XI

Dua Minggu berlalu begitu cepat. Semuanya berlalu begitu saja bagai mimpi dan jika ini benar mimpi maka Renjani akan segera bangun dari tidur panjangnya lalu menertawakan diri sendiri karena telah bermimpi menikah dengan Kelana. Ya, Kelana Radiaksa bahkan untuk bertemu saja Renjani tak pernah membayangkannya.

Jika itu mimpi maka Renjani akan lebih berhati-hati saat naik tangga ketika ada pengunjung yang memintanya mengambil buku di rak paling atas. Dan kalaupun ia jatuh, ia akan menjatuhkan dirinya ke lantai, biar saja tubuhnya remuk dari pada harus diminta pertanggungjawaban dengan sebuah pernikahan.

"Ah!" Renjani memekik ketika sesuatu terasa menusuk kulit kepalanya.

"Maaf Mbak, saya terlalu kenceng." Seorang wanita yang berada di belakang Renjani mengucapkan maaf karena ia tak sengaja menusukkan haircomb terlalu dalam di kepala Renjani.

"Ah iya nggak apa-apa." Renjani mengusap pelupuk matanya yang basah. Berkat tusukan itu lamunan Renjani buyar, menarik dirinya kembali ke dunia nyata sehingga ia sadar bahwa ini semua bukan mimpi. Pernikahan ini seratus persen kenyataan.

Gila nih orang bisa bikin hair do nggak sih, kepala gue main tusuk aja

Seorang MUA telah selesai merias wajah Renjani dengan make-up yang terlihat natural tapi membuat Renjani semakin cantik.

Rambut Renjani telah selesai ditata dengan gaya gibson tuck ditambah sebuah haircomb dengan taburan swarovski yang dipasang di bagian belakang. Semua itu terlihat sederhana tapi cantik sesuai dengan permintaan Renjani—lebih tepatnya Kelana karena ia tidak suka sesuatu yang tampak ribet.

Dua orang wanita membantu Renjani mengganti pakaian dengan gaun yang telah Renjani pilih dua Minggu lalu bersama Yana. Gaun yang membuat tubuh mungil Renjani terlihat lebih tinggi. Desain off shoulder pada gaun itu memperlihatkan tulang selangka Renjani yang menawan.

Wedding venue Kelana dan Renjani dihiasi oleh bunga limonium dan astilbe yang tersebar ke seluruh penjuru. Acara pernikahan itu berlangsung tertutup bagi media. Tamu yang diundang juga tidak banyak, hanya keluarga dan rekan dekat Kelana dan Renjani yang hadir pada acara penting itu.

Kelana telah siap dengan setelan tuksedo hitam yang sangat pas di badannya. Aji berada di hadapan Kelana bersama dengan seorang penghulu. Ini pertama kalinya Kelana dan Aji bertemu. Tadi mereka sempat berbincang sebentar. Aji berkata ia menitipkan Renjani pada Kelana, ia meminta Kelana menjaganya dengan sepenuh hati karena putri semata wayangnya itu telah banyak menderita selama ini.

Kelana tidak bisa tersenyum ketika beberapa tamu undangan menyapanya karena terlalu tegang. Kelana tak menduga bahwa untuk melakukan ijab qabul ia bisa merasa se-tegang ini. Kelana sudah sering tampil di depan banyak orang, bahkan bisa 10 kali lipat dari tamu undangan di ruangan ini. Namun sensasinya berbeda padahal beberapa menit yang lalu Kelana begitu percaya diri tapi sekarang rasa itu lenyap seketika.

Aji mengulurkan tangan yang dengan cepat disambut oleh Kelana. Prosesi akad nikah berlangsung lancar dan cepat. Kelana mengucapkan kalimat Qabul dengan satu tarikan napas. Kelana bisa melepaskan napas lega setelah para saksi mengucapkan kata SAH dengan lantang begitupun para tamu undangan.

