Dengan perasaan kesal Andreas menyetir mobil menuju tempat dimana Stevia berada. Sang Papa benar-benar menghilangkan moodnya saat ini. Ia yakin masih ada rencana tersembunyi dari sang Papa, dirinya takut kejadian di masa silam kembali terulang.
" Sabar Andreas, lupakan masalah itu. Yang terpenting sekarang adalah menemui Stevia. "
Raut wajahnya pun kembali cerah saat dirinya menyebut nama itu. Namun, tak berselang lama ponselnya berdering. Ia enggan mengangkat karena sedang fokus menyetir, tapi panggilan itu tak kunjung berhenti.
Dengan terpaksa ia mengangkat penggilan tersebut lewat headset. Dirinya cukup terkejut saat tahu panggilan itu berasal dari Cecile.
" Andreas, bisakah kau kesini? Aku sedang tidak enak badan. Kalau boleh aku titip makanan dan obat penurun panas. " ucap Cecile dari seberang telepon.
Andreas menghela nafas kasar, memang ada saja kendalanya untuk bisa bertemu dengan Stevia. Ia ingin menolak, tapi rasa bersalah kembali menyelimuti. Cicile adalah kekasihnya, cinta pertamanya. Rasanya sungguh tidak adil jika dia mengkhianati gadis tersebut.
" Baiklah. Aku akan kesana, kau tunggu sebentar. " jawabnya lesu. Dengan terpaksa ia memutar balik mobilnya.
...------...
Cecile sungguh bahagia, akhirnya Andreas mengikuti perintahnya. Ia yakin kalau kekasihnya tersebut masih setia padanya. Memang hari ini dirinya sedang tidak enak badan, tapi itu juga alasan supaya kekasihnya mau datang kesana.
Stevan sedang ada bisnis diluar kota, tadinya ia berniat mengajak gadis tersebut. Namun, karena Cecile sedang sakit dirinya terpaksa pergi seorang diri.
Kesempatan ini digunakan Cecile untuk bisa bersama Andreas. Terus terang, dirinya sangat merindukan pria tersebut. Jika saja Stevan tak merenggut kesuciannya waktu itu, tentu ia akan tetap bertahan disisi Andreas.
Ting...Tong..
Terdengar bel apartemennya berbunyi. Dengan segera ia membukakan pintu.
" Akhirnya kau datang juga. Aku sangat merindukanmu. " Cecile segera berhambur di pelukan Andreas.
Andreas membalas pelukan itu dan memberi kecupan singkat pada kekasihnya. Cicile segera mengajak pria tersebut masuk ke dalam apartemennya.
Andreas menjatuhkan tubuhnya diatas sofa empuk disana seraya menyimpan makanan dan obat yang Cecile pesan barusan. Gadis itu duduk disamping Andreas, tangannya bergelayut manja dengan kepala bersandar diatas bahu pria tersebut.
Andreas menatap Cecile yang sedang memainkan kancing baju miliknya. Posisinya semakin memepeti pria tersebut.
" Bukankah kau sedang sakit? Sekarang makan dan minum obatmu. Lebih baik kau cepat beristirahat. " tuturnya lembut.
Cecile mendongakkan kepalanya.
" Aku memang sakit, tapi obat yang kubutuhkan saat ini adalah kau. Aku sangat merindukanmu. "
Wanita itu menarik tengkuk Andreas lalu menenggelamkan bibir Andreas pada bibirnya. Jakun Andreas naik turun, apalagi saat ini Cecile memakai baju tidur seksi dengan belahan dada rendah. Ia laki-laki normal yang pasti tergoda bila dihidangkan pemandangan seperti itu.
Cecile mulai mendorong lidahnya memasuki rongga mulut Andreas. Memancing lelaki itu untuk memainkan lidahnya. Tentu saja pria itu menyambutnya dengan baik. Namun, tiba-tiba saja Andreas mendorong tubuh Cecile menjauh darinya. Bayangan Stevia seakan hadir dihadapannya.
Cecile sebal, padahal ia sudah menyiapkan segalanya. Berpenampilan seseksi mungkin untuk membuat pria itu bertekuk lutut padanya.
" Kenapa kau mendorongku? Apa kau sudah bosan denganku karena kita jarang bertemu?! " ungkapnya kesal.
Andreas juga tak mengerti kenapa bisa seperti ini. Padahal, sebelum bertemu Stevia semua seakan baik-baik saja. Namun semenjak kehadiran gadis itu, bayangan Stevia seolah bermain didepan matanya.
" Maafkan aku. Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku barusan teringat jika Tomy sedang menungguku. Ada hal penting yang harus kami bicarakan tentang pria yang beberapa waktu lalu menerorku. "
Cecile menelan salivanya, dirinya merasa cemas kalau sampai kedok Stevan terbongkar. Secara tidak langsung, pria itu pasti akan menyeret dirinya ke dalam masalah ini. Apalagi, jika Andreas tahu bahwa dirinya memiliki affair dengan kakaknya. Pasti Andreas akan pergi meninggalkannya.
