Darah Iqbal berdesir hebat saat nafas segar yang keluar dari mulut Jenny tepat mengenai bibirnya.
Dengan reflek Iqbal meraih tangan Jenny yang masih memegang handuk membersihkan lukanya. Iqbal tidak ingin hal itu terjadi terlalu lama dan akan semakin membuatnya lupa diri. Sedangkan Jenny yang mendapati tangannya disentuh oleh Iqbal sontak saja menghentikan kegiatannya.
Jenny ingin menanyakan apa maksud Iqbal menyentuh tangannya seperti itu. Tanpa sengaja tatapn keduanya bertemu. Tatapan yang begitu intens yang tidak pernah mereka alami sebelumnya. Baik Iqbal maupun Jenny sama-sama hanyut dalam tatapan itu. Mereka berdua terdiam seperti sedang menyelami perasaan masing-masing.
“Sudah, aku sudah cukup baikan. Akum au mandi dulu.” Ucap Iqbal dan langsung memutuskan pandangannya pada Jenny.
“Ehm, i..iya Kak. Ya sudah kalau begitu. Aku akan siapkan makan malam untuk kita.” Jawab Jenny gugup dan langsung beranjak keluar dari kamar Iqbal.
Selepas kepergian Jenny, Iqbal menepuk-nepuk dadanya yang sempat bergetar hebat tadi. dia menarik nafas dalam lalu menghembuskannya.
Iqbal masih terus terbayang tatapan mata teduh dari Jenny. Entah kenapa dia ingin melihat mata itu lagi. Iqbal sudah seperti terhipnotis oleh pesona Jenny. Memang sebelumnya dia sudah ada rasa kagum bahkan mungkin rasa cinta yang tanpa dia sadari pada gadis itu. Tapi untuk menatap mata Jenny dengan sangat intens dan jarang yang sangat dekat, baru kali ini ia alami.
Tidak ingin berlama-lama memikirkan hal yang semakin membuat hatinya tak karuan, akhirnya Iqbal memutuskan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Karena perutnya juga sudah terasa sangat lapar.
Sedangkan Jenny yang sedang menyiapkan makan malam untuk dirinya dan juga Iqbal masih terlihat tidak bisa berkonsentrasi. Pasalnya dia masih terbayang dengan kejadian yang baru saja ia alami. Mulai dari duduk berhadapan dalam posisi dekat dengan Iqbal, melihat tubuh berototnya Iqbal, dan yang terakhir melihat tatapan mata Iqbal yang sangat dekat.
Entah kenapa Jenny masih saja mengingat kejadian yang terakhir tadi. meski Jenny sudah mengenal Iqbal lama, namun itu adalah pertama kalinya dia saling pandang dengan Iqbal. Ada perasaan aneh yang kini bersarang di hati Jenny.
“Ehm, apa aku boleh makan sekarang?” ucap Iqbal tiba-tiba dan langsung memutuskan lamunan Jenny.
“Eh iya Kak.” Jawab Jenny.
Akhirnya mereka berdua makan malam bersama. Keduanya masih sama-sama canggung setelah kejadian tadi. tapi Iqbal sangat pintar menutupi kecanggungannya dengan sikapnya yang dingin dan datar.
Setelah makan, Iqbal tak langsung masuk ke kamarnya. Dia keluar rumah dan duduk di depan teras rumah. sedangkan Jenny yang melihatnya, dia memiliki inisiatif membuat dua cangkir teh hangat lalu dibawa keluar dimana Iqbal berada.
“Ini Kak, tehnya.” Ucap Jenny.
Iqbal yang sedang merokok, dengan cepat dia mematikan rokoknya. Dia tidak nyaman jika merokok dekat dengan seorang perempuan, yang pastinya akan membuatnya menjadi perokok pasif. Dan itu akan sangat berbahaya bagi kesehatanya.
“Kak Iqbal merokok?” tanya Jenny terkejut.
Jenny baru tahu kalau Iqbal ternyata perokok aktif. Selama ini dia kira kalau Iqbal sangat jauh dengan benda itu, terlebih Jenny bisa melihat bibir Iqbal yang sama sekali tidak menunjukkan ciri seorang perokok pada umumnya.
“Iya. Tapi nggak sering.” Jawab Iqbal.
“Terima kasih tehnya.” Ucap Iqbal kemudian.
Mereka berdua kini sudah duduk bersebelahan dan hanya terpisah oleh sebuah meja kecil yng berada di tengah-tengah mereka. Jenny berusaha untuk menghilangkan kecanggungannya dengan cara mengajak Iqbal ngobrol santai.
“Kenapa Kak Iqbal bisa terluka seperti itu? Tidak mungkin jika Kak Iqbal mengalami kecelakaan tapi lukanya seperti baru saja terkena pukulan.” Tanya Jenny.
