Kini Iqbal sudah tiba di rumah. Dia melihat istrinya sedang duduk bersama adiknya. Iqbal melihat Jenny mulai akrab dengan Arsha. Karena dia sangat tahu kalau adiknya itu mudah sekali bergaul, dan Jenny pun demikian. Jadi Iqbal tidak perlu khawatir membuat istrinya tidak betah tinggal di rumahnya, karena ada Arsha yang menemani.
“Dari mana Kak? Keluar sendiri, istrinya dianggurin di rumah.” Tanya Arsha saat Iqbal akan masuk kamarnya.
Iqbal hanya diam tak merespon pertanyaan adiknya. Sedangkan Jenny biasa saja, toh dia tahu memang sifat Iqbal seperti itu. Kaku dan dingin.
Beberapa saat kemudian, semua penghuni rumah itu melakukan makan malam bersama. Dan malam ini adalah malam pertama Jenny makan bersama keluarga barunya yakni keluarga suaminya. Kedua orang tua Iqbal dan juga Arsha bersikap hangat pada Jenny. Dan hal itu membuat Jenny mulai betah tinggal disini. Walaupun sikap suaminya yang masih dingin. Tapi dia tidak peduli.
Mereka berlima sedang menikmati makan malamnya. Jenny menikmati makannya dengan santai tanpa melihat suaminya yang sedang duduk di sampingnya. Sedangkan Iqbal hanya melirik sekilas. Tapi jauh dari lubuk hatinya yang terdalam, Iqbal senang karena istrinya mulai terlihat nyaman.
Di tengah-tengah kegiatan makan malam, ponsel Iqbal yang ada di atas meja ruang tengah terdengar berbunyi cukup keras. Hingga membuatnya terpaksa menghentikan makannya dan segera mengangkat panggilan itu.
Iqbal tampak berbicara serius dengan seseorang melalui sambungan telepon. Dan Bram pun melihat itu, meski tidak tahu apa yang sedang dibicarakan anaknya. setelah itu Iqbal mengakhiri pembicaraannya dan kembali ke meja makan melanjutkan makannya.
Selesai makan, Jenny membantu Desy membereskan bekas peralatan makannya. Sementara Arsha memilih masuk ke dalam kamarnya.
“Pa, ada yang ingin Iqbal bicarakan dengan Papa.” Ucap Iqbal.
“Apa ada hal serius?” tanya Bram dan Iqbal mengangguk.
“Baiklah, Papa tunggu di ruang kerja Papa.” Jawab Bram.
Jenny masih sibuk mencuci piring di dapur. Biasanya perempuan itu tidak pernah melakukan pekerjaan dapur dan kali ini dia harus membiasakannya. Iqbal melihat mamanya sudah keluar dari dapur dan tinggal Jenny yang ada disana. Setelah itu Iqbal menghampiri Jenny.
“Nona, malam ini anda tidurlah di kamar. jangan khawatir, meski baju-baju saya dan semua barang-barang saya disana, saya tidak akan tidur disana. Selamat beristirahat.” Ucap Iqbal dan langsung meninggalkan Jenny tanpa menunggu jawaban istrinya.
Jenny hanya terdiam setelah mlihat Iqbal pergi begitu saja. Tapi setidaknya dia merasa lega karena sudah tidak bingung lagi mau tidur dimana, mengingat ini adalah malam pertamanya tidur di rumah suami.
Sementara itu Iqbal baru saja memasuki ruang kerja Papanya. Bram tampak sedang duduk menunggu kedatangan anaknya.
“Ada hal apa yang membuatmu ingin bicara dengan Papa?” tanya Bram.
“Iqbal meminta bantuan Galang untuk mencari tahu seseorang yang hampir memperkosaa Nona Jenny Pa.” ucap Iqbal.
“Lalu bagaimana hasilnya?” tanya Bram menatap Iqbal serius.
“Orang itu adalah CEO dari perusahaan Graham Corp. Pa. meskipun Galang melihat data tamu yang memesan kamar itu bukan menggunakan identitas aslinya. Tapi setelah ditelusuri, hasilnya seperti itu.” Ucap Iqbal.
“Graham Corp. bukannya CEO nya adalah Tuan Billal Graham Imtiaz? Pria yang sudah tidak muda lagi, sekitaran 40 tahunan lah usianya.” Ucap Bram heran.
“Benar Pa. dan dia sudah memiliki istri seusia dengan Nona Jenny. Karena istrinya pernah memesan gaun pengantin di butik Nona Jenny. Iqbal juga pernah melihat pria itu sebelumnya.” Terang Iqbal.
