“Nggak ada lagi yang perlu dijelaskan.”
Begitulah balasan singkat yang dikirim Xavier pada Jenny. Seketika hati Jenny terasa nyeri. Sudah lama hatinya tertaut pada pria itu. Pria pertama yang membuatnya jatuh cinta. Tapi karena kesalah pahaman yang dia lakukan bersama Iqbal terpaksa membuat pria itu sakit hati.
Jenny kembali mengirim pesan pada Xavier. Dia terus berusaha meyakinkan pada pria itu tentang kejadian yang sesungguhnya. Jenny pun membahas postingan cincin di akun social media Xavier tempo hari. Xavier mengatakan kalau memang cincin itu untuk dirinya namun sayang, orang yang akan ia ikat hatinya sudah menikah dengan orang lain.
Meski hati Jenny semakin sesak, tapi juga terselip rasa bahagia karena cintanya pada Xavier tidak bertepuk sebelah tangan. Lalu Jenny mendial no ponsel Xavier untuk berbicara langsung dengannya.
Awalnya Xavier masih tidak percaya dengan penjelasan Jenny. Namun Jenny tidak pantang menyerah. Dan akhirnya Xavier percaya setelah mengatakan kalau kejadian di hotel itu disebabkan oleh seseorang yang berusaha memperkosaanya dan digagalkan oleh Iqbal.
Jenny sangat lega karena Xavier sudah mempercayainya. Dia juga mengatakan kalau saat ini sedang tinggal di kota B demi keamanan dirinya dari pria yang berusaha melecehkannya.
Jenny dapat merasakan kekecewaan Xavier setelah tahu kalau dirinya tinggal berjauhan. Dan lagi-lagi Jenny meyakinkan kalau hatinya hanya untuk Xavier. Akhirnya Xavier merasa lega.
Jenny meletakkan ponselnya setelah mengakhiri pembicaraannya dengan Xavier. Lalu pandangannya tertuju pada pintu kamarnya yang sedikit terbuka. Tapi Jenny masa bodoh jika Iqbal mendengarnya.
Setelah mandi, Jenny keluar kamarnya berniat untuk bersanati sore sambil memesan makanan untuk makan malamnya nanti. Indra penciuman Jenny tiba-tiba mengendus bau masakan yang sangat sedap dan seketika membuat perutnya keroncongan.
“Siapa sore-sore begini memasak? Apa tetangga sebelah ya? Tapi jarak rumahnya kan jauh, masa’ iya baunya sampai sini sih.” Gumam Jenny.
Lalu Jenny masuk ke dapur untuk mengambil minum. Namun langkahnya terhenti saat melihat sosok yang tak asing di matanya sedang memakai apron dan sibuk menggerakkan tangannya mengolah masakan. Jenny sungguh terkejut melihat pemandangan itu. Dia tidak menyangka kalau Iqbal bisa memasak. Dan bau masakan yang dia cium tadi itu berasal dari masakan Iqbal.
Bahkan tanpa sadar Jenny terpesona dengan gaya Iqbal yang sedang memasak. Pria itu hanya memakai kaos oblong berwarna hitam dan celana pendek berwarna senada. Ditambah lagi dengan rambut Iqbal yang masih sedikit basah dan acak-acakan karena tidak disisir.
“Ehm, ada yang kamu butuhkan?” tanya Iqbal saat menyadari keberadaan Jenny juga ada di dapur.
Jenny masih bergeming. Dia masih melamunkan sesuatu hingga tidak mendengar apa yang diucapkan oleh Iqbal.
“Ada yang kamu cari atau kamu butuhkan?” tanya Iqbal lagi.
“Eh, ehm nggak. Aku Cuma mau ambil minum saja.” Jawab Jenny tergagap dan langsung mengambil air dingin dalam kulkas.
Sedangkan Iqbal tampak cuek setelah mendengar jawaban Jenny. Dia pun melanjutkan masakannya. Iqbal membuat nasi goreng cukup banyak dan mengambil satu porsi ke dalam piring. Sisanya masih dia letakkan pada penggorengan.
“Kalau mau masih ada satu porsi nasi goreng.” Ucap Iqbal saat Jenny akan kembali ke ruang tengah.
Tak ada jawaban dari Jenny. Iqbal pun tidak peduli. Dia langsung makan nasi goreng buatannya. Sedangkan Jenny yang sudah duduk di sofa ruang tengah tampak menelan salivanya saat melihat nasi goreng yang tersaji dalam piring Iqbal tadi. dia juga belum sempat memesan makanan.
Akhirnya Jenny memutuskan untuk makan nasi goerng yang ditawarkan oleh Iqbal tadi.
