.

"Mandangin laut aja, Bang!" jawab Mutiara, "kalau aku lagi punya beban pikiran aku suka duduk disini, aku bisa merasa tenang saat melihat lautan!" paparnya sambil tersenyum tipis memandangi lautan yang menghampar di depan matanya. Segara ikut mengarahkan pandangannya ke laut, ia ingin ikut merasakan apa yang tengah dipikirkan Mutiara saat itu.

"Aku juga merasakan hal yang sama, Ra! dengan memandang lautan aku juga bisa merasa lebih tenang!" ujarnya, hembusan dingin angin pantai menerpa wajah keduanya.

"Sedari kecil aku hidup di kampung ini, Bang! pantai ini menyimpan banyak kenangan masa kecilku!" Mutiara kini mengalihkan pandangannya ke hamparan pasir pantai.

"Dulu aku dan almarhumah Ibu selalu menghabiskan waktu bersama disini. Ibuku dulu selalu menjemur ikan asinnya disini dan aku juga ikut bermain disini!" kenangnya.

"Semenjak Ibu tiada, kami berhenti membuat ikan asin, setelah aku lulus SMA aku lebih suka berjualan daripada jemur ikan, Bang!" ucapnya kalem. Segara hanya menghela nafas mendengarkan cerita Mutiara, kesederhanaan dan kepolosan gadis itu membuatnya makin terkesan.

"Kehidupan disini sangat damai dan tenang, Ra! Aku sangat senang tinggal di kampung ini!" ujar Segara menimpali cerita Mutiara.

"Sudah sebulan aku tinggal disini, aku merasa punya ikatan dengan semua yang ada disini, kalau boleh jujur aku nggak ingin pergi dari sini, Ra!, selain itu ada kamu dan juga Pak Imran yang selalu baik terhadapku, aku merasa hanya kalianlah keluarga yang aku miliki!" lanjutnya.

Angin masih terus berhembus menerpa wajah mereka, sekilas Segara melihat Mutiara menyeka rambut yang menutupi wajahnya. Segara mendekatkan wajahnya menatap Mutiara yang sudah bisa kembali tersenyum membalas tatapannya. Segara ikut mengusap rambut yang menutupi wajah Mutiara yang terus diterpa hembusan angin.

"Aku memang belum bisa ingat semua masa laluku, Ra. Tapi entah mengapa aku merasa bahwa aku tidak punya siapa siapa di dunia ini selain kalian. Sudah sebulan semenjak kalian menolongku tidak ada seorangpun yang mencariku, mungkin saja sebenarnya aku ini hidup sebatang kara!" tutur Segara, mengungkapkan keraguannya.

"Jangan berkata seperti itu, Bang! semua orang tidak bisa hidup sendiri, kita akan selalu bergantung pada orang lain, mana mungkin Abang ini sebatang kara, pasti Abang punya keluarga dan mungkin saja mereka juga masih berusaha mencari Abang sampai sekarang!' kilah Mutiara menghibur Segara yang terlihat sedih karena sudah lupa akan keluarganya yang sebenarnya.

"Mutiara, mau tidak mau pernikahan kita pasti akan segera dilaksanakan, setelah itu kau dan juga Pak Imran akan benar benar menjadi keluargaku. Aku sendiri tidak bisa memahami apa yang tengah aku rasakan saat ini, Ra!" ucapnya lagi.

"Aku hanya ingin kamu bisa menerima semua ini dengan lapang dada! aku ingin kita mencoba menjalani semuanya, terimalah aku apa adanya, Ra! kalau suatu saat aku bisa ingat semua masa laluku, aku janji aku akan tetap menjagamu, walau apapun yang mungkin akan terjadi!" Segara terus menatap mata Mutiara yang kembali terlihat berkaca kaca saat mendengar kalimat Segara.

"Iya, Bang! semua sudah terjadi, kita harus jalani semuanya bersama!" jawab mutiara dengan bibirnya yang kembali bergetar menahan tangis harunya.

Kata kata Segara begitu menyentuh perasaannya sehingga ia tak lagi ragu menerima sebuah pernikahan yang akan mereka jalani demi menghindari fitnahan warga kampung itu.

Malam semakin larut menyapa, Segara dan Mutiara masih duduk berdua disana, angin laut yang dingin mulai berhembus dan menyelinap diantara pori pori kulit. Mutiara memeluk sendiri kedua lengannya mengurangi rasa dingin di tubuhnya. sesekali ia menggosok gosokkan kedua telapak tangannya dan menempelkannya di wajahnya agar terasa hangat.

