" Sial !! " Andreas tak henti-hentinya mengumpat mengingat Stevia yang sama sekali tak mengindahkannya. Biasanya para kaum hawa akan langsung terpesona oleh ketampanannya. Tapi ternyata gadis ini berbeda, ia sama sekali tao tertarik pada seorang Andreas Dirgantara.
Pemuda itu berjalan gontai menuju parkiran mobil. Ia meninggalkan Tomy dan Ririn yang masih memiliki urusan pekerjaan disana.
Tanpa dirinya sadari, seseorang sedang mengintainya dari balik pilar. Pria itu perlahan berjalan mendekati Andreas dengan membawa sebilah pisau ditangannya.
Saat Andreas hendak memasuki mobil tiba-tiba pria tersebut menghujamkan pisau kearahnya.
Sssreeettt..
Arrgghhh.. Siapa kau!!
Pria itu berhasil melukai lengan Andreas. Hampir saja pria itu mati kalau saja dirinya tak menyadari pantulan pria itu dari balik spion mobilnya.
Bukannya menjawab, pria misterius itu justru kembali mengarahkan pisaunya pada Andreas. Keduanya terlibat perkelahian sengit.
Pria tersebut ternyata cukup kuat apalagi dengan kondisi Andreas yang terluka membuatnya semakin kewalahan.
Buughhh...
Satu tendangan berhasil mengenai perut Andreas. Pemuda itu tersungkur seketika, ia tak memiliki pilihan lain selain kabur lantaran pria misterius tersebut sepertinya ingin melenyapkan nyawanya.
Ia berlari sekuat tenaga namun pria tersebut terus saja mengikutinya.
Huh..Huh..Huh..
Deru nafasnya memburu, degup jantungnya semakin kencang. Cukup banyak darah yang mengalir dari balik lengan bajunya. Dirinya kini bersembunyi dibalik salah satu pilar.
Lelaki misterius tersebut menyeringai licik. Tentu saja dengan mudah ia bisa menemukan keberadaan Andreas lewat tetesan darah yang menetes ke lantai.
Perlahan ia mendekat sambil mengarahkan pisau ke arah Andreas.
Untung saja keberuntungan masih menyertai Andreas, ia segera menghindar saat terdengar langkah kaki yang berbenturan dengan lantai.
Buughhh...Buughhh..Buuggghh..
Keduanya terlibat perkelahian kembali. Dengan sekuat tenaga dirinya berusaha melawan hingga salah satu tendangannya berhasil menjatuhkan pisau dari tangan lelaki itu. Ia segera menendang pisau tersebut menjauh.
Lelaki misterius itu geram, ia memukuli Andreas yang semakun lemah sembari netranya mencari keberadaan pisau ditangannya.
Saat ada kesempatan, Andreas kembali kabur lantaran sudah tak mampu melawan lelaki itu.
Langkahnya semakin melemah, ia berniat mencari tempat persembunyian. Namun, tiba-tiba seseorang menarik tangannya dan membawanya berlari bersama. Mereka berhenti sementara dibalik tembok.
" Kau? " ia cukup terkejut saat mengetahui gadis yang bersamanya adalah gadis sombong yang ia temui tadi.
Tanpa banyak bicara, Stevia menoleh sekitar. Setelah dirasa aman, ia mengeluarkan sebuah kain dari dalam tasnya lalu mengikat lengan Andreas yang terluka. Dengan segera ia membuka jaket dan topi yang ia kenakan dan memakaikannya pada Andreas.
" Ayo, kita harus segera pergi dari sini. " gadis itu kembali menggandeng tangannya.
Ucapan yang datar, bahkan iapun tak menatap lawan bicaranya. Namun, disaat genting seperti ini hal itu bukanlah sesuatu yang perlu dipermasalahkan. Andreas mengangguk, iapun ikut kemanapun gadis itu membawanya.
Sungguh sial, Lelaki misterius tersebut berada didepan mereka. Untung saja ia tak menoleh kearah keduanya. Stevia langsung mendorong tubuh Andreas ke pinggir tembok.
Andreas begitu terkejut, apalagi gadis itu tiba-tiba melingkarkan kedua lengannya dipundak Andreas. Kedua netra mereka bersiborok, sebelum kemudian Stevia memajukan wajahnya didekat wajah Andreas.
" Diamlah kalau kau ingin selamat. " perintah Stevia semakin mendekatkan wajahnya ke arah Andreas dengan posisi tubuh yang begitu intim.
Glek....
Jakun Andreas naik turun saat menatap gadis yang berada sangat dekat dengannya. Netra yang begitu indah,hidung mungil nan mancung. Apalagi bibir mungil itu, Oh terlihat sedikit basah oleh lipglows sehingga menimbulkan sensasi sensual.
Otaknya sedikit melenceng, bahkan disaat segenting ini dirinya lupa bahwa ia sedang dalam bahaya. Hembusan nafas Stevia yang menyapu wajahnya membuat gairah dalam darinya bangkit. Wanita itu benar-benar cantik dan menggoda.
Degub jantung Steviapun berdetak tak beraturan. Mungkin wanita itu sama gugupnya dengannya. Ia sudah tak memperdulikan akal sehatnya, tanpa tahu malu dirinya justru mereguk nikmatnya bibir manis itu tanpa izin dari si empunya.
Alhasil, Stevia terperanjat kaget, tapi sialnya penjahat itu masih berada tak jauh dari mereka. Ia menahan bibir tak beradab itu dengan salah satu ujung jarinya. Netranya mendelik lantaran kesal.
" Awas saja, setelah ini aku akan membuat perhitungan denganmu. Harusnya kubiarkan saja kau mati ditangan orang itu. " rutuknya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
waduh siapa tuhh musuh Andreas.. antara senang dan kasihan aku. 🤣🤣
nah lohhh... kurang baik sempurna apalagi Stevia.. meski kau benci dan torehan luka.. tapi dia masih mau menolongmu... 😔😔
wajah parahhh main nyoosoorr aja loe banggg.. Kesempatan dalam kesempitan. diiihhh
2024-06-12
0
Senajudifa
makanya jgn sok kepedean
2022-07-02
0
TK
lanjut
2022-02-07
1