Setelah Jenny masuk ke kamarnya, dia langsung membersihkan tubuhnya. Lalu rebahan di atas tempat tidur. Jenny merasa hari ini cukup membuatnya bahagia setelah seharian jalan-jalan bersama Iqbal.
Ada sesuatu yang aneh dalam hati Jenny setelah jalan bersama Iqbal. Dia merasa sangat dekat dengan laki-laki yang berstatus sebagai suaminya itu. Tapi Jenny tidak tahu apa nama perasaan aneh yang tiba-tiba muncul itu.
Jenny teringat ponselnya kalau sejak semalam tidak aktif. Bahkan sampai pagi hingga sore ini dia lupa untuk mengaktifkannya.
“Pantas saja sejak tadi aku tidak mendengar ada pesan masuk.” Gumam Jenny sambil mengaktifkannya.
Beberapa saat kemudia setelah ponselnya menyalah, terdengar suara notif pesan masuk berulang kali. Pesan itu ada sekitar dua puluhan dan belasan panggilan tak terjawab.
“Astaga!!!” pekik Jenny saat melihat begitu banyak pesan dari Xavier.
“Jen, kamu sedang apa?”
“Kenapa ponsel kamu sejak semalam tidak aktif?”
“Apa kamu sudah bangun, Jen?”
“Kenapa masih belum aktif? Apa kamu sibuk hari ini?”
“Jen, kamu sedang apa sama dia?”
“Jen, aku mengkhawatirkanmu. Ponsel kamu juga susah dihubungi.”
Dan masih banyak lagi pesan dari Xavier. Jenny merutuki kebodohannya karena tidak mengaktifkan ponselnya hingga membuat Xavier sangat cemas. Dia bingung mau membalas apa. Apa lagi dalam pesannya tadi dia menanyakan sedang apa bersama Iqbal. Belum sempat Jenny membalas pesan Xavier, laki-laki itu sudah menghubunginya terlebih dulu.
“Halo Kak?” sapa Jenny.
“Halo Jenny? Apa kamu baik-baik saja? Astaga kamu kemana saja Jen seharian. Bikin aku cemas saja.” Ucap Xavier panjang lebar.
“Maaf Kak membuat kamu khawatir.” Jawab Jenny lirih.
“It’s ok, asal kamu baik-baik saja. Sekarang katakan, seharian ini kamu ngapain dan kemana saja?” tanya Xavier.
“Oh itu Kak, tadi aku hanya bersih-bersih rumah dan mencuci bajuku. Setelah itu aku keluar membeli beberapa kebutuhan pribadiku.” Jawab Jenny berbohong.
“Kamu bersih-bersih lagi? Bahkan sampai tidak sempat mengaktifkan ponsel kamu?” tanya Xavier sedikit kesal.
“Nggak apa-apa ko’ Kak. Lagi pula itu kemauanku sendiri.” Jawab Jenny.
“Apa dia tidak bisa mencari pembantu? Apa dia sengaja membuat kamu hidup susah?” tanya Xavier dengan kesal.
“Nggak, Kak. Udah dong Kak. Aku benar-benar minta maaf. Ini murni keslahanku karena lupa mengaktifkan ponselku.” Ucap Jenny.
Jenny dapat mendengar helaan nafas Xavier di seberang sana yang tampak menahan kesal. Jenny yang merasa bersalah pun tidak mau jujur kalau dia habis jalan dengan Iqbal karena dia tidak ingin melukai perasaan Xavier.
Akhirnya Xavier pun bisa memaafkan Jenny.
Malam harinya Jenny keluar kamar karena perutnya terasa lapar. Dia malas membeli makanan, lalu masuk ke dapur yang kebetulan ada mie instan. Akhirnya dia merebusnya.
Jenny tadi sempat melirik ke kamar Iqbal yang tertutup rapat. Dia heran kenapa Iqbal tidak keluar kamar. apakah laki-laki itu baik-baik saja. Maksud hati ingin mengetuk pintu kamar Iqbal tapi tidak cukup nyali Jenny jika telah mengganggu istirahat Iqbal.
Beberapa saat kemudian Jenny sudah selesai membuat mie instannya. Lalu dia memakannya sendiri. Bau kuah mie rasa soto ayam itu membuat perut Jenny semakin keroncongan hingga tak sabar untuk segera memakannya.
Saat semangkok mie yang di makan Jenny hampir habis, dia melihat Iqbal baru saja keluar dari kamarnya. Laki-laki itu langsung masuk dapur untuk mengambil air minum.
“Kak, maaf aku tadi memasak mie yang ada laci itu.” Ucap Jenny.
“Hmm” jawab Iqbal singkat tanpa melihat wajah Jenny, lalu pergi begitu saja.
“Aneh.” Gumam Jenny.
Iqbal yang niatnya juga akan memasak mie instan pun dia urungkan saat melihat Jenny sedang berada di dapur. Entah kenapa dia begitu kesal setelah mendapati banyak pesan dari Xavier yang dikirim untuk Jenny.