Segara bisa menyadari kalau Mutiara mulai merasa kedinginan, ia lalu melepaskan jaketnya dan memakaikannya untuk menutupi punggung Mutiara.

"Makasih ya, Bang!" ucap Mutiara lirih sambil tersenyum kepada Segara dan dibalas oleh Segara juga dengan tersenyum manis kepadanya.

Segara mengalungkan satu tangannya di punggung Mutiara dan mendekatkannya ke pundaknya.Tanpa ragu Mutiara ikut merebahkan kepalanya di bahu kokoh Segara. Hembusan angin seolah tidak dipedulikan lagi oleh mereka berdua, perasaan hangat menyelimuti keduanya hingga tanpa terasa sudah lebih dari dua jam mereka duduk di pantai itu.

Terpopuler

Comments

Ridho Ikhsan

Ridho Ikhsan

mesranya

2022-06-26

3

Sang

Sang

SMP Thor

2022-06-17

2

Nurmila Karyadi

Nurmila Karyadi

ciiieee

2022-06-04

1

lihat semua
Episodes
1 Eps. #1 Pendahuluan (Awal Kisah)
2 Eps. #2 Sahabat Tapi Menikam
3 Eps. #3 Hubungan Terlarang
4 Eps. #4 Berhasil Menjalankan Rencana Licik
5 Eps. #5 Tragis
6 Eps. #6 Terdampar Entah Dimana
7 Eps. #7 Namamu Adalah Segara
8 Eps. #8 Siapa Aku Sebenarnya?
9 Eps. #9 Belum Mendapat Informasi
10 Eps. #10 Akal Busuk Alfin
11 Eps. #11 Cibiran Warga
12 Eps. #12 Kakak Dan Adik
13 Eps. #13 Salah Paham
14 Eps. #14 Pilihan Yang Sulit
15 Eps. #15 Keputusan Terakhir
16 Eps. #16 Terima Aku Apa Adanya
17 Eps. #17 Memantapkan Hati
18 Eps. #18 Hari Pernikahan
19 Eps. #19 Pergi Ke Kota
20 Eps. #20 Melawan Perampok
21 Eps. #21 Ciuman Pertama
22 Eps. #22 Bukan Hanya Sebatas Nafsu
23 Eps. #23 Semakin Mesra
24 Eps. #24 Dibalik Suara Deburan Ombak
25 Eps. #25 Sekali Lagi
26 Eps. #26 Ditunda Dulu
27 Eps. #27 Kedatangan Kapal Asing
28 Eps. #28 Pertemuan
29 Eps. #29 Yakin Tapi Ragu
30 Eps. #30 Mutiara Kamu Dimana?
31 Eps. #31 Niat Balas Dendam
32 Eps. #32 Ingatan Yang Sudah Kembali
33 Eps. #33 Sudah Dianggap Mati
34 Eps. #34 Kedatangan Genta dan Rendy
35 Eps. #35 Menyembunyikan Kebenaran
36 Eps. #36 Bujukan
37 Eps. #37 Kepergian Segara
38 Eps. #38 Tiba Di Kota
39 Eps. #39 Warisan
40 Eps. #40 Setelah Dua Hari Berpisah
41 Eps. #41 Bos Bucin
42 Eps. #42 Apa Aku Hamil?
43 Eps. #43 Dua Garis Merah
44 Eps. #44 Gara Gara Foto
45 Eps. #45 Kebenaran Yang Terungkap
46 Eps. #46 Diajak Ikut Ke Kota
47 Eps. #47 Membutuhkan Sosok Ayahnya
48 Eps. #48 Dunia Berguncang
49 Eps. #49 Tsunami
50 Eps.#50 Pasca Tsunami
51 Eps. #51 Berubah Pikiran
52 Eps. #52 Kesedihan Arkha
53 Eps. #53 Kesulitan Keuangan
54 Eps. #54 Penyerangan
55 Eps. #55 Akhir Dari Sebuah Kejahatan
56 Eps. #56 Sosok Yang Sudah Kembali
57 Eps. #57 Kebohongan
58 Eps. #58 Tiga Tahun Kemudian
59 Eps. #59 Nafkah Batin
60 Eps. #60 Baruna
61 Eps. #61 Mencoba Membuka Hati
62 Eps. #62 Tantrum
