Iqbal baru saja sampai kantor. dia masuk dulu ke ruangannya setelah itu pergi ke ruangan atasannya sambil membawa amplop besar yang berisi surat pengunduran dirinya.
Tok tok tok
“Selamat pagi, Tuan!” sapa Iqbal pada Barra.
“Pagi Bal. ada apa?” tanya Barra.
Iqbal tidak menjawab peetanyaan Barra. Dia segera memberikan amplop besar berwarna coklat. Barra mengernyit heran saat melihat amplop itu. Karena sangat penasaran, Barra segera membuka dan membacanya.
“Apa maksud kamu Bal? kenapa kamu resign dari perusahaan?” tanya Barra tidak terima.
“Maafkan saya Tuan. Saya akan tinggal di luar kota dan saya meminta ijin untuk membawa Nona Jenny agar ikut dengan saya.” Jawab Iqbal.
“Tidak Bal! aku menolak surat pengunduran diri kamu.” Ucap Barra.
“Maafkan saya Tuan. Tapi keputusan saya sudah bulat. Permisi.” Ucap Iqbal lalu segera keluar dari ruangan Barra.
Iqbal berjalan gontai meninggalkan perusahaan yang selama ini telah memberikan penghidupan. Dia harus rela pergi dari perusahaan itu bahkan meninggalkan kota ini demi keamanan istrinya. Entah bagaimana perasaan Iqbal saat ini pada Jenny, namun yang pasti dia ingin melindungi istrinya.
Setelah sampai rumahnya, Iqbal melihat Jenny sedang duduk di ruang tengan bersama mamanya. Setelah itu Iqbal mengajak Jenny pergi ke rumah orang tuanya untuk berpamitan.
Kini Iqbal dan Jenny sudah berada di dalam mobil sedang dalam perjalanan menuju rumah orang tuanya. Jenny masih berpikir keras bagaimana caranya untuk menolak ajakan suaminya yang akan membawanya tinggal di kota B. Jenny tidak ingin jauh dengan orang tuanya. Tapi sebenarnya bukan itu pula alasan utamanya. Jenny masih belum bisa meninggalkan Xavier begitu saja. Dia ingin bertemu dengan pria itu untuk menjelaskan semuanya. Bagaimanapun juga Xavier adalah pria pertama yang membuatnya jatuh cinta bahkan sampai saat ini Jenny masih mencintai Xavier. Meski Jenny memiliki kontak ponsel Xavier, tapi dia ingin bicara langsung dengannya.
“Kak, aku nggak mau tinggal di kota B. aku nggak mau jauh dari orang tua.” Ucap Jenny tiba-tiba.
“Tapi keputusanku sudah bulat, Jen. Dan kamu harus menurut.” Jawab Iqbal tajam bahkan sudah memnggil nama Jenny tanpa embel-embel Nona.
“Tapi aku nggak mau. Kak Iqbal jangan memaksaku. Lagipula apa alasan kakak mengajakku tinggal disana?” tanya Jenny.
“Tolong turuti saja aku. aku belum bisa mengatakannya sekarang. semua ini demi kebaikan kamu.” Ucap Iqbal datar.
“Aku nggak mau kalau Kak Iqbal tidak mengatakan alasannya.” Tolak Jenny kekeh.
Ckiittttt
Iqbal seperti sudah hilang kesabaran, namun dia berusaha kuat untuk menahan agar emosinya tidak meluap. Dan akhirnya Iqbal mengatakan alasannya membawa Jenny pergi ke kota B.
“Apa kamu kenal dengan Billal Graham?” tanya Iqbal yang kini sudah menepikan mobilnya.
“Nggak. Siapa itu? Aku nggak kenal.” Jawab Jenny.
“Kalau Alia Zanitha?” tanya Iqbal.
Jenny masih terdiam dan mengingat nama itu. Sepertinya nama itu tidak asing baginya tapi Jenny benar-benar lupa.
“Wanita yang memesan gaun pengantin beberapa bulan yang lalu.” Ucap Iqbal dan seketika Jenny langsung ingat.
“Memangnya kenapa dengan Nona Alia? Dan apa hubungannya dengan rencana kepergian kita ke kota B?” tanya Jenny semakin bingung.
“Alia adalah istri dari Billal Graham. Apa kamu sudah ingat dengan pria itu. Dan orang itulah yang berusaha memperkosaa kamu di dalam kamar hotel saat itu.” Ucap Iqbal.