Bram terkejut dan tidak menyangka. Memang dia tidak mengenal dengan sosok Billal, namun namanya cukup terkenal di jajaran pengusaha sukses. Bram tampak memikirkan solusi dari masalah itu. Dirinya tidak bisa serta merta melaporkan kejadian itu pada pihak berwajib karena tidak memiliki cukup bukti. Ditambah lagi sosok Billal bukanlah orang biasa.
“Demi keamanan Jenny, lebih baik kamu ajak dia keluar dari kota ini.” saran Bram.
Iqbal cukup terkejut dengan saran yang diberikan Papanya. Bagaimana bisa dirinya mengajak Jenny tinggal di luar kota, sementara hubungannya masih semu.
“Tapi Pa, dimana Iqbal harus tinggal. Dan apa Nona Jenny akan mau ikut.” Tanya Iqbal.
“Nanti biar Papa bantu bicara dengan Jenny. Dan kamu tinggallah di kota B, tinggallah di rumah kakek karena rumah itu sudah lama tidak ada yang menempati.” Ucap Bram.
“Lantas bagaimana dengan pekerjaan Iqbal Pa?”
“Kamu resign saha. Demi keamanan istri kamu. Papa yakin kamu bisa mencari pekerjaan disana.”
Iqbal hanya diam saja memikirkan saran dari Papanya. Tapi yang dikatakan Papanya memang benar kalau itu semua demi keamanan istrinya. Setelah itu Iqbal keluar dari ruang kerja Papanya. Keadaan rumah sudah tampak sepi. Iqbal memilih keluar rumah dan duduk di teras rumah.
Iqbal mengeluarkan rokok dalam saku bajunya. Sebenarnya dia bukan perokok aktif, namun jika sedang dalam masalah besar seperti ini, dia pasti akan merokok. Setidaknya hal itu bisa membuatnya sedikit rileks dan berpikir jernih.
Setelah menghabiskan dua batang rokok, barulah Iqbal masuk ke dalam rumah. dia masuk ke kamar mandi yang ada di dekat dapur untuk mencuci mukanya, setelah itu tidur di sofa ruang tengah.
Pagi harinya Desy bangun terlebih dulu. Dia melihat anaknya sedang tidur meringkuk di sofa. Seketika rasa iba merayapi hati ibu dua anak itu. Desy paham dengan kondisi anaknya. terlebih dengan hubungan pernikahannya. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya Desy mengambilkan selimut dan membiarkan anaknya tidur.
Kini semua orang sudah bersiap untuk melakukan semua aktivitasnya masing-masing. Dan hari ini Iqbal akan memberikan surat pengunduran diri pada atasannya.
“Nak Jenny, ada hal penting yang ingin Papa bicarakan.” Ucap Bram saat selesai sarapan.
“Iya, Pa. ada apa?” tanya Jenny.
“Mulai nanti sore, Iqbal akan mengajak Nak Jenny tinggal di luar kota. Dan kalian akan tinggal di kota B.” ucap Bram.
“Kenapa Pa?” tanya Jenny terkejut sekaligus dengan nada penolakan.
“Ini semua demi kebaikan dan keamanan Nak Jenny. Kami sekeluarga sudah berjanji akan melindungi dan membuat aman Nak Jenny dari berbagai gangguan yang akan terjadi.” Jawab Bram.
“Gangguan apa Pa? Jenny semakin tidak mengerti.” Tanya Jenny penasaran.
“Maaf Nona, untuk semantar saya tidak bisa memberitahukan. Jadi mohon kerjasamanya agar mau ikut saya tinggal di kota B.” ucap Iqbal menyela Papanya.
“Iqbal!! Jenny itu istri kamu, kenapa kamu memanggilnya Nona? Seolah kamu adalah majikannya.” Ucap Desy tiba-tiba karena sejak tadi telinganya terasa panas mendengar anaknya memanggil istrinya dengan sebutan Nona.
Baik Iqbal maupun Jenny sama-sama terkejut mendengar bentakan dari Desy. Tapi memang benar apa yang dikatakan oleh Desy.
“Maaf Ma.” Ucap Iqbal.
“Ya sudah, segeralah Nak Jenny bersiap. Hari ini Iqbal akan
memberikan surat pengunduran dirinya, setelah itu akan mengantar Nak Jenny berpamitan pada kedua orang tua Nak Jenny.” Ucap Bram dan langsung meninggalkan ruang makan.
.
.
.
*TBC
Happy Reading🤗🤗
Jangan lupa tinggalkan like dan komentar kalian ya🤗😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Topan Topan
novel yang sangat menarik,,
2023-01-25
1
Vickyyulventus
wah dasar aki aki tapi belum terlalu tua sih masih oke lah ya tapi caranya salah tu om hehe
2022-08-14
0
ppadang1
semakin turet tuh ceritanye....
2022-07-29
1