" Kau kenapa?Kenapa wajahmu jadi pucat seperti itu? " ucapan Andreas membuyarkan angan-angannya.
"Ti-tidak. Hanya saja kepalaku sedikit pusing. Tolong temani aku disini malam ini. Kumohon." pinta Cecile memelas.
Andreas membuang nafas kasar, apalagi saat ini Cecile menahannya untuk pergi. Gadis itu membekam lengan Andreas begitu erat.
" Baiklah. Sekarang aku akan menyuapimu makanan, setelah itu kau minumlah obat dan beristirahat. " Andreas terpaksa mengabulkan permintaan kekasihnya.
Hampir tiga jam pria itu berada disana. Untung saja Cecile cepat terlelap akibat pengaruh obat yang diminumnya tadi. Pria itu menyelimuti tubuh kekasihnya dengan selimut. Sesaat ia memandangi wanita yang sedang tidur seperti bayi.
" Maafkan aku. Aku tak tahu perasaan apa sebenarnya yang kurasakan pada Stevia. " gumamnya dalam hati.
Andreas melirik jam tangannya, waktu menunjukkan pukul 10 malam. Iapun bergegas untuk segera pergi dari apartemen Cecile.
" Semoga Stevia masih berada disana. "
...-----------...
Ajang peragaan busana terbesar di pusat kota masih ramai oleh pengunjung. Cukup sulit bagi Andreas untuk mencari keberadaan Stevia.
Beruntungnya, ternyata gadis itu baru muncul dari atas catwalk. Para penonton bersorak sorai, Stevia sebagai salah model utama menarik banyak mata tertuju padanya. Senyumnya yang menawan membuat siapa saja yang menatap akan terhipnotis olehnya.
Begitupun Andreas, lelaki itu sama sekali tak berkedip melihatnya. Setiap gerak-gerik gadis itu sama sekali tak luput dari pandangannya.
Namun sayang, baru beberapa saat gadis itu telah masuk kembali ke belakang layar.
Dengan segera Andreas berusaha menyusul Stevia ditengah padatnya pengunjung. Cukup sulit, namun akhirnya iapun berhasil menerobosnya.
Netranya berputar mencari keberadaan wanita tersebut. Akan tetapi, Stevia sepertinya sudah tidak berada disana. Ia mencoba bertanya pada salah satu kru, alangkah terkejut dirinya saat mendengar bahwa Stevia baru saja pergi bersama dengan seorang lelaki.
Tanpa sengaja dirinya melihat
Loly, setahunya gadis tersebut bersama Stevia saat pertemuan pertama mereka. Ia langsung mengejar gadis yang nampaknya tengah bersiap pulang.
" Hei tunggu. " panggil Andreas seketika.
Loly berbalik badan, ia menunjuk dirinya lataran barangkali ialah yang terpanggil. Ia terkejut saat melihat seorang pria yang begitu tampan berjalan ke arahnya.
" Iya, kau. Kalau tidak salah aku pernah melihatmu bersama Stevia. Katakan padaku, kemana Stevia pergi? Aku ingin bertemu dengannya, ada hal penting yang harus kami bicarakan. " perkataan Andreas hanya ditanggapi dengan mulut Loly yang sedikit ternganga.
" Hei,, aku bertanya padamu. Apa kau tak mendengarkanku? " tegas Andreas hingga membuat gadis tersebut gelagapan.
" Eehhh,, Nona baru saja pergi bersama Pak Tomy. Katanya Pak Tomy ingin mengajaknya makan malam diluar. Kalau tidak salah mereka pergi ke Lucky Restaurant. "
Andreas mengepalkan tangannya erat. Dia selalu saja kalah langkah dari Tomy.
" Arrgghh, Tidak !! Aku harus menggagalkan acara makan malam itu. Jangan sampai aku keduluan lagi olehnya. " tekadnya.
Andreaspun segera pergi menuju restaurant yang dimaksud barusan. Entah mengapa, dirinya merasa cemburu saat gadis itu didekati pria lain.
Kira-kira Andreas pilih yang mana ya
Stevia
Cecile
Haduh bingung jadinya🤔
Bersambung...
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini. Kasih like, koment, rate n vote seikhlasnya buat karya ketigaku. Jangan lupa juga untuk mengunjungi novelku yang lainnya. Makasih sebelumnya🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Ria Onits
pilih yg masih segel dong jangan pilih sisil yg sudah di obok obok sama stevan
2023-01-16
0
Senajudifa
penyesalan memang selalu datanf belakangan andreas
2022-07-10
0
Ni Nyoman Rinti
pilih stevia dong thor...dn perselingkuhan cicile hrs terbongar....
2022-02-15
1