Beberapa hari yang lalu Iqbal diam-diam menyadap ponsel Jenny. Dia juga memasang GPS demi keamanan Jenny. Tapi kali ini Iqbal sangat kesal saat melihat perhatian Xavier untuk Jenny. Memang sih antara dirinya dan Jenny tidak ada hubungan lebih selain kakak adik seperti yang diminta oleh Jenny saat itu. Tapi bisakah hati Jenny sedikit peka terhadap beberapa perhatian yang sudah ia berikan selama ini.
“Memang benar, cinta pertama itu luar biasa rasanya.” Gumam Iqbal dalam hati.
Iqbal baru menyadari, sebesar apapun perhatian yang diberikan pada Jenny tidak akan ada efek apapun. Karena memang dirinya hanya dianggap sebagai kakak. Tidak lebih dari itu. Sedangkan Jenny dan Xavier, mau seberapa besar apapun kesalahan yang sedang terjadi diantaranya, pasti akan berakhir dengan damai. Karena keduanya sama-sama memiliki rasa cinta yang begitu besar. Selain itu Xavier adalah cinta pertama Jenny, begitu juga sebaliknya. Jenny adalah cinta pertama Xavier.
***
Keesokan paginya, Iqbal sudah bangun. Dia keluar kamar dengan menggunakan sepatu olahraganya. Dia ingin jogging di sekitar area rumahnya.
“Mau kemana Kak?” tanya Jenny basa-basi.
“Jogging.” Jawab Iqbal singkat.
Jenny yang tadi sedang duduk di teras rumah hanya melongo karena lagi-lagi mendengar Iqbal bicara tanpa melihat wajahnya. Jenny bingung dan mencari kesalahan apa yang telah dia lakukan hingga membuat Iqbal kembali dingin seperti semula.
Setelah kurang lebih 30 menit Iqbal jogging, dia langsung pulang. Saat tiba di depan pintu, Iqbal melihat Jenny sedang memegang alat pel. Dengan cepat Iqbal meraih alat pel itu.
“Kenapa Kak? Aku belum selesai mengepel.” Ucap Jenny terkejut.
“Jangan. Jangan lakukan pekerjaan ini lagi.” Jawab Iqbal sambil menjauhkan alat pel itu dari Jenny.
“Kenapa Kak? Apa kurang bersih aku membersihkannya?” tanya Jenny kecewa dan Iqbal meggelang pelan.
“Maaf, bukan seperti itu maksudku. Jangan melakukan pekerjaan rumah lagi. Biar aku saja. Kamu tinggal disini tidak aku minta sebagai pembantu. Dan untuk pakaian kotor kamu, lebih baik kamu bawa ke laundry saja. Aku nggak mau kamu lelah mengerjakan pekerjaan rumah. dan maaf aku tidak bisa membayar seorang pembantu.” Ucap Iqbal dan langsung pergi meninggalkan Jenny yang sedang mematung.
***
Hari ini Billal akan meeting dengan pimpinan perusahaan Al Vito Corp. dia sangat bahagia karena sebentar lagi akan menemukan keberadaan laki-laki yang telah menghajarnya dulu. Meski dia tahu kalau Iqbal sudah tidak lagi bekerja di perusahaan itu, setidaknya dia bisa mengorek informasi tentang Iqbal dari Barra, pimpinan perusahaan Al Vito Corp.
“Selamat siang Tuan Billal!” sapa Barra ramah.
“Selamat siang juga Tuan Barra. Senang bisa bertemu dengan anda.” Jawab Billal.
Kedua pria itu sedang mengadakan meeting di salah satu restaurant mewah yang ada di kota J. Barra menyambut dengan hangat klien barunya itu. Begitu juga dengan Billal.
Billa datang tidak seorang diri, melainkan dengan Sean asisten pribadinya. Tapi tidak dengan Barra, dia datang sendirian karena sampai saat ini masih belum mendapatkan pengganti Iqbal.
“Ngomong-ngomong, anda sendirian saja Tuan Barra? Tidak bersama asisten atau sekretaris anda” tanya Billal basa-basi.
“Iya. Sementara saya masih sendiri karena asisten pribadi saya sekaligus adik ipar saya sudah resign.” Jawab Barra dan membuat Billal sangat bingung.
.
.
.
*TBC
Yok yok yok kasih like dan komentar terbaik kalian buat hubungan Iqbal dan Jenny. menggemaskan atau mengenaskan?🤣🤣
Happy Reading🤗🤗😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
👻Ji®eN☣️
pasti sakit banget kan bal🤧
2023-12-28
0
Eka Krisna Limbong
si billal ganggu banget sih
2022-08-18
1
Thony Royster
Mau Blang Heran tp dh terjdi..trs bkn nya Ikbal dh Ngmong yea Siapa plaku Kjhatan pd Jeny..
Lah Ini Mlh Krj Sma mlh Bongkr Identitas lg itu Sma Ajh Bunuh diri
2022-08-14
0