"Mari kita sambut kedatangan mempelai wanita." Suara MC membuat para tamu melihat ke arah pintu ballroom yang telah dihias dengan bunga berwarna putih dan lampu-lampu.

Kelana terpana melihat Renjani yang mengenakan gaun pengantin berwarna putih yang memperlihatkan bahu mulusnya. Ini menjadi kali kedua Kelana mengatakan dalam hati bahwa Renjani cantik. Mungkin karena Renjani tidak pernah memakai riasan, kali ini ia terlihat amat cantik meski dengan riasan tipis.

Renjani melangkah perlahan mendekat pada Kelana di depan sana, ia menyadari bahwa tamu undangan yang berada di kanan dan kiri jalan memfokuskan pandangan kepadanya. Bahkan mereka juga mengambil gambar yang membuat Renjani merasa seperti artis. Hanya saja tak ada cahaya blitz yang berlebihan seperti waktu itu. Renjani berdoa dalam hati high heels setinggi 7 centimeter ini tidak membuatnya jatuh. Sebab terakhir kali terjatuh ia harus bertanggungjawab menikahi laki-laki yang sekarang berada satu meter di depannya.

"Kamu cantik." Gumam Kelana menyambut Renjani dengan menggenggam tangannya. Ia tak bisa hanya mengucapkannya dalam hati karena saat ini Renjani benar-benar membuatnya terpesona.

"Dari lahir." Balas Renjani dengan suara lirih, entah Kelana mendengarnya atau tidak.

Mereka duduk di meja penghulu untuk menandatangani surat nikah dan memasang cincin di jari tengah yang menjadi simbol pengikat keduanya.

Renjani mencium punggung tangan Kelana atas arahan MC. Kemudian Kelana mencium kening Renjani dengan kaku, ia ingin segera mengakhiri ciuman yang tidak menyenangkan itu jika saja fotografer tidak memintanya untuk bertahan pada posisi itu. Kelana mengepalkan tangannya kuat, ingin rasanya melempar meja ke arah fotografer yang sepertinya sengaja membuatnya mencium kening Renjani cukup lama.

Renjani memperhatikan bibir Kelana usai adegan ciuman di kening itu, ia memastikan tak ada bedak yang menempel di bibir Kelana. Ah ternyata tidak ada, Renjani menebak bedak yang saat ini menempel di wajahnya memiliki harga mahal karena tidak mudah menempel kemana-mana.

Satu per satu tamu memberi selamat pada Kelana dan Renjani yang terlihat bahagia hari ini. Tentu saja itu hanya lah topeng karena jauh dalam hati mereka tak menginginkan pernikahan ini.

"Selamat Kelana, aku nggak nyangka kamu menikah secepat ini." Seorang wanita cantik mengenakan dress yang memiliki belahan hingga paha menyalami Kelana dan memeluknya. Ia adalah Emma yang dulu sempat digosipkan dekat dengan Kelana. Mereka pernah melakukan projek bersama, beberapa kali Emma memposting foto bersama dengan Kelana ke akun Instagram miliknya. Namun Kelana membantah bahwa ia dekat dengan Emma dan mengatakan bahwa hubungan mereka hanya sebatas teman.

"Terimakasih sudah datang." Kelana mengulas senyum tipis.

"Selamat ya." Emma menyalami Renjani dan memeluknya, "kamu istri bayaran kan?" Bisiknya di telinga Renjani.

Senyum yang dari tadi terlukis di wajah Renjani seketika pudar mendengar ucapan Emma. Meski itu tidak sepenuhnya salah tapi Renjani tak suka dengan kata istri bayaran yang terkesan buruk.

Emma mengurai pelukan dan kembali mengembangkan senyum yang dibuat-buat, ia tak habis pikir mengapa Kelana memilih wanita biasa ini untuk menjadi istri. Karena jika dibandingkan dengan Emma, Renjani tak ada apa-apanya. Emma memiliki postur tubuh tinggi bak model dan kulit coklat yang eksotis.