63 Eps. #63 Penyekapan
64 Eps. #64 Menyusul Ke Kota
65 Eps. #65 Di Pelabuhan
66 Eps. #66 Pertemuan Yang Tidak Disadari
67 Eps. #67 Tidak Tahu Harus Kemana
68 Eps. #68 Takut Ketahuan
69 Eps. #69 Terungkap Satu Rahasia
70 Eps. #70 Baruna Hilang
71 Eps. #71 Nyaris Tertabrak
72 Eps. #72 Ditawari Pekerjaan Baru
73 Eps. #73 Masih Koma
74 Eps. #74 Merasa Punya Ikatan
75 Eps. #75 Hampir Saja
76 Eps. #76 Mulai Ada Perselisihan
77 Eps. #77 Tujuan Rahasia
78 Eps. #78 Semakin Membaik
79 Eps. #79 Kabur Dari Rumah Sakit
80 Eps. #80 Tempat Tinggal Baru
81 Eps. #81 Kecurigaan
82 Eps. #82 Pertengkaran
83 Eps. #83 Mulai Sadar
84 Eps. #84 Mengungkap Kebenaran
85 Eps. #85 Mulai Terungkap
86 Eps. #86 Memilih Pergi
87 Eps. #87 Perkelahian Awal Sebuah Pertemuan
88 Eps. #88 Terungkap Lagi
89 Eps. #89 Pertemuan Penuh Haru
90 Eps. #90 Membongkar Satu Kebohongan
91 Eps. #91 Pengakuan Mama Yuna (Flash Back Akal Busuk Alfin dan Livina)
92 Eps. #92 Berbagi Cerita
93 Eps. #93 Nasehat Mama
94 Eps. #94 Mulai Di Make Over
95 Eps. #95 Merubah Penampilan
96 Eps. #96 Kecemasan Livina
97 Eps. #97 Kebesaran Hati Genta
98 Eps. #98 Melarikan Diri
99 Eps. #99 Ditangkap Polisi
100 Eps. #100 Menjelang Hari Bahagia 1
101 Eps. #101 Menjelang Hari Bahagia 2
102 Eps. #102 Hari Bahagia
103 Eps. #103 Penyatuan
104 Eps. #104 Hadiah Dari Mama Yuna
105 Eps. #105 Gairah Sang Segara
106 Ada Yang Baru
107 Bonus Part #1
108 Bonus Part #2
109 Bonus Part #3
110 Close 2 You
111 Bonus Part #4
112 Bonus Part #5
113 Bonus Part #6
114 Bonus Part #7
115 Bonus Part #8
116 Bonus Part #9
117 BARUNA
118 Muara Hasrat Baruna
119 Pengumuman Karya Baru
120 Karya Baru: Janda Bolong Tak Lagi Trending
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Eps. #1 Pendahuluan (Awal Kisah)
2
Eps. #2 Sahabat Tapi Menikam
3
Eps. #3 Hubungan Terlarang
4
Eps. #4 Berhasil Menjalankan Rencana Licik
5
Eps. #5 Tragis
6
Eps. #6 Terdampar Entah Dimana
7
Eps. #7 Namamu Adalah Segara
8
Eps. #8 Siapa Aku Sebenarnya?
9
Eps. #9 Belum Mendapat Informasi
10
Eps. #10 Akal Busuk Alfin
11
Eps. #11 Cibiran Warga
12
Eps. #12 Kakak Dan Adik
13
Eps. #13 Salah Paham
14
Eps. #14 Pilihan Yang Sulit
15
Eps. #15 Keputusan Terakhir
16
Eps. #16 Terima Aku Apa Adanya
17
Eps. #17 Memantapkan Hati
18
Eps. #18 Hari Pernikahan
19
Eps. #19 Pergi Ke Kota
20
Eps. #20 Melawan Perampok
21
Eps. #21 Ciuman Pertama
22
Eps. #22 Bukan Hanya Sebatas Nafsu
23
Eps. #23 Semakin Mesra
24
Eps. #24 Dibalik Suara Deburan Ombak
25
Eps. #25 Sekali Lagi
26
Eps. #26 Ditunda Dulu
27
Eps. #27 Kedatangan Kapal Asing
28
Eps. #28 Pertemuan
29
Eps. #29 Yakin Tapi Ragu
30
Eps. #30 Mutiara Kamu Dimana?
31
