Sore itu juga Iqbal dan Jenny terbang ke kota B. dan saat ini mereka berdua sedang dalam perjalanan menuju bandara. Iqbal meminta Jenny memakai jaket hoodie berwarna hitam serta memakai topi dan kacamata hitam. Meski Jenny merasa tidak nyaman, namun dia tetap menurut saja.
Sesampainya di bandara, ada seorang laki-laki tampak duduk di kursi tunggu melambaikan tangannya pada Iqbal. Iqbal pun segera menghampiri laki-laki itu.
“Sorry, Lang. apa kamu sudah lama menunggu?” tanya Iqbal.
“Nggak juga. baru lima menit yang lalu aku sampai.” Jawab Galang sambil melirik Jenny yang berdiri di belakang Iqbal.
“Kenalkan dia Jenny, Jen kenalkan dia Galang temanku.” Ucap Iqbal memperkenalkan.
Galang dan Jenny saling mengulurkan tangan untuk berkenalan. Galang tampak tersenyum tipis pada Jenny, namun Jenny hanya bersikap datar.
“Ya sudah ayo kita menuju pesawat!” ajak Iqbal kemudian.
“Kamu benar-benar beruntung Bal. istri kamu cantik dan seksii.” Bisik Galang namun Iqbal tetap acuh.
Galang yang sudah menyelesaikan urusan pekerjaannya di kota J, sore ini juga dia akan pulang ke kota B yang kebetulan juga bersamaan dengan Iqbal dan Jenny.
Mereka bertiga sudah masuk ke dalam pesawat. Jenny duduk tepat di samping Iqbal, sedangkan Galang duduk berseberangan dengan tempat duduk Iqbal. Sejak tadi Jenny hanya diam saja tanpa mau berbicara sedikit pun pada Iqbal.
Entah apa yang membuat Jenny bersikap seperti itu, namun yang pasti hatinya saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Jenny tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupannya setelah ini. tinggal dengan seseorang yang statusnya sudah sah sebagai suaminya, namun hatinya masih tertaut pada laki-laki lain. Karena memang pernikahannya dengan Iqbal bukanlah pernikahan yang diharapkan seperti pasangan pada umumnya. Pernikahan mereka hanyalah pernikahan dadakan. Pernikahan yang berkedok untuk menutupi aib keluarga setelah terjadi kesalah pahaman antara dirinya dan Iqbal.
Baik Jenny maupun Iqbal tidak tahu dengan kejadian ini, siapakah pihak yang paling dirugikan dan yang paling diuntungkan. Kalau keinginan Jenny mungkin akan mengajukan kesepakatan pada Iqbal untuk segera mengakhiri pernikahan itu. Tapi entah bagaimana dengan Iqbal.
Iqbal melirik Jenny yang sejak tadi memandang ke arah luar jendela. Iqbal pun akhirnya memilih untuk menutup matanya. tanpa orang lain tahu, sebenarnya hati Iqbal juga sangat kacau. Dia bingung bagaimana akan menjalani biduk rumah tangganya setelah tinggal berdua dengan Jenny nanti. Iqbal tahu kalau semua itu tidak mudah bagi dirinya dan juga Jenny. Terlebih dia tahu kalau Jenny sedang dekat dengan Xavier.
Selama kurang lebih satu jam melalui perjalanan udara, pesawat yang mereka tumpangi akhirnya tiba di kota B. Iqbal dan Jenny segera turun dari pesawat kemudian disusul oelh Galang. Mereka berpisah di bandara. Karena arah jalan ke rumah mereka berbeda.
“Aku duluan ya, Bal. kapan-kapan kita kumpul sama teman-teman. Aku yakin Felix dan Haidar sangat senang mendengar kamu tinggal disini sekarang.” ucap Galang sebelum menaiki taksi yang sudah dia pesan.
“Iya. Nanti hubungi aku lagi. Btw, makasih banyak ya Lang atas bantuan kamu.” Ucap Iqbal dan Galang mengangguk sambil melirik Jenny yang sejak tadi diam saja.
Setelah Galang masuk ke dalam taksi yang akan mengantarnya pulang, kini Iqbal pun segera mengajak Jenny untuk naik taksi yang akan mengantarnya menuju rumah mendiang kakek Iqbal.
Perjalanan menuju rumah Kakek Iqbal yang sudah sah menjadi hak miliknya dilalui selama kurang lebih 25 menit. Dalam taksi itu Jenny masih bersikap dingin tanpa mau mengucapkan sesuatu pada Iqbal.
Setelah taksi yang ditumpangi Iqbal dan Jenny sampai di depan rumah, Iqbal segera keluar dan mengambil kopernya dan koper milik Jenny. Jenny pun ikut keluar mengikuti langkah kaki Iqbal.