“Makasih.” Ucap Jenny singkat saat sudah membawa sepiring nasi goreng dan duduk bergabung dengan Iqbal.
Iqbal hanya mengangguk samar. Lalu dia berdiri untuk mencuci piringnya, setelah itu pergi meninggalkan Jenny yang masih makan. Sedangkan Jenny sangat menikmati nasi goreng buatan Iqbal yang sangat enak itu.
Di dalam rumah itu tampak sangat sepi meski ada dua orang yang menghuninya. Meskipun sepasang suami istri, namun keduanya sibuk dengan urusan masing-masing. Karena status itu tak ubahnya hanya sebuah perjanjian lisan saja.
Tinggal beberapa hari bersama membuat Jenny lama-lama menjadi bosan. Seperti diketahui bahwa selama ini kesibukan Jenny adalah bekerja sebagai designer di butik milik Mamanya. Dan sekarang dia bingung harus melakukan apa.
Sementara itu, selesai makan Iqbal langsung keluar untuk bertemu dengan teman-temannya. Mereka berempat sudah berjanji untuk bertemu di café langganan mereka.
Saat Iqbal akan pergi, dia melihat Jenny sedang tampak sibuk memainkan ponselnya. Meskipun demikian Iqbal tetap berpamitan pada Jenny.
“Aku pergi dulu. Nanti pintunya kamu kunci saja, aku bawa kunci sendiri.” Ucap Iqbal.
“Hmm” jawab Jenny singkat.
***
Kini Iqbal sudah berkumpul bersama tiga orang temannya. Ini adalah pertemuan kedua mereka di sebuah café langganan mereka. Mereka bisa meluangkan waktunya malam seperti ini karena memang sudah tidak ada pekerjaan lagi yang harus dilakukan.
“Guys coba lihat cewek yang baru datang tuh! Wow banget bodynya, cantik lagi.” Seloroh Felix tiba.
Sontak saja Haidar dan Galang mengikuti arah pandang Felix pada sosok perempuan yang baru saja memasuki café.
Sedangkan Iqbal tidak terpengaruh sama sekali. Dia justru sibuk makan French Fries yang ada di hadapannya.
“Cantikan juga istri Iqbal.” Sahut Galang yang setelah melihat perempuan itu.
“What?? Benarkah?” tanya Felix antusias.
Iqbal pun hanya diam tak menjawab pertanyaan Felix yang menurutnya tidak penting. Iqbal juga tahu perangai Felix yang seorang playboy. Jadi matanya selalu jelalatan jika melihat yang bening-bening.
“Memangnya kenapa kalau istri Iqbal cantik? Mau kamu embat?” ujar Haidar menimpali.
“Ya nggak lah. Masak iya aku nikung teman sendiri. Tapi setidaknya aku bisa sering main ke rumahnya untuk cuci mata.” Jawab Felix dengan tertawa terbahak.
Haidar dan Galang hanya menggelengkan kepala saat melihat kekonyolan Felix. Dan lagi-lagi Iqbal tanpa acuh.
“Kamu sudah dapat kerjaan Bal?” tanya Galang.
“Belum.” Jawab Iqbal.
“Eh Bal, aku hampir saja lupa. Sepupuku sedang cuti mungkin selama satu mingguan lebih karena istrinya mau melahirkan. Dia bekerja di sebuah perusahaan, tapi bagian gudang. Kemarin dia bilang mau cari penggantinya karena beberapa hari akan datang barang yang akan masuk. Apa kamu mau?” ucap Haidar.
“Boleh juga. dimana? Dan kapan aku bisa bekerja?” tanya Iqbal antusias.
“Nggak apa-apa kamu kerja di bagian gudang?” tanya Felix sedikit tak percaya.
“Selama pekerjaan itu halal, akan aku lakukan. Jadi kapan aku bisa bekerja?” jawab Iqbal dan membuat ketiga temannya salut.
“Aku belum tahu pasti. Gini saja, aku kasih no kontak sepupuku. Kamu nanti bisa tanyakan langsung padanya. Sepertinya dia memang butuh secepatnya. Karena istrinya diperkirakan lahiran dalam minggu ini.” jawab Haidar.
“Ok baiklah. Thanks ya, Dar!” ucap Iqbal.
.
.
.
*TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Suyatno Galih
u Iqbal, kl Jeny msh ngeyel keras kepala batu dg keinginannya mau pisah wl dg berat hatimu bal, pulangkan ke keluarganya.
lengah klgr nya di sergap dia sm billal di perlakukan semuanya billal, biar tau rasa dia. emes gua
2024-01-21
0
Henny Samawi
ceritanya bagus juga enak dibaca cerita ini sampai tamat
2023-03-29
1
ppadang1
maju terus...
2022-08-01
1