Adrian merasa sangat geram karena diabaikan oleh Iqbal. Lalu dia melirik dua orang temannya untuk segera memberi pelajaran pada Iqbal.
Saat Iqbal fokus akan memakai helmnya, dua orang teman Adrian mendekati Iqbal. Salah satunya mencengkeram kuat baju Iqbal lalu menariknya ke belakang.
Bruk
Karena Iqbal tidak siap dan sangat terkejut, tubuhnya terjatuh. Dengan sigap teman Adrian yang satunya melepas helm Iqbal.
“Hei, ada apa ini?” bentak Iqbal dengan suara tajam.
Tanpa aba-aba, teman Adrian yang menarik baju Iqbal tadi langsung memberikan pukulan telak mengenai perut Iqbal.
Arghh
Iqbal mengerang sakit karena pukulan itu tepat mengenai ulu hatinya. Lalu dengan cepat kakinya menendang teman Adrian yang baru saja melepas helmnya secara paksa.
Bugh
Pertarungan itu antara Iqbal bersama tiga orang itu tidak dapat dihindarkan lagi. Adrian yang tadinya menyuruh kedua temannya untuk memberi pelajaran pada Iqbal, akhirnya dia juga ikut turun tangan, karena kedua temannya sedang kualahan menghadapi Iqbal.
“Sialann!! Aku nggak akan biarkan kamu selamanya bekerja di perusahaan ini. karena kedatangan kamu sudah mengacaukan segalanya.” Umpat Adrian.
Kedua teman Adrian masih berusaha memukul Iqbal secara bergantian, lalu dengan cepat Adrian memberi serangan pada Iqbal yang masih fokus pada kedua temannya.
“Rasakan hukuman ini!!”
Bugh
Bugh
Bugh
Kedua teman Adrian sudah tidak berdaya di tangan Iqbal. Tapi Iqbal pun juga demikian. Meski dirinya sangat jago bela diri, namun mendapat serangan mendadak dari ketiga orang itu membuatnya harus menerima beberapa luka.
Iqbal mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. Lalu dengan tatapan tajamnya, dia membalas pukulan yang diberikan oleh Adrian. Kini tinggallah pertarungan antara Iqbal dan Adrian saja.
Keduanya sama-sama mengakui kalau sama-sama kuat dalam pertarungan itu. Iqbal terus berusaha menangkis setiap pukulan yang akan dilayangkan oleh Adrian.
“Brengksekkk!!” umpat Adrian saat mendapati hidungnya mengeluarkan darah segar.
“Aku nggak peduli.” Jawab Iqbal.
Adrian kembali menyerang Iqbal. Namun dengan cepat dia menangkap tangan Adrian lalu memitingnya ke belakang, hingga Adrian tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Iqbal melirik sekitar area parkir. Dia melihat ada kamera cctv disana. Lalu Iqbal menyeret Adrian menjauh dan mendorongnya kuat.
Brugh
“Tinggalkan tempat ini atau aku akan menghajar kamu lagi!” ancam Iqbal.
Tanpa menjawab dan dengan langkah terseok-seok, akhirnya Adrian pergi meninggalkan Iqbal. Ternyata dua orang teman Adrian tadi juga sudah meninggalkan tempat itu.
Keadaan sekitar parkiran dan gudang sangat sepi. Waktu pun sudah hampir petang. Iqbal melirik kamera cctv yang terpasang di pojok parkiran. Lalu dia mengotak-atik ponsel pintarnya untuk meretas cctv itu. Iqbal akan menghilangkan rekaman atas penyerangan yang baru saja dia alami.
Iqbal tidak ingin kejadian itu tercium oleh orang-orang perusahaan. Meski dia tidak bersalah, dia akan melakukan cara lain untuk mengeluarkan Adrian dan teman-temannya dari perusahaan. Iqbal tidak ingin namanya juga ikut tercoreng karena ikut terlibat dalam perkelahian tadi.
Setelah selesai meretas cctv tersebut, Iqbal memakai helmnya dan menyalakan mesin motornya lalu pulang.
Dalam perjalanan pulang Iqbal merasa badannya sangat remuk. Siapa yang tidak kesakitan jika mendapat serangan dari tiga orang secara bertubi-tubi.
Beberapa saat kemudian, Iqbal sudah tiba di rumahnya. Dia memarkirkan motornya di depan teras rumah seperti biasa. Dan saat memasuki rumah terdengar suara gelak tawa Jenny yang sedang asyik berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon.
Iqbal tahu siapa orang yang berada di balik sambungan telepon bersama Jenny. Rasanya luka lebam bekas pukulan dari Adrian dan teman-temannya tidak begitu sakit dibandingkan dengan luka hati yang dia rasakan saat ini. sungguh seperti inikah rasa sakit jika cinta itu bertepuk sebelah tangan.
