" Pa,, Ma. Apa kalian juga sudah tahu maksud Om Wildan kesini?
Setelah Pak Wildan dan Bu Renata pulang, Stevia langsung meminta penjelasan pada kedua orang tuanya. Ia duduk disamping Bu Renata dan berhadapan langsung dengan Papanya.
" Iya. Beliau sudah menyampaikan maksud dan tujuannya. Mama dan Papa menyerahkan segala keputusan padamu, Vie. Kami hanya ingin yang terbaik untukmu. " jawab Pak Aldo.
" Kami tahu, Nak. Kau menanggung hutang yang sangat besar. Kami ikhlas jika rumah ini akan dijual. Kami tidak ingin mengorbankan kebahagiaanmu. " tambah Bu Renata. Keduanya tak ingin memaksakan kehendak pada sang anak.
" Makasih Ma, Pa. Aku akan mempertimbangkan dengan jernih masalah ini. Terima kasih karena kalian selalu mendukungku. " gadis itu memeluk sang ibu.
Dirinya sangat bersyukur sebab selama ini Mamanya selalu mendukung atas apa yang ia lakukan. Orang tuanya selalu menguatkan saat dirinya tengah terpuruk selama ini.
Sebenarnya ia pasti menolak jika harus dijodohkan dengan Andreas kembali. Namun, selembar surat yang terselip di dokumen Pak Wildan tadi membuatnya merasa iba pada pria paruh baya itu. Iapun memutuskan untuk mempertimbangkan hal ini dengan kepala jernih.
" Ya Tuhan.. Bantu aku untuk menemukan jalan terbaik dalam masalah ini. " doanya dalam hati.
...----------...
Malam minggu ini, Tomy berencana mengajak Stevia untuk makan malam. Dirinya ingin meminta maaf atas kejadian waktu itu direstaurant. Akan tetapi, Stevia menolak ajakan tersebut. Ia mengerti, sebenarnya Tomy memiliki perasaan padanya.
Dirinya masih belum bisa membuka hati pada siapapun. Ia tak ingin memberikan harapan palsu pada pemuda tersebut.
Tomy tak kehabisan akal, ia meminta bantuan Ririn agar bisa menemui Stevia. Ia meminta sang asisten untuk mengajak sahabatnya nongkrong di cafe tempat mereka biasa bersama dulu.
Steviapun akhirnya datang kesana. Tempat tersebut nampak lengang tak seperti biasanya, hanya ada beberapa pengunjung saja yang meramaikan tempat itu.
Ia memilih salah satu bangku sembari memesan minuman untuk mereka berdua. Netranya menatap sekitar, berharap Ririn akan segera datang.
" Pak, Vie sudah datang. " Ririn dan Tomy memang sedang bersembunyi tak jauh dari tempat Stevia berada.
Tomy segera membenarkan jas dan dasi yang ia pakai. Dirinya sangat gugup saat ini. Ada sesuatu hal besar yang akan dilakukannya. Ia akan melamar Stevia sekarang. Tekadnya sudah bulat, ia yakin Stevialah wanita yang tepat untuk menjadi pendampingnya.
Sejak kekasihnya meninggal beberapa tahun yang lalu, dirinya belum bisa membuka hati pada siapapun. Namun, berbeda saat dirinya bertemu dengan Stevia. Wanita itu memiliki karakter dan wajah yang mirip dengan kekasihnya dahulu.
" Rin, apa penampilanku sudah rapi? Apa masih ada yang terlewat? " ia merasa kurang percaya diri.
" Sudah Pak Bos. Pak Bos udah ganteng pakai banget. Ririn yakin Vie pasti akan klepek-klepek melihat anda. " Ririn mencoba menyemangati.
" Makasih ya Rin. Kamu udah banyak sekali membantuku." pria itu tiba-tiba memeluk Ririn untuk melenyapkan rasa gugupnya.
Deeggghhh...
Seketika gelenyar aneh menyusup sanubari gadis tersebut. Andai saja pelukan itu merupakan pelukan sayang untuknya. Pasti dirinya merupakan wanita paling beruntung didunia ini. Tapi, ternyata itu hanyalah khayalan semunya saja. Kenyataannya, pria itu menyukai sahabatnya sendiri.
Flashback off..
" Permisi Pak. Ada apa Bapak memanggil saya? " Ririn menghampiri Tomy diruangannya. Pria itu berdiri membelakanginya.
Pria itu berbalik saat mengetahui sang asisten telah datang ke ruangannya. Tiba-tiba ia berjalan mendekat kemudian mendekap kedua lengan Ririn. Netranya menatap penuh arti membuat Ririn semakin gugup dibuatnya.
" Sejak pertama aku bertemu denganmu, aku yakin kaulah wanita yang dikirim oleh Tuhan untuk mengisi kekosongan dihatiku. Ingin kukatakan sejujurnya, bahwa aku sungguh mencintaimu. Maukah kau menikah denganku? " Tomy mengeluarkan sebuah kotak berisi cincin bertahtakan berlian yang begitu cantik.
Ririn menelan salivanya kasar, entah mimpi apa dirinya semalam hingga pagi-pagi begini sang atasan tiba-tiba melamarnya. Sungguh ini adalah hari terindah dalam hidupnya.
Rasa gugup menyergap dalam hati Ririn. Suaranya seolah tertahan oleh rasa gugup dalam dirinya. Dengan susah payah ia berusaha menjawab lamaran pemuda tersebut.
