Percintaan yang dilakukan oleh Billal bersama Alia yang di dalam ruang kerja itu terjadi selama kurang lebih satu jam. Awalnya Alia sangat senang dengan ide sang suami yang menginginkan sensasi yang berbeda. Tapi ternyata dugaannya salah.
Alia terus mengerang kesakitan saat Billal bermain dengan kasar. Dia ingin sekali segera mengakhiri percintaannya itu, namun dicegah oleh Billal. Akhirnya Alia dengan terpaksa menahan rasa sakit pada kemaluaannya saat beberapa kali Billal melakukan penyatuannya.
Sementara Billal yang awalnya sedikit terpancing gaiirahnya oleh rayuan sang istri, dia pun segera melayaninya. Tapi tidak dengan kelembutan seperti saat pertama kali dulu melakukannya.
Billal teringat dengan perselingkuhan yang semakin gencar dilakukan oelh Alia di belakangnya membuat amarah Billa semakin meluap seiring dengan naf**nya yang sudah tidak terkontrol lagi. Akhirnya dengan rasa marah yang sudah menyelimuti hatinya, Billal terus saja menyiksa istrinya dengan drama percintaan yang menurut Alia tidak wajar.
“Sayang, malam ini kamu ganas sekali.” Ucap Alia seolah memuji suaminya.
Padahal dalam hatinya menyesali telah menyetujui permintaan Billal. Hanya saja dia tidak mau mengatakan itu semua.
“Karena aku adalah tipe pria yang suka mencoba berbagai macam gaya dan sensasi. Terima kasih ya. Sekarang kamu boleh keluar dari ruangan ini.” ucap Billal dan langsung memakai pakaiannya.
Alia terkejut tak percaya setelah mendengar penuturan suaminya. Dan tanpa mengatakan sesuatu, Alia langsung memunguti baju haramnya yang sudah tidak berbentuk lagi. Dia berjalan tertatih keluar dari ruangan kerja Billal sambil memegangi perutnya yang terasa kram.
“Rasakan itu ja***ng. itu masih belum seberapa dengan yang kamu perbuat di belakangku.” Gumam Billal setelah melihat pintu ruangannya tertutup.
***
Keesokan paginya seperti yang dijanjikan oleh Iqbal pada Jenny, hari ini dia akan mengajak Jenny pergi jalan-jalan. Karena kebetulan sedang weekend.
Jenny bangun tidur tadi sudah mengisi daya ponselnya namun belum sempat mengaktifkannya. Karena dia buru-buru mandi.
Setelah mandi dan sudah rapi, dia keluar kamar melihat Iqbal sudah duduk di sofa ruang tengah. Pria itu tampak sibuk mengotak-atik ponselnya hingga tak menyadari Jenny sedang berdiri tepat di hadapannya.
“Kak Iqbal jadi hari ini ngajak aku jalan?” tanya Jenny.
“Iya. Apa kamu sudah siap?” tanya Iqbal sambil melirik sekilas penampilan Jenny.
“Sudah Kak. Tapi apa kita langsung pergi sekarang? ini masih pagi.” tanya Jenny.
“Iya, kita sarapan diluar saja. Ehm, maaf apa kamu punya celana? Sebaiknya jangan pakai rok seperti itu karena kita akan naik motor.” Ucap Iqbal.
Jenny menyadari kalau saat ini dia hanya memakai rok selutut, lantas masuk ke kamarnya untuk berganti celana. Dia juga mengambil tas dan memasukkan ponselnya.
Iqbal yang sedang memanasi mesin motornya tampak terkejut dengan kadatangan Jenny dengan pakaian yang menurutnya sangat pas di badan. Tidak hanya itu, Jenny juga terlihat semakin cantik.
“Apa kamu sudah siap?” tanya Iqbal dan Jenny mengangguk.
Iqbal langsung masuk ke dalam rumah untuk mengambil helm. Untung saja dulu saat membeli motor dia dapat bonus dua helm baru. Jadi dia tidak perlu membelikan helm dulu untuk Jenny. Setelah itu Iqbal mengunci pintu rumahnya.
Kini Iqbal dan Jenny sudah berada di atas kuda besi yang sebentar lagi siap mengajak keduanya jalan-jalan. Ini adalah pertama kalinya bagi Jenny menaiki motor terlebih dengan seorang pria dengan posisi yang sangat dekat.
Iqbal melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Dia tidak ingin mencari kesempatan dengan cara melajukan motor dengan kencang agar Jenny memeluknya dengan erat seperti kebanyakan sinetron di acara TV swasta yang sering mamanya tonton.