Iqbal berjalan begitu saja melewati Jenny yang sedang asyik bercanda dengan Xavier. Dia mnguatkan langkahnya walau fisiknya terasa sangat remuk.
“Kak, nanti disambung lagi ya. Perutku sakit nih.” Ucap Jenny mengakhiri panggilannya bersama Xavier.
Jenny melihat Iqbal baru pulang kerja dengan keadaan tidak baik-baik saja. Meski Iqbal berjalan memunggunginya, namun Jenny dapat melihat baju kerja Iqbal sangat kusut.
“Kak Iqbal!” panggil Jenny cepat saat Iqbal akan menutup pintu kamarnya.
“Apa Kak Iqbal baik-baik saj-“
Ucapan Jenny terpotong lalu menutup mulutnya terkejut. Dia melihat Iqbal yang sedang menoleh ke arahnya. Jenny melihat wajah Iqbal penuh dengan luka lebam dan sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.
“Kak, Kak Iqbal kenapa? Kenapa seperti itu?” tanya Jenny khawatir.
“Nggak apa-apa. Ada kecelekaan kecil tadi.” jawab Iqbal datar dan langsung masuk ke kamarnya.
“Tunggu Kak. Luka seperti ini Kak Iqbal bilang kecelakaan kecil? Sekarang kakak duduk dulu, dan tunggu sebentar akan aku ambilkan handuk dan air hangat untuk mengompres luka kakak.” Ucap Jenny lalu keluar dari kamar Iqbal.
Setelah Jenny keluar dari kamarnya, Iqbal melepas baju atasannya yang sangat kusut dan sedikit terkena percikan darah. Dan tak lama kemudian Jenny masuk ke dalam kamar Iqbal sambil membawa baskom kecil berisi air hangat dan juga handuknya.
Jenny terkejut melihat Iqbal duduk di atas ranjangnya sambil bertelanjang dada. Tiba-tiba saja wajahnya memerah saat tanpa sengaja melihat bentuk tubuh sempurna Iqbal dengan perut sixpacs nya. Jenny berusaha untuk tetap tenang dan tidak gugup. Dia harus fokus mengobati luka pada wajah Iqbal.
“Ehm, Kak maaf aku bersihkan dulu lukanya.” Ucap Jenny sambil menormalkan degupan jantungnya.
Iqbal menatapnya datar sambil mengangguk dan mempersilakan Jenny untuk membersihkan lukanya. Bukannya Iqbal tidak tahu rasa terima kasih, hanya saja bibirnya terasa kaku karena bekas lukanya.
Kini Jenny sudah duduk di atas ranjang Iqbal dengan posisi berhadapan. Jenny sudah membasahi handuk kecil itu dengan air hangat. Lalu mengusapkannya pada wajah Iqbal. Dengan telaten Jenny melakukannya.
Iqbal meringis tanpa suara saat luka pada bibir dan pelipisnya terkena sentuhan air hangat dari handuk itu.
“Ma…maaf. Aku akan pelan.” Ucap Jenny gugup.
Wajah Jenny dan Iqbal hampir tak berjarak. Meski degupan jantung Jenny menggila, namun dia tetap berusaha menyelesaikan kegiatannya. Tidak hanya Jenny saja, ternyata yang dirasakan Iqbal pun sama. Bahkan hembusan nafas hangat Jenny yang menyapu lembut wajahnya itu memberikan efek berbeda pada Iqbal. Iqbal dengan wajah datarnya terus saja memandangi wajah cantik Jenny dari jarak yang sangat dekat.
Iqbal melihat bibir tipis Jenny rasanya ada sesuatu yang membuat jiwa kelelakian Iqbal memberontak. Namun dia berusaha untuk tetap tenang.
“Arghh”
Tiba-tiba saja Iqbal mengeluarkan suaranya saat luka di sudut bibirnya ditekan oleh Jenny. Jenny pun melakukan itu tidak sengaja karena dia tidak bisa berkonsentrasi dengan baik.
“Maaf!” ucap Jenny.
Setelah itu dengan reflek Jenny meniup-niup luka pada bibir Iqbal yang telah ia tekan tadi.
Ssshhrrrrrr
Darah Iqbal berdesir hebat saat nafas segar yang keluar dari mulut Jenny tepat mengenai bibirnya.
.
.
.
*TBC
Uhuuiiiiiiii😂😂😂😂
Makin seru nggak sih? ayo dong kasih votenya dan rate bintang 5🤗😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Unik Sri wahyuni
sukaaaaaa bgt
2024-02-19
0
ppadang1
apakah rasa itu akan berlanjut...???
2022-08-01
1
Iwan Gorden
rasa cinta mulai timbul hehe...
2022-07-30
3