" Pak a-ku ju-ga..." belum sempat ia mengatakan bahwa diapun mencintai lelaki itu. Tiba-tiba Tomy menyela ucapannya..
" Bagaimana Rin, apa aktingku berhasil? " tanyanya sumringah.
" Ac-ting? " Ririn tak menyangka ini semua hanyalah sandiwara belaka. Jika bukan dihadapan Tomy mungkin kini dirinya pasti menangis lantaran rasa kecewa karena diberi harapan palsu.
" Aku ingin melamar Stevia, Rin. " sembari tersipu malu pria itu mengungkapkan niatnya.
Jleebbb....
Hati Ririn serasa dihujam pisau tepat di dadanya. Setelah tadi dirinya berharap lebih, kini pria itu seolah menenggelamkannya ke dasar lautan. Gadis itu tersenyum getir, merasakan kisah cintanya yang begitu pahit. Ia mencoba mengendalikan diri seolah tak terjadi apa-apa.
" Rin, maukah kau membantuku? Stevia menolak ajakan makan malamku. Mungkin karena makan malam kami yang rusak gara-gara Andreas ngajak ribut. Kumohon Rin, bantu aku untuk mendapatkan sahabatmu itu." pinta Tomy dengan tatapan iba.
Wajah Ririn pucat pasi, Bagaimana bisa ia menyatukan cinta pria yang ia sukai dengan wanita lain? Andai saja Tomy tahu betapa remuknya hati Ririn saat ini.
" Rin? Kau tidak apa-apa? Bagaimana? Apa kau bersedia membantuku? " pintanya kembali.
" Tentu, Pak. Demi kebahagiaan Bapak, aku pasti akan membantu. "
Flashback On...
" Cepat susul Vie, Pak. Sepertinya dia sudah hampir kehilangan kesabaran. " gadis itu segera mendorong tubuh Tomy menjauh darinya. Ia tak ingin semakin jatuh kedalam pusaran cinta milik Tomy.
" Baiklah, aku akan kesana sekarang. " Tomy bergegas hendak menghampiri Stevia.
" Pak?! "
Panggilan Ririn seketika menghentikan langkahnya. Pria itu berbalik sesaat.
" Semoga berhasil. " Ririn tersenyum tipis, berusaha tegar untuk menyemangati pemuda tersebut.
" Terima kasih." pria itu membalas senyumannya kemudian berlalu meninggalkannya.
Air mata Ririn berderai seketika, hatinya luluh lantak, harapannya musnah sudah. Iapun segera meninggalkan tempat itu karena tak ingin tersakiti lebih dalam lagi.
...----------...
" Pak Tomy?! "
Stevia begitu terkejut saat pria itu justru yang kini berada dihadapannya. Ini pasti rencana Ririn supaya dia bersedia menemui atasannya. Dirinya hendak pergi, tapi Tomy segera menghadangnya.
" Kau mau kemana? Tolong jangan menghindar dariku. Aku sengaja meminta Ririn untuk menyuruhmu datang kemari. "
Stevia menghela nafas kasar. Dengan terpaksa iapun kembali duduk di bangkunya. Keduanya saling duduk berhadapan, Tomy semakin grogi sebab sepertinya Stevia kurang nyaman dengannya.
" Sebelumnya aku minta maaf untuk kejadian kemarin. Aku benar-benar tidak tahan mendengar Andreas menghinamu. Jujur aku benar-benar tulus ingin membantu menyelesaikan masalahmu. Saat ini aku sedang mengembangkan usahaku dan itu memerlukan modal yang sangat besar. Tapi aku yakin, saat semua telah berjalan aku pasti akan melunasi semuanya. " terang Tomy bersungguh-sungguh.
Sebuah senyum tersimpul di bibir manis Stevia, ia memuji akan ketulusan Tomy padanya.
" Terima kasih. Kau sangat baik, tapi aku akan berusaha sebisaku untun menyelesaikan masalahku sendiri. " tolaknya halus.
Tanpa Stevia sadari, Tomy tengah menggenggam erat tangannya. Ia mencoba melepas, tapi pria itu menahannya.
" Vie..tolong beri aku kesempatan untuk bicara. Sebenarnya, a-ku telah jatuh cinta sejak bertemu pertama kali denganmu. Dan sekarang aku berniat untuk melamarmu menjadi pendamping hidupku. "
Stevia tertegun mendengar apa yang baru saja Tomy katakan. Benar dugaannya, pria itu menaruh hati padanya. Tapi ia tak menyangka Tomy akan melamarnya secepat ini.
Lelaki itu mengeluarkan sesuatu dari balik jas miliknya. Ia mengeluarkan kotak perhiasan yang berisi sebuah cincin berlian, kemudian menyerahkannya dihadapan Stevia.
" Kumohon menikahlah denganku. "
Stevia terdiam membisu, dirinya benar-benar diliputi kegalauan sekarang. Dalam waktu bersamaan ia telah dilamar oleh dua pria sekaligus.
Cinta bujur sangkar
Andreas
Stevia
Tomy
Ririn
Bersambung.....
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini ya. Kasih like koment rate lima n vote seikhlasnya buat karya ketigaku. Dukungan kalian semangat author untuk terus berkarya. Makasih sebelumnya🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Senajudifa
sampai sini dulu y thor bsk lanjut
2022-07-10
0
SIFA Official
Semangat ya kak jaga kesehatan 😊💪💪
2022-04-14
0
pins jals
smgt y thor.jga ksehatan .biar bsa up tiap jari
2022-02-17
1