Sebuah pesan singkat masuk ke ponsel Tomy. Raut wajahnya terlihat berbinar saat membaca pesan tersebut. Pria itu segera berdiri, ia memperbaiki penampilannya terlebih dahulu sebelum pergi.
Yah, pesan tersebut ternyata berasal dari Stevia. Sang model membuat janji temu dengannya terkait masalah kontrak kerja kemarin. Namun anehnya, wanita itu ingin berbicara secara pribadi dengannya.
" Apa dia juga mempunyai rasa ketertarikan padaku. " batinnya berbunga-bunga.
Dengan bersemangat pria itu melangkah meninggalkan ruangannya. Saat tiba di dekat ruangan sang asisten, gadis tersebut tiba-tiba menghentikan langkahnya.
" Pak Tomy tunggu! Anda mau kemana? Kelihatannya anda begitu senang sekarang. Apa kita tidak jadi makan siang bersama? "
Sudah menjadi kebiasaan keduanya untuk makan siang bersama saat jam istirahat. Tomy bahkan tak sungkan makan dikantin kantor bersama para karyawannya.
" Maaf Rin, hari ini aku ada keperluan penting. Kamu makan sendiri dulu ya. Makan yang banyak biar badanmu lebih berisi. Nggak kayak lidi begini. " ejek Tomy menunjuk gadis tersebut dari atas ke bawah.
" Yang penting hidup juga udah Alhamdulillah, Pak. " gadis itu mencebikkan bibirnya lantaran kesal sang atasan selalu saja menyindirnya.
Ririn menelisik penuh curiga
" Nggak biasanya nich Pak Tomy seceria ini. Jangan-jangan mau ketemuan sama pacar ya?" sindirnya balik. Dirinya tahu pria tersebut masih belum memiliki pasangan sampai sekarang.
Dengan perasaan malu-malu pria itu berbisik ke telinga Ririn.
" Aku akan berkencan dengan Vie. "
DEEGHH...
Jantung Ririn berdenyut keras mendengar apa yang baru dikatakan oleh sang atasan. Ada rasa kecewa dalam dirinya saat tahu pria itu sepertinya benar-benar tertarik pada sahabatnya.
" Rin,, Rin !! Kok bengong sih? " Tomy heran saat melihat gadis tersebut terdiam tanpa ekspresi.
" I,, Iya Pak. Saya ikut senang, sepertinya Pak Tomy mulai menemukan tambatan hati. " hatinya teriris saat mengatakan hal tersebut.
" Ini semua berkat kamu, Rin. Makasih ya. Aku pasti akan berjuang keras demi mendapatkan Vie. Ya sudah, aku pergi dulu. Kamu jaga diri baik-baik. " Tomy tersenyum sembari mengelus puncak kepala Ririn.
Sambil tersenyum getir gadis itu memandangi kepergian Tomy.
" Harusnya aku sadar diri bahwa aku ini bukan siapa-siapa buat anda, Pak. " batinnya trenyuh.
...-----------...
Tomy menatap sekeliling, tersirat binar-binar kebahagian saat pria itu menemukan seseorang yang ia cari. Dengan segera ia menghampiri Stevia yang terlebih dahulu berada di cafe tempat mereka janjian. Ia mendudukkan tubuhnya di samping gadis tersebut.
" Maaf, sudah membuatmu menunggu. Kau.. Cantik sekali hari ini." sapanya dengan tatapan penuh damba.
Stevia jadi salah tingkah, sepertinya benar feelingnya waktu itu. Atasan Ririn mempunyai ketertarikan padanya.
" Oh Tuhan. Apa sekarang aku harus melancarkan misiku? " rasa gugup dan takut menyelimuti perasaannya sekarang.
Kