Jenny keluar rumah dengan menaiki taksi yang sudah dia pesan secara online. Dia pergi menuju salah satu toko penjual ATK. Jenny akan membeli beberapa alat tulis dan buku untuk keperluan membuat sketsa gambar gaun. Dan ini adalah pertama kalinya Jenny keluar rumah.
Sebenarnya Om dan Tante Jenny juga tinggal di kota ini, namun Jenny enggan memberitahunya. Terlebih dengan pernikahannya. Biarlah kedua orang tuanya saja yang memberitahukannya.
Selama kurang lebih satu setengah jam Jenny berkeliling ke toko yang menjual ATK itu, Jenny juga mampir ke mini market yang kebetulan dekat dengan toko tersebut. Jenny membeli beberapa barang keperluannya dan juga membeli camilan untuk menemaninya menggambar nanti. Setelah itu baru lah Jenny pulang dengan menaiki taksi.
Sesampainya di rumah, Jenny segera masuk ke kamarnya. Dia menata barang belanjaannya dan alat-alat tulis yang dibelinya tadi. Jenny melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 12 siang. Tapi sampai saat ini dirinya tidak mendapati keberadaan Iqbal di rumah.
“Kemana sih dari tadi keluar nggak balik-balik.” Gumam Jenny kesal.
“Eh, ngapain juga sih mikirin makhluk kutub itu.” Umpat Jenny merutuki kebodohannya.
Jenny duduk santai di ruang tengah. Dia bosan memainkan gadgetnya, sekarang bingung harus ngapain lagi. Kalau pun mau membuat sketsa rasanya Jenny suka melakukannya malam hari.
Jenny penasaran pada sebuah laci yang ada di dekat sofa tempatnya duduk. Dia membuka laci tersebut ternyata ada sebuah album foto lama. Jenny pun mengambilnya. Disana terdapat banyak foto keluarga Iqbal. Mulai dari masa muda kedua mertuanya hingga masa kecil Iqbal bersama Arsha sang adik.
Tanpa sadar Jenny menarik sudut bibirnya ke atas saat melihat foto masa kecil Iqbal. Dalam foto itu tampak Iqbal sedang menangis saat sedang menaiki kuda. Pikiran Jenny membandingkan Iqbal yang dulu dan sekarang. masa kecilnya begitu lucu dan menggemaskan. Tapi kenapa sekarang jadi dingin dan kaku.
Puas memandangi foto keluarga Iqbal, Jenny kembali memasukkan album foto itu ke dalam laci. Dan kini perutnya terasa keroncongan minta diisi. Dia lantas membuka aplikasi delivery makanan. Dan tidak menunggu lama, makanan pun sudah datang.
Selsai makan, Jenny tiba-tiba merasa perutnya terasa kram. Dia mengingat kalau tanggal ini adalah masa periodenya datang. Dia pun hafal dengan kebiasaannya. Jenny mencari obat dalam tasnya yang beruna untuk mengurangi rasa nyeri yang menderanya.
“Duhh!! Bisa-bisanya aku nggak punya persediaan obat.” Gumam Jenny saat tidak menemukan obatnya di dalam tas.
Mau keluar pun tidak sanggup. Kalau sudah begini, dia hanya bisa tiduran sepanjang hari. Berhubung tidak ada obat yang harus diminum, Jenny merasakan suhu tubuhnya sedikit memanas karena rasa nyeri di perutnya. Ditambah lagi keringat dingin yang sejak tadi terus keluar.
***
Sementara itu di hari pertama kalinya Iqbal bekerja, dia bisa melakukan tugasnya dengan baik. Semua temannya juga welcome dengan dirinya.
Iqbal yang terbiasa bekerja dengan sangat jeli dan teliti, pekerjaannya saat ini pun tidak terlalu sulit baginya. Hanya saja selain menggunakan otak, dia juga harus menggunakan otot. Karena sekali-kali dia juga ikut mengangkat beberapa kardus barang yang baru saja masuk.
Saat jam makan siang, Iqbal berkumpul bersama teman-temannya untuk makan siang. Dan ini juga pertama kalinya Iqbal makan siang berbaur bersama orang banyak.
Setelah jam makan siang selesai, Iqbal dan teman-temannya kembali melanjutkan pekerjaannya. Dan sesuai dengan jadwalnya, jam 4 sore nanti dirinya baru diperbolehkan pulang.
“Kamu Iqbal, penggantinya Jojo ya?” tanya seorang pria paruh baya.
“Iya Pak.” Jawab Iqbal sopan.
“Saya Halim, kepala gudang. Sejak tadi saya memantau pekerjaannya kamu cukup baik. Rasanya tidak salah Jojo mencari pengganti. Semoga kamu bisa mempertahankan kinerja kamu yang bagus ini.” ucap Pak Halim sambil menepuk pundak Iqbal lalu pergi.
“Terima kasih Pak.” Jawab Iqbal mengangguk hormat.
Iqbal pun kembali melanjutkan memeriksa barang-barang yang baru saja diturunkan dari container. Dia sangat jeli meneliti kondisi barang masih bagus atau ada yang rusak, sambil membawa buku catatan kecil dan bolpoin.
“Cih, kamu penggantinya Bang Jojo ya?” tanya seseorang yang baru saja menghampiri Iqbal.
Iqbal yng masih sibuk pun hanya melirik sekilas pria itu. Iqbal melihat aura pria tersebut yang tampak sinis dan tidak suka dengannya. Dan pria itu adalah orang yang dicaritakan oleh Jojo tadi pagi dan meminta dirinya untuk berhati-hati.
“Sombong banget. Anak baru saja juga sudah sok cari muka sama kepala gudang.” Ucap pria itu lagi karena Iqbal masih bergeming.
Karena bagi Iqbal tidak ada hal penting dari pembicaraan pria tersebut, dia lantas meninggalkannya begitu saja. Dan sontak saja membuat pria yang diketahui bernama Adrian itu tampak murka dengan Iqbal.
Menjelang sore hari dan waktusudah menunjukkan pukul 4. Iqbal dan teman-temannya sudah bersiap untuk pulang. Pekerjaannya memang belum selesai, namun bisa dilanjutkan kembali besok.
Iqbal menuju parkiran untuk mengambil motornya. Meskipun motor Iqbal bukan motor baru, tapi keberadaannya disana cukup membuat beberapa karyawan kagum. Bahkan mereka ada yang mengira bahwa Iqbal bukan orang sembarangan. Dan ada juga yang terlihat tak suka.
Iqbal memakai helmnya dan langsung menyalakan mesin motornya, lalu pergi melesan meninggalkan perusahaan.
Dalam perjalanan pulang, Iqbal sempat mampir ke sebuah warung untuk membeli makan. Dia memilih membeli makanan untuk makan malamnya nanti daripada memasak. Karena jujur saja badannya sangat capek setelah seharian bekerja.
Setelah itu dia kembali melajukan motornya menuju rumah. sesampainya di rumah, hal biasa yang sering Iqbal jumpai. Rumahnya selalu terlihat sepi. Andai saja pernikahannya seperti pernikahan yang dijalani seperti kebanyakan orang, pasti di saat pulang bekerja seperti ada seorang istri yang menyambut kepulangannya.
Iqbal menghela nafasnya pelan. Bisa-bisanya dirinya berandai-andai seperti itu. Lalu dia segera membuang jauh semua pikiran konyolnya.
Cklek
Iqbal masuk ke dalam rumah. dia melihat pintu kamar Jenny tidak tertutup sepenuhnya. Taapi dia juga tidak peduli tentang apa yang dilakukan gadis itu di dalam kamar.
Sayup-sayup telinga Iqbal menangkap suara rintihan seseorang yang sedang menahan sakit. Dia menghentikan sejenak langkahnya saat akan memasuki kamarnya. Iqbal tidak yakin kalau itu suara Jenny. Tapi siapa lagi kalau bukan Jenny. Lagi pula jarak rumahnya dengan tetangga tidak terlalu dekat. Jadi tidak mungkin jika suara itu berasal dari rumah tetangganya.
Iqbal memberanikan diri mengintip kamar Jenny yang memang pintunya tidak tertutup rapat. Disana tampak jelas kalau Jenny sedang tidur meringkuk.
“Jen!” panggil Iqbal melalui celah pintu itu, namun taka da sahutan dari si empunya kamar.
Perasaan Iqbal semakin khawatir. Dia memberanikan diri memasuki kamar Jenny. Dan benar saja suara rintihan itu adalah suara Jenny yang sedang meringkuk di atas ranjangnya.
“Jenny, kamu sakit?” tanya Iqbal dan sambil melihat wajah Jenny yang terpejam. Lalu tangannya terulur menyentuh tangan Jenny.
“Astaga! Badan kamu demam.” Ucap Iqbal terkejut.
.
.
.
*TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
elindha azzahra
biarin aja bal s jenny dia aja ga peduli sm km
2022-08-04
0
ppadang1
lanjut Thor...
2022-08-01
0
Zul
terus
2022-06-24
1