Stevia menatap Andreas penuh kemarahan. Bagaimana tidak? Niat hati ingin menolong, tapi pria itu justru melecehkannya. Ia telah menodai bibir mungil miliknya yang masih perawan. Setelah penjahat itu berlalu, gegas dirinya melepaskan diri dari Andreas.
Andreaspun turut merasa bersalah, ini benar-benar diluar kendali. Entah setan apa yang mendorongnya untuk mampu bertindak serendah itu.
" Ma-af. "
Hanya kata itu yang mampu keluar dari mulutnya. Itupun ia keluarkan dengan susah payah lantaran bibirnya terasa kelu saat ini.
Amarah didada Stevia semakin bergemuruh. Pria yang dulu pernah menyakitinya kini kembali melukai perasaannya lagi.
" Semoga ini menjadi pertemuan pertama dan terakhir kita. Aku tidak mau berurusan denganmu lagi. " suaranya terdengar tegas dan berat menahan tangis. Ia berlalu begitu saja meninggalkan Andreas yang mematung disana.
Andreas segera mengejar wanita itu. Ia berusaha meraih tangan Stevia demi mendapatkan maaf darinya.
" Nona, sekali lagi maafkan aku. Tolong! aku benar-benar khilaf dan tak tahu diri. Kau boleh memukul atau menamparku untuk membalaskan sakit hatimu." ungkapnya tulus lataran rasa bersalah yang semakin menyelimutinya.
Stevia segera menampik tangan Andreas. Lelaki itu meringis menahan sakit lantaran gadis itu menampik tangannya yang sedang terluka.
" Bukankah sudah kukatakan? Jangan ganggu aku lagi, anggap tidak pernah terjadi apa-apa diantara kita. Lebih baik kau urus saja lukamu dan pergi dari sini sebelum pria itu menemukanmu. "
Andreas terdiam, benar yang dikatakan wanita itu. Dia harus bergegas pergi saat ini. Dirinya hanya mampu menatap seluit tubuh Stevia yang mulai menghilang dari pandangannya.
" Mau atau tidak? Aku pasti akan mencarimu kembali. " tekadnya dalam hati sebelum meninggalkan tempat tersebut.
...---------...
Stevia membuang nafas kasar. Ia merasa takdir telah mempermainkannya. Susah payah ia berusaha menjauh dan melupakan cinta pertamanya itu, namun kini Andreas hadir kembali dalam hidupnya.
Ia mengeluarkan selembar tissue dari tasnya untuk mengelap bibirnya yang telah ternodai. Dulu mungkin ciuman dari lelaki itu pernah menjadi impiannya, tapi sekarang ciuman itu seperti sebuah najis yang harus segera ia bersihkan.
Beberapa kali ia menggosok-gosok bibirnya dengan kasar sambil berjalan menuju ke mobilnya. Tak henti-hentinya ia mengumpat, rasanya ia menyesal telah menolong Andreas barusan.
Yah, sewaktu hendak pulang bersama sang manager, tiba-tiba dirinya ingin ke toilet sebentar. Suasana parkiran telah sepi, samar-samar dirinya mendengar derap kaki seseorang yang tengah berlari terburu-buru. Rasa penasaran menuntunnya untuk mencari tahu darimana asal suara tersebut.
Lambat laun terdengar suara seseorang yang tengah berkelahi. Ia berjalan mengendap-endap untuk memastikan keadaan disana, dirinya curiga terjadi tindak kriminal disana.
Netranya membola seketika saat mengetahui siapa pria yang tengah dihajar secara membabi buta oleh pria bertopi dengan wajah yang tertutup masker.
" An-dreas? " gumamnya pelan.
Bergegas ia hendak pergi, dirinya tak mau berurusan kembali dengan pria dimasa lalunya. Namun langkahnya terhenti, hati nuraninya sungguh tak tega menyaksikan pria itu terkulai lemah disana.
" Tidak ini bukan karena aku masih memiliki rasa padanya. Ini semata-mata karena rasa kemanusiaan. " batinnya menyanggah.
Iapun memutuskan untuk menolong Andreas sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan menimpa pria tersebut.
Sial memang nasibnya, niat baiknya justru dijadikan kesempatan pria itu untuk melecehkannya. Dengan perasaan kesal ia kembali ke mobil untuk segera pulang.
" Loli, Ayo cepat kita harus segera pulang. " perintahnya dengan nada sedikit tinggi sembari melirik jam keemasan yang bertengger ditangannya.
" Baik, Nona. "
Sang asisten hendak masuk ke mobil, tapi ia menemukan kejanggalan diwajah sang atasan. Ia celingukan sembari mengamati wajah Stevia. Steviapun merasa risih diperhatikan seperti itu.
" Apaan sih? " ia merasa kesal lantaran sekarang sang asisten yang membuatnya kebingungan.
Loly menunjuk bagian tepi bibir Stevia, " Nona, kenap ada seperti bekas gigitan dibibir anda? "
Stevia terkesiap, ia tak menyangka ciuman tadi meninggalkan bekas. Pantas saja ia merasakan sedikit perih di tepi bibirnya. Ia segera menutupi bagian itu lantaran malu.
" I-ini tadi mungkin digigit semut. " jawabnya gugup.
Loly manggut-manggut tanda mengerti.
" Oh..aku kira digigit vampir wkwkwk. Nona, Nona masak bibir diperawani semut sampai nggak kerasa. Mending juga diperawanin sama cowok ganteng, ennak. " ledeknya pada sang atasan.
Blusshh...
Wajah Stevia memerah seketika, ia jadi teringat peristiwa yang tadi menimpanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Senajudifa
ceritamu bagus thor kumasukam dlm favoritku y
2022-07-02
0
Senajudifa
hahahaha
2022-07-02
0
anggita
like aja👏👍
2022-04-08
0