Eps. #31 Niat Balas Dendam
32
Eps. #32 Ingatan Yang Sudah Kembali
33
Eps. #33 Sudah Dianggap Mati
34
Eps. #34 Kedatangan Genta dan Rendy
35
Eps. #35 Menyembunyikan Kebenaran
36
Eps. #36 Bujukan
37
Eps. #37 Kepergian Segara
38
Eps. #38 Tiba Di Kota
39
Eps. #39 Warisan
40
Eps. #40 Setelah Dua Hari Berpisah
41
Eps. #41 Bos Bucin
42
Eps. #42 Apa Aku Hamil?
43
Eps. #43 Dua Garis Merah
44
Eps. #44 Gara Gara Foto
45
Eps. #45 Kebenaran Yang Terungkap
46
Eps. #46 Diajak Ikut Ke Kota
47
Eps. #47 Membutuhkan Sosok Ayahnya
48
Eps. #48 Dunia Berguncang
49
Eps. #49 Tsunami
50
Eps.#50 Pasca Tsunami
51
Eps. #51 Berubah Pikiran
52
Eps. #52 Kesedihan Arkha
53
Eps. #53 Kesulitan Keuangan
54
Eps. #54 Penyerangan
55
Eps. #55 Akhir Dari Sebuah Kejahatan
56
Eps. #56 Sosok Yang Sudah Kembali
57
Eps. #57 Kebohongan
58
Eps. #58 Tiga Tahun Kemudian
59
Eps. #59 Nafkah Batin
60
Eps. #60 Baruna
61
Eps. #61 Mencoba Membuka Hati
62
Eps. #62 Tantrum
63
Eps. #63 Penyekapan
64
Eps. #64 Menyusul Ke Kota
65
Eps. #65 Di Pelabuhan
66
Eps. #66 Pertemuan Yang Tidak Disadari
67
Eps. #67 Tidak Tahu Harus Kemana
68
Eps. #68 Takut Ketahuan
69
Eps. #69 Terungkap Satu Rahasia
70
Eps. #70 Baruna Hilang
71
Eps. #71 Nyaris Tertabrak
72
Eps. #72 Ditawari Pekerjaan Baru
73
Eps. #73 Masih Koma
74
Eps. #74 Merasa Punya Ikatan
75
Eps. #75 Hampir Saja
76
Eps. #76 Mulai Ada Perselisihan
77
Eps. #77 Tujuan Rahasia
78
Eps. #78 Semakin Membaik
79
Eps. #79 Kabur Dari Rumah Sakit
80
Eps. #80 Tempat Tinggal Baru
81
Eps. #81 Kecurigaan
82
Eps. #82 Pertengkaran
83
Eps. #83 Mulai Sadar
84
Eps. #84 Mengungkap Kebenaran
85
Eps. #85 Mulai Terungkap
86
Eps. #86 Memilih Pergi
87
Eps. #87 Perkelahian Awal Sebuah Pertemuan
88
Eps. #88 Terungkap Lagi
89
Eps. #89 Pertemuan Penuh Haru
90
Eps. #90 Membongkar Satu Kebohongan
91
Eps. #91 Pengakuan Mama Yuna (Flash Back Akal Busuk Alfin dan Livina)
92
Eps. #92 Berbagi Cerita
93
Eps. #93 Nasehat Mama
94
Eps. #94 Mulai Di Make Over
95
Eps. #95 Merubah Penampilan
96
Eps. #96 Kecemasan Livina
97
Eps. #97 Kebesaran Hati Genta
98
Eps. #98 Melarikan Diri
99
Eps. #99 Ditangkap Polisi
100
Eps. #100 Menjelang Hari Bahagia 1
101
Eps. #101 Menjelang Hari Bahagia 2
102
Eps. #102 Hari Bahagia
103
Eps. #103 Penyatuan
104
Eps. #104 Hadiah Dari Mama Yuna
105
Eps. #105 Gairah Sang Segara
106
Ada Yang Baru
107
Bonus Part #1
108
Bonus Part #2
109
Bonus Part #3
110
Close 2 You
111
Bonus Part #4
112
Bonus Part #5
113
Bonus Part #6
114
Bonus Part #7
115
Bonus Part #8
116
Bonus Part #9
117
BARUNA
118
Muara Hasrat Baruna
119
Pengumuman Karya Baru
120
Karya Baru: Janda Bolong Tak Lagi Trending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!