“Nggak apa-apa. Ada masalah sedikit dengan teman kerja. Sudahlah jangan dibahas lagi.” Ucap Iqbal dan membuat Jenny langsung terdiam.
“Ya sudah kalau gitu aku masuk dulu Kak.” Ucap Jenny karena bingung tidak ada lagi yang dibicarakan dengan Iqbal.
“Apa kamu tidak bosan di rumah terus?” tanya Iqbal saat Jenny akan memasuki rumah.
“Iya. Tapi nggak apa-apa Kak. Lama-lama sudah terbiasa.” Jawab Jenny.
“Weekend besok barangkali kamu mau keluar, aku bisa menemani kamu.” Ucap Iqbal memberanikan diri.
Mata Jenny tiba-tiba saja berbinar. Jujur saja dia sangat bosan di rumah. tapi mau jalan keluar pun tidak ada temannya. Dan setelah mendapat tawaran dari Iqbal, dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu.
“Baik Kak. Aku mau.” Jawab Jenny antusias.
“Tapi, luka Kak Iqbal?” tanya Jenny kemudian.
“Tenang saja. Aku nggak apa-apa.” Jawab Iqbal.
Karena waktu sudah malam, akhirnya keduanya masuk ke dalam rumah dan beristirahat di kamar masing-masing. Mata Jenny pun sudah sangat mengantuk. Tapi sebelumnya dia melihat ponselnya dulu. Dan disana banyak sekali pesan yang dikirim oleh Xavier. Jenny membuka dan membacanya. Saat akan membalas pesan dari Xavier, ponsel Jenny tiba-tiba saja mati karena kehabisan daya. Dan matanya juga sudah tidak bisa diajak kompromi.
***
Sementara itu seorang pemuda tampan tampak sangat gusar. Siapa lagi kalau bukan Xavier. Beberapa hari ini hubungannya dengan Jenny sudah kembali membaik. Bahkan keduanya sudah saling menyatakan cintanya meski melalui sambungan seluler. Karena memang waktu belum sempat mempertemukan mereka berdua.
Namun malam ini Xavier tampak gusar karena sejak sore tadi setelah Jenny memutuskan sambungan teleponnya denga alasan sakit perut, sampai saat ini perempuan itu susah dihubungi. Pesan yang dikirim pun tak kunjung mendapat balasan. Panngilannya pun juga tidak dijawab.
Xavier menyunggingkan senyumnya saat melihat pesannya sudah dibaca oleh Jenny. Lalu dengan cepat dia melakukan panggilan pada Jenny, namun ponselnya sudah tidak tidak aktif.
“Apa yang kamu lakukan disana Jen?” tanya batin Xavier.
Entah kenapa Xavier mendadak galau saat membayangkan Jenny tinggal berdua dengan Iqbal. Pria yang berstatus sebagai suami Jenny. Meski Jenny sudah meyakinkan kalau dia hanya menganggap Iqbal seperti kakaknya sendiri, namun tetap saja membuatnya sangat was-was jika suatu saat nanti Jenny akan jatuh cinta pada pria mantan asisten Barra itu.
Xavier menghembuskan nafasnya kasar. Dia mencoba berpikir positif. Mungkin besok pagi dia akan kembali menghubungi Jenny.
***
“Bagaimana? Apakah proposal pengajuan kerjasama yang kau kirim pada perusahaan Al Vito Corp. sudah disetujui?” tanya Billal pada asistennya.
“Sudah, Tuan. Dan senin depan anda akan meeting langsung dengan Tuan Barra.” Jawab Sean, asisten Billal.
“Baiklah. Kerja bagus.” Jawab Billal.
Setelah itu Sean keluar dari ruangan kerja atasannya dan berpamitan pulang. Dan tak lama kemudian ada seorang wanita masuk ke ruang kerja Billal dengan pakaian yang sangat seksii. Siapa lagi kalau bukan Alia, istrinya.
“Sayang, aku rindu sama kamu. Sudah lama kamu tidak menyentuhku.” Bisik Alia dengan nada sensual tepat di telinga Billal. Dan hal itu membuat Billal meremang.
“Bagaimana kalau kita mainnya disini saja? Aku ingin sensasi yang sedikit berbeda.” Jawab Billal sambil tersenyum licik yang tidak diketahui oleh Alia.
.
.
.
*TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Toyo Lie
mau main kuda 🐎 an kak
2022-08-12
0
ppadang1
wadidaw...
2022-08-01
0
catur
ini ma Xavier hanya mau memampaatkan Jenny mau mengabil perawannya, bukannya betul betul mencintai Yenny, kalau di betul betul mencintai Yenny dia akan mengiklaskan Yenny yang telah jadi istri Ikbal, tapi berhubung Yenny yang bilang ke Xavier belum di jamah oleh Ikbal, jadi merupakan kesempatan buat Xavier, untuk lebih dulu mencicipi Yenny, dari pada Ikbal.
2022-06-15
2