"Ini permintaan khusus dari saya, tolong nyanyikan satu lagu untuk acara ini." Pinta Wira pada Emma.

"Tentu saja Pak Wira, saya akan menyanyikan lagu khusus pengantin yang berbahagia hari ini." Emma melangkah ke atas panggung yang telah disediakan.

"Mantan pacar kamu?" Tanya Renjani pada Kelana.

"Bukan." Jawab Kelana tanpa melihat Renjani.

Renjani mencibir, ia penasaran berapakah jumlah mantan pacar Kelana, pasti tidak bisa dihitung dengan jari.

Suara merdu Emma mulai mengisi ruangan itu ketika ia menyanyikan bait pertama lagu Cinta Kan Membawamu milik Dewa 19 yang bisa menciptakan suasana romantis di acara pernikahan tersebut. Tadinya Emma ingin menyanyikan lagu patah hati tapi ia tidak mau terlihat sedang galau karena pernikahan Kelana dengan Renjani. Emma tidak mau terlihat lemah hanya karena tak bisa mendapatkan Kelana yang sialnya sempurna di matanya—bukan hanya dirinya tapi Kelana masuk dalam kategori Boyfriend Material menurut anak-anak generasi Z. Selain tampan, Kelana juga memiliki karir yang cemerlang dan berbakat. Cewek mana yang enggak kelepek-kelepek mendengar permainan violin Kelana bahkan burung yang berterbangan pun ikut terbuai karenanya.

Cinta 'kan membawamu

Kembali di sini

Menuai rindu, membasuh perih

Bawa serta dirimu

Dirimu yang dulu

Mencintaiku apa adanya

Lirik lagu tersebut justru membuat pikiran Kelana melayang pada momen 6 tahun yang lalu dan mengingatkannya pada seseorang. Seharusnya Kelana telah melupakan wanita itu tapi entah kenapa lagu yang dinyanyikan Emma seolah membuatnya membuka luka lama.

Menikahlah dengan wanita yang baik dan lupakan aku.

Itu adalah kalimat terakhir yang wanita itu ucapkan pada Kelana. Kesibukan Kelana selama beberapa tahun ini seharusnya membuatnya melupakan wanita itu tapi tidak sama sekali. Sekarang pun meski Kelana telah menikahi wanita yang (mungkin) baik tapi tak ada cinta di antara mereka. Bagaimana Kelana bisa melupakannya jika hanya wanita itu yang mencintainya tanpa menuntut apapun.

Kapan kau datang untuk membasuh perih ku?

******

Acara hari itu selesai dengan cepat setelah foto-foto yang jumlahnya tak terhingga dan makan bersama dengan para tamu undangan. Kelana menolak untuk menginap di hotel meskipun papa dan orangtua Renjani menyarankan mereka tinggal di hotel untuk beberapa hari. Namun bagi Kelana dimana pun sama saja lagi pula mereka tak akan melakukan apapun. Sebagai gantinya Yana menginap di unit apartemen lain untuk membiarkan Kelana dan Renjani berdua saja.

Yana juga telah mengosongkan jadwal Kelana selama tiga hari. Tadinya Yana mengatur jadwal Kelana agar tak ada job selama seminggu tapi Kelana menolak karena itu terlalu lama dan ia pasti akan bosan berada di apartemen. Akhirnya Kelana setuju libur 3 hari agar tidak membuat orang curiga jika pernikahan itu telah direncanakan olehnya dan Renjani hanya untuk menutupi gosip tentang mereka.

"Bersihkan riasan mu, itu mengganggu pemandangan." Ucap Kelana ketika mereka sampai di apartemennya.

"Dimana?" Pandangan Renjani menyapu ke seluruh apartemen Kelana yang cukup luas jika dibandingkan dengan tempat kosnya, perabotannya juga sangat modern.

"Tidak ada kamar lain, disitu." Kelana menunjuk kamarnya, ia tidak mungkin meminta Renjani tidur di kamar Yana. Besok ia harus mengosongkan satu kamar lainnya yang selama ini digunakan untuk menyimpan koleksi violin yang sudah lama tidak ia pakai agar Renjani bisa tidur disana. Tidak mungkin mereka akan tidur bersama seterusnya.

