“Pasti sama pacar ya?” tanya Jenny.
“Sendirian.” Jawab Iqbal singkat.
Jenny sudah tidak mempunyai topik pembicaraan lagi. Lalu dia dia beranjak dari tempat duduknya. Dia berjalan-jalan di atas rerumputan hujau di sekitar danau. Sedangkan Iqbal masih duduk mengamati Jenny dari tempatnya.
Iqbal menyunggingkan senyumnya melihat tingkah Jenny yang menurutnya lucu karena baru pertama kalinya ke tempat seperti ini. tampak gadis itu mengambil beberapa batu kerikil lalu melemparkannya ke tengah danau.
Diam-diam Iqbal mengambil foto Jenny dari jauh. Dia mengambil beberapa pose foto yang menurutnya sangat lucu dan menggemaskan. Lalu memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku celananya.
Mereka menghabiskan waktu di danau itu kurang lebih selama dua jam. Setelah Iqbal mengajak Jenny meninggalkan danau tersebut karena udara semakin terik.
“Apa kita mau pulang sekarang Kak?” tanya Jenny.
“Nggak. Kita ke mall ada yang ingin aku beli. Barangkali kamu juga mau beli sesuatu?” Jawab Iqbal.
“Ya udah ayok. Kita ngedem disana.” Ucap Jenny.
Akhirnya mereka berdua melanjutkan perjalanan menuju ke salah satu pusat perbelanjaan. Iqbal memang ingin membeli beberapa celana ganti untuk pakaian kerjanya. Karena mulai minggu depan dirinya sudah bekerja terus di perusahaan itu, dan dia hanya punya beberapa stok celana ganti.
Sesampainya di mall, Iqbal langsung menuju outlet yang menjual baju khusus laki-laki. Jenny pun mengikutinya. Iqbal sedang memilih beberapa celana.
“Yang ini aja Kak. Sepertinya sangat pas di tubuh Kak Iqbal.” Ucap Jenny tiba-tiba sambil mendekatkan celana itu di samping tubuh Iqbal seolah sedang memastikan ukurannya.
“Bagaimana kamu bisa yakin kalau celana itu pas denganku?” tanya Iqbal sambil menatap mata Jenny.
“Oh, instingku saja sih Kak. Karena memang sangat pas dengan ukuran tubuh Kak Iqbal.
“Insting kamu bagus juga. celana ini juga memang sesuai meski tanpa aku mencobanya lebih dulu.” Jawab Iqbal.
“Tuh kan benar.” Ucap Jenny bangga.
“Kalau insting kamu bagus, berarti kamu tahu isi hatiku?” tanya Iqbal sambil menatap mata Jenny dengan intens.
Tiba-tiba saja Jenny langsung gugup saat Iqbal menatapnya seperti itu. Bahkan bibirnya terasa kelu untuk menjawab pertanyaan Iqbal. Lalu Jenny membuang mukanya dan memilih untuk menjauh dari hadapan Iqbal.
“Tunggu!” Panggil Iqbal sambil menarik tangan Jenny.
Jenny semakin gugup saat merasakan tangannya dipegang oleh Iqbal. Dia bingung mencari jawaban atas pertanyaan Iqbal tadi.
“Ii..iya Kak. Aku nggak tau-“
“Mau kamu bawa kemana celana itu? Sini biar aku masukkan keranjang ini.” potong Iqbal cepat.
Wajah Jenny langsung memerah karena sangat malu. Dia pikir Iqbal masih menanyakan tentang jawaban tadi, tak tahunya ternyata dirinya yang lupa mau membawa pergi celana Iqbal.
Sedangkan Iqbal tampak tersenyum tipis saat melihat Jenny yang sedang salah tingkah. Setelah itu Iqbal membawa belanjaannya ke kasir lalu membayarnya.
Jenny tampak diam terus setelah kejadian tadi. bahkan jalannya pun sedikit berjarak dengan Iqbal.
“Kita ke foodcourt dulu ya?” ajak Iqbal dan Jenny hanya mengangguk.
“Iqballll!!” teriak seseorang secara tiba-tiba.
Iqbal dan Jenny menoleh ke sumber suara. Ternyata Felix lah yang memanggilnya. Laki-laki itu tampak sumringah bisa bertemu dengan Iqbal di mall ini. tapi sebenarnya bukan itu alasan pastinya. Felix yang terkenal playboy sangat terpesona saat melihat seorang perempuan cantik yang sedang berjalan dengan temannya. Dia yakin kalau perempuan itu adalah istri Iqbal. Dan ternyata benar apa yang dikatakan oleh Galang tempo hari, bahwa istri Iqbal sangat cantik.
“Ngapain kamu?” tanya Iqbal datar. Entah kenapa dia tidak suka dengan tatapan mata Felix yang sejak tadi tertuju pada Jenny.
“Ah aku tadi sedang beli sesuatu dan nggak sengaja lihat kamu disini juga.” jawab Felix dengan mata masih terus menatap Jenny.