“Silakan masuk. Maaf kalau rumahnya tidak besar.” Ucap Iqbal.
Di dalam rumah itu hanya ada dua kamar tidur dengan masing-masing memiliki kamar mandi di dalam, ruang tamu, ruang tengah, dan dapur yang jadi satu dengan ruang makan.
“Dimana kamarku?” tanya Jenny.
“Yang ini.” tunjuk Iqbal menunjuk sebuah kamar yang berada di urutan depan. Dan belakangnya adalah kamarnya sendiri.
Seketika Jenny lansung masuk ke dalam kamarnya sambil membawa kopernya. Dia merasa sangat capek dan ingin segera istirahat. Namun sebelum menutup pintu kamar, Jenny menghentikan langkahnya.
“Nanti malam aku ingin bicara penting dengan Kak Iqbal.” Ucap Jenny dan langsung menutup pintunya.
Iqbal tak menjawab maupun menganggukkan kepalanya. Dia lantas membawa kopernya dan masuk ke dalam kamarnya.
Iqbal sudah merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Dia melihat jam pada ponselnya menunjukkan pukul 6 sore. Dan sebentar lagi waktunya makan malam. Iqbal mengotak-atik ponselnya untuk memesan makanan yang akan dia gunakan untuk makan malam setelah itu dia mandi.
Selesai mandi Iqbal keluar kamarnya, karena pesanan makanannya sudah datang. Setelah membayar, Iqbal menyipakan makanan itu di meja makan. Karena tidak melihat Jenny keluar dari kamarnya, Iqbal berinisiatif memanggilnya.
Tok tok tok
Cklek
“Makan dulu, sudah aku siapkan.” Ucap Iqbal pada sosok perempuan yang sedang membuka pintu kamarnya namun tidak keluar.
“Nanti saja. Kak Iqbal makan dulu saja.” Jawab Jenny dan lansung menutup kembali pintunya.
Setelah menutup pintu kamarnya, Jenny mengambil ponselnya dan akan menghubungi kakaknya, karena hari ini adalah hari ulang tahunnya. Namun sebelum Jenny melakukan panggilan itu, Barra sudah terlebih dulu meneleponnya.
“Selamat ulang tahun Kakak tampanku!!” Ucap Jenny sambil tersenyum tipis menatap wajah sang Kakak.
“Terimaa kasih adikku sayang.” Jawab Barra.
Adik kakak itu cukup lama berbincang-bincang melalui sambungan video call. Banyak nasehat yang diberikan Barra untuk Jenny terutama tentang kehidupan rumah tangganya bersama Iqbal. Jenny sebenarnya sangat malas namun dia hanya menganggukkan kepalanya saja.
Setelah mengakhiri panggilannya, Jenny memutuskan keluar dari kamarnya. Dia ingin berbicara sesuatu pada Iqbal, seperti apa yang sudah dia katakan tadi. dan sekarang Jenny tampak melihat Iqbal sedang duduk di ruang tengah. Jenny pun langsung duduk disana.
“Kak, ada hal penting yang ingin aku bicarakan dengan Kak Iqbal.” Ucap Jenny.
“Hmm, katakan!” Ucap Iqbal.
“Kita nggak mungkin menjalani pernikahan ini layaknya pasangan pada umumnya. Kak Iqbal tahu sendiri bukan kalau pernikahan kita ini hanya untuk menutup aib keluarga atas kesalah pahaman yang terjadi antara kita.” Ucap Jenny menjeda kalimatnya.
“Dan diantara kita juga sama-sama tidak saling mencintai. jadi aku minta setelah satu tahun pernikahan ini lebih baik kita bercerai saja. Karena tidak mungkin jika saat ini juga aku meminta cerai. Pasti mama dan papa juga akan marah.” Ucap Jenny.
Deg
Meski Iqbal sudah bisa menduga tentang apa yang akan dibicarakan oleh Jenny, entah kenapa Iqbal tidak terima dengan itu semua. Dia tidak mau bermain-main dengan sebuah ikatan suci yang sudah sah di mata hukum dan agama.
“Bagaimanapun keadaannya, saya tetap menghargai pernikahan ini. karena pernikahan ini sudah sah di mata hukum dan agama. Dan saya tidak mau bermain-main dengan itu. Ingat itu, Nona!!” ucap Iqbal tajam dan langsung meninggalkan Jenny.
.
.
.
*TBC
Jangan lupa selalu tinggalkan like dan komentarnya🤗💕💕
Happy Reading🤗😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
👻Ji®eN☣️
good boy👍
2023-12-28
0
Assyifa Ramadhani
suka de ma jawaban iqbal
2023-01-05
1
Vickyyulventus
maaf kan abang neng abang menolak keputusan neng wkwkckkkk
2022-08-14
0