Jenny menutup mulutnya dengan telapak tangan saking terkejutnya. Dia ingat dengan pria yang bernama Billal itu. Pria dewasa yang berstatus sebagai suami kliennya. Jenny juga ingat dengan perlakuan pria itu saat pertama kali bertemu dulu. Dan yang membuat Jenny semakin terkejut adalah pria itulah yang mencoba memperkosanya.
“Aku nggak tahu kalau pria itu mengincar kamu meski sudah beristri. Dan aku juga nggak tahu pasti apakah dia masih berusaha mencari kamu setelah perbuatannya gagal. Jadi demi keamanan kamu menurutlah untuk tinggal di kota B.” ucap Iqbal.
Jenny masih diam. Dia masih belum percaya dengan semua yang dikatakan Iqbal. Tapi ada benarnya jika dirinya mengikuti Iqbal untuk tinggal di kota B.
“Hmmm, baiklah.” Jawab Jenny lirih.
Setelah itu Iqbal kembali melajukan mobilnya menuju rumah mertuanya. Dan beberapa menit kemudian, mobilnya sudah tiba. Jenny segera masuk ke rumahnya dengan diikuti oleh Iqbal di belakangnya.
“Ma, Pa!” sapa Jenny saat melihat kedua orang tuanya sedang duduk di ruang tengah.
Kedatangan Jenny dan Iqbal membuat Vito dan Kay senang. Karena jujur saja, Kay sudah merindukan anak perempuannya itu meski beberapa hari saja tidak beretemu.
“Apa kabar kamu Sayang, Nak Iqbal?” tanya Kay.
“Jenny baik, Ma Pa.” jawab Jenny.
Setelah itu mereka berempat duduk. Jenny tidak sanggup menyampaikan maksud kedatangannya pada sang Mama. Kemudian dia melirik pada Iqbal agar memberitahunya.
Vito dan Kay sangat terkejut setelah mendengar Iqbal akan mengajak Jenny tinggal di kota B. apalagi berangkatnya nanti sore. Kay yang belum siap ditinggal anak perempuannya seketika menangis terisak. Vito pun berusaha menenangkan istrinya. Kemudian Jenny mengajak Mamanya untuk masuk ke kamarnya. Dia akan meyakinkan pada mamanya kalau dirinya baik-baik saja. Jenny tidak ingin memberitahukan alasan kepergiannya. Dia takut akan membuat Mamanya semakin khawatir.
“Kenapa mendadak seperti ini?” tanya Vito saat sedang berdua dengan Iqbal.
Iqbal menghela nafasnya panjang sebelum menjelaskan semuanya. Iqbal mengatakan alasannya dan meminta untuk merahasiakan itu semua khususnya pada Kay.
“Baiklah kalau itu semua demi kebaikan kalian. Papa mengijinkan kalian.” Ucap Vito.
Setelah itu tampak Jenny dan mamanya baru saja menuruni tangga dengan Jenny membawa beberapa pakaian yang akan dia bawa. Kay sudah bisa tenang setelah Jenny berhasil meyakinkannya.
“Ma, hari ini ulang tahunnya Kak Barra. Sampaikan salam Jenny pada Kak Barra karena tidak sempat menemuinya.” Ucap Jenny.
“Iya Sayang. Kamu tenang saja.” Jawab Kay.
Setelah berpamitan pada kedua orang tuanya, Iqbal dan Jenny segera pulang. Karena Iqbal juga harus bersiap-siap sebelum pergi nanti sore.
Sesampainya di rumah, Iqbal berggegas masuk kamarnya dan membereskan beberapa pakainanya yang akan dibawa dan beberapa dokumen penting untuk keperluannya mencari pekerjaan saat di kota B nanti.
***
“Bagaimana hasilnya? Apa kamu sudah bisa menemukan siapa pria sialan yang berani menghajarku malam itu?” tanya seorang pria pada anak buahnya.
“Sudah Tuan. Pria itu bernama Iqbal. Dan pria itu adalah asisten pribadi Tuan Barra, kakak Nona Jenny.” Jawab anak buah dari pria tersebut.
“Cih, hanya asisten saja sudah sok jagoan. Aku mau kamu cari pria itu dan beri pelajaran yang pantas sesuai dengan apa yang sudah dia perbuat padaku. dan setelah itu cari keberadaan Jenny.” Ucap pria itu lagi.
“Baik Tuan. Akan segera saya laksanakan.” Jawab si anak buah.
.
.
.
*TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
zeus
Klo sama2 Kaya knp g di lawan si billal?
2025-02-04
0
Unik Sri wahyuni
wauuuuw menarik sekali...
2024-02-19
0
Vickyyulventus
keren Thor
2022-08-14
0