“Ya udah, aku duluan kalau gitu.” Ucap Iqbal dan reflek menggandeng tangan Jenny.
“Jahat banget sih kamu Bal mau ninggalin aku gitu saja. Nggak mau kenalin dulu tuh cewek sama aku.” ucap Felix dan menghentikan langkah Iqbal dan Jenny.
“Alasan saja. Dia Jenny istriku.” Ucap Iqbal datar.
Jenny yang tangannya sedang dipegang Iqbal tidak bisa berbuat apa-apa. Entah kenapa dia merasa nyaman dengan genggaman tangan Iqbal seperti ini. ditambah lagi dengan ucapan Iqbal baru saja yang memperkenalkan dirinya sebagai istrinya pada Felix.
“Felix. Sahabatnya Iqbal” Ucap Felix kemudian sambil mengulurkan tangannya pada Jenny.
Dengan cepat Iqbal meraih tangan Jenny agar tidak membalas uluran tangan Felix. Jenny pun hanya diam mematung saat mendapat perlakuan dari Iqbal yang menurutnya sangat posesif.
“Aku nggak punya sahabat playboy seperti kamu. Ya udah sana, tuh dicariin cewek kamu.” Ucap Iqbal sambil menunjuk seorang perempuan hamil yang sedang berjalan seorang diri.
Felix langsung menoleh ke arah perempuan yang dimaksud oleh Iqbal. Sedetik kemudian Felix baru menyadari kalau telah dikerjai oleh Iqbal. Dan parahnya lagi Iqbal dan Jenny sudah menghilang dari pandangan Felix.
“Sialll! Kurang ajar tuh anak.” Umpat Felix lalu berjalan pulang.
Sementara itu Iqbal dan Jenny sudah masuk ke dalam foodcourt yang ada di lantai 3 mall. Sejak tadi Iqbal cekikikan sendiri setelah berhasil mengerjai Felix. Tangan Jenny juga sejak tadi masih digandeng oleh Iqbal. Bahkan dia masih tidak menyangka bisa melihat tawa dari seorang Iqbal. Laki-laki yang dia kenal mempunyai wajah datar, sikapnya cuek dan dingin.
“Kak Iqbal baik-baik saja?” tanya Jenny menghentikan langkahnya.
“Ehm, iya aku baik. Maaf.” Ucap Iqbal cepat dan langsung melepaskan gandengannya.
“Kenapa Kak Iqbal tertawa? Apa ada yang lucu?” tanya Jenny penasaran setelah mereka sudah duduk di salah satu meja makan.
“Itu tadi temen baikku Felix.” Jawab Iqbal singkat tapi masih belum bisa menghentikan senyumnya saat membayangkan wajah kesal Felix.
“O gitu ya Kak. Lalu kenapa Kak Iqbal ngetawain Kak Felix?” tanya Jenny semakin penasaran.
Akhirnya Iqbal menceritakan pada Jenny kalau dia berhasil mengerjai Felix. Perempuan hamil yang ditunjuk tadi bukanlah cewek Felix tapi orang lain. Karena Felix adalah playboy sejati, jadi tiap kali membicarakan tentang perempuan pasti langsung fokus.
Jenny yang mendengarnya pun ikut tertawa. Tapi bukan menertawakan sikap Felix melainkan menertawakan sikap Iqbal yang menurutnya bisa bersikap konyol seperti tadi. bahkan Jenny sangat terpesona dengan senyum manis dari bibir Iqbal yang baru kali ini dia lihat.
Setelah seharian menghabiskan waktu berdua, sore harinya Iqbal mengajak Jenny pulang. Karena Iqbal tidak ingin membuat Jenny kelelahan.
“Makasih ya Kak untuk hari ini.” ucap Jenny tulus sebelum masuk ke kamarnya.
Iqbal mengangguk samar lalu masuk ke kamarnya juga. Iqbal merasa sangat bahagia karena hari ini bisa dekat dengan seseorang yang dia kagumi. Meski suatu saat nanti dia akan berpisah dengan Jenny, namun Iqbal tidak ingin melewatkan kedekatan itu.
Senyum Iqbal yang sedari tadi tersungging kini perlahan surut setelah melihat ponselnya. Terlebih melihat puluhan pesan masuk. Dan pesan itu dikirim dari orang yang sama.
.
.
.
*TBC
Happy reading🤗🤗😘😘
jangan lupa like dan komentarnya yaa,, votenya juga boleh ko', nggak maksa sih cuma menyarankan🤣🤣✌️✌️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Nurul Hidayati
Pernah punya Mantan yg setipe
Iqbal ini,seneng kalo sudah keluar senyumnya, rasanya adem banget
Mahal banget senyum nya,
Klbihannya Orang nya serius n setia juga royal ke tmn2....cuman ya gitu senyum nya wow... Pelit
2022-08-12
1
ppadang1
pepet terus bal....
2022-08-01
1
Zul
simple
2022-06-25
1