Renjani masuk ke kamar yang Kelana tunjuk. Ia membuka koper dan mengeluarkan pouch skincare miliknya untuk membersihkan make-up. Meski terlihat natural tapi riasan itu cukup membuat Renjani tidak nyaman jika harus mempertahankannya lebih lama.

"Tadi bilang cantik, sekarang katanya mengganggu pemandangan." Gerutu Renjani, ia membuka salah satu pintu yang berada di kamar itu. Renjani terperangah, ternyata bukan kamar mandi, itu adalah ruangan yang penuh dengan violin dan satu piano di tengah ruangan. "Wah, dia emang violinist sejati." Ia buru-buru menutup pintu itu kembali.

Renjani membuka pintu yang lain, ia kaget untuk kedua kalinya karena lagi-lagi itu bukan kamar mandi melainkan ruangan yang penuh dengan pakaian dan sepatu. Renjani menarik napas panjang sebelum menutup pintu itu untuk menghilangkan rasa kesalnya. Ia hanya ingin cepat membersihkan riasannya tapi ada 3 pintu disini.

"Yang ini pasti kamar mandi kan?" Renjani mendorong pintu terakhir dekat jendela kaca. Emosinya perlahan mereda karena kali ini ia benar-benar menemukan kamar mandi itu.

Renjani menuangkan cleansing oil ke telapak tangannya dan mengusapkan ke wajahnya. Make-up tebal yang berada di atas wajah Renjani perlahan meleleh seperti es krim saat terkena sinar matahari.

Pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka membuat Renjani memekik karena terkejut. Namun seseorang yang membuka pintu itu juga berteriak tak kalah terkejut melihat wajah Renjani yang dipenuhi warna hitam, coklat dan abu-abu seperti kuntilanak.

"Kamu ngapain sih?" Di tengah pandangannya yang berkabut, Renjani bisa melihat itu adalah Kelana, tentu saja siapa lagi yang berada di apartemen ini jika bukan Kelana.

"Kenapa wajahmu seperti itu?" Kelana menunjuk wajah Renjani.

Renjani tidak menjawab, ia melanjutkan menggosok wajahnya. Tentu saja wajah Renjani seperti ini karena eyeliner, maskara, foundation, eyeshadow, lipstick menjadi satu saat ia mengusapnya dengan cleansing oil.

"Lagian kamu ngapain sih ngikutin aku kesini?" Kesal Renjani tidak terlalu jelas karena ia sedang membersihkan lipstick di bibirnya.

"Aku sudah menahan kencing dari tadi." Kelana menerobos masuk. "Jangan ngintip." Ia melangkah menuju closet untuk buang air kecil.

"Siapa juga yang mau ngintip, kamu aja yang modus nyusul kesini padahal ada kamar mandi lain." Renjani membasuh wajahnya dengan air dan membersihkan sisa-sisa maskara yang susah hilang. Ia menuang micelar water pada kapas untuk membersihkan bagian matanya.

"Jangan terlalu percaya diri." Kelana segera keluar dari sana setelah buang air kecil.

"Dasar mesum." Cibir Renjani yang membuat langkah Kelana terhenti dan membalikkan badan.

"Apa kamu bilang?" Kelana mengerutkan kening, mesum katanya?

"Aku nggak bilang apa-apa."

"Kamu bilang aku mesum."

"Enggak!" Renjani buru-buru menutup pintu dan menguncinya karena ia harus segera mandi. Renjani tidak mau jika Kelana tiba-tiba kembali menerobos masuk saat ia sedang mandi.

Terpopuler

Comments

Yeni Selfian

Yeni Selfian

ceritanya bagus banget author....upnya jgn lama2 yach

2022-02-07

0

mbokekiting

mbokekiting

lanjut kak...

2022-02-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!