Jenny merasa tidak nyaman karena takut jatuh, akhirnya dia meminta ijin pada Iqbal untuk memegang pinggangnya. Iqbal hanya menganggukkan kepalanya saja.
Iqbal menghentikan motornya di sebuah sentra makanan yang sangat ramai dekat dengan taman kota. Dia ingat kalau tempat itu selalu ramai saat weekend seperti ini. banyak jajanan yang dijual disana yang memang disediakan untuk beberapa orang yang sedang jogging di area taman.
“Kita sarapan disini ya?” Ajak Iqbal.
“Iya Kak.” Jawab Jenny.
Keduanya kini lamgsung menuju salah satu stand yang menjual makanan dengan berbagai menu. Jenny duduk berhadapan dengan Iqbal sambil menunggu pesanan mereka datang. Wajah Jenny tampak berbinar saat bisa merasakan hawa sekitarnya.
“Apa kamu senang? Maksudku aku ajak keluar.” Tanya Iqbal.
“Iya, Kak aku senang.” Jawab Jenny tersenyum.
“Maaf, selama ini membiarkan kamu terus berada di dalam rumah. jika kamu mau, setiap weekend aku akan mengajak kamu jalan.” Ucap Iqbal.
“Mau banget aku Kak.” Jawab Jenny antusias.
Setelah itu pesanan makanan mereka datang. Iqbal dan Jenny sangat menikmati makanannya di ruangan terbuka saperti saat ini. Ditambah lagi dengan udara pagi hari yang sangat sejuk.
Selesai sarapan, Iqbal mengajak Jenny pergi ke suatu tempat yang dulu pernah ia kunjungi saat liburan ketika masih kuliah di kota ini. Iqbal melajukan motornya menuju danau buatan yang ada di pinggiran kota. Danau tersebut tampak asri dengan pepohonan yang tumbuh di sekitar danau. Dan ada taman kecil di sekitarnya.
“Bagus banget Kak!!” ucap Jenny saat baru saja turun dari motor.
Ini adalah pertama kalinya bagi Jenny mengunjungi wisata alam seperti ini. maklum saja, dia adalah gadis metropolitan yang sering menghabiskan waktunya di mall bersama teman-temannya.
Iqbal tampak tersenyum tipis menanggapi ucapan Jenny. Lalu dia segera mengajak Jenny mendekat ke arah danau dimana disana ada beberapa kursi yang memang disediakan untuk pengunjung.
“Kak, tunggu! Aku nggak bisa lepas kait helmnya.” Panggil Jenny pada Iqbal yang berjalan mendahuluinya.
Mendapat panggilan dari Jenny, Iqbal lalu menghampiri gadis itu dan membantunya untuk melepaskan kait helmnya.
Karena tubuh Iqbal lebih tinggi dari Jenny, dia berdiri dengan sedikit menunduk lalu tangannya terulur melepas kait helm itu. Tanpa mereka sadari posisi keduanya sangat dekat.
Seperti kejadian kemarin malam dimana mereka saling pandang setelah Jenny membersihkan luka Iqbal.
Hembusan nafas dari keduanya sama-sama terasa hangat dan segar. Jenny berusaha menahan nafasnya agar detak jantungnya tidak semakin menggila. Begitu juga dengan Iqbal, saat ini dirinya juga merasakan hal yang sama. Hanya saja dia bisa membawa diri hingga tidak terlalu kentara.
Kegiatan Iqbal melepas kait helm Jenny seolah seperti adegan slow motion. Padahal sangat simple dan hanya membutuhkan waktu kurang lebih lima detik saja, tapi nyatanya waktu seperti berjalan lambat.
Ctek
Terdengar bunyi kait itu terlepas, itu tandanya Jenny sudah bisa melepas helmnya. Lalu Iqbal menjauhkan tubuhnya dari Jenny dan melangkah menuju tepian danau.
Kini mereka berdua sudah duduk di sebuah kursi panjang berwarna putih berbahan besi. Tampak danau sangat sepi karena memang jarang dikunjungi orang. Walaupun ada pasti dapat dihitung jumlahnya.
“Bagaimana Kak Iqbal bisa tahu kalau ada tempat sebagus ini?” tanya Jenny.
“Aku dulu sering kesini kalau liburan.” Jawab Iqbal.
“Pasti sama pacar ya?”
.
.
.
*TBC
Jangan lupa selalu tinggalkan like dan komentar kalian di tiap eps yg othor up. ok beibehhhh👌😘😘😘
Happy Reading🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Supriatna
lanjut thor
2022-08-02
0
ppadang1
ayo bal, kapan lagi...
2022-08-01
1
Zul
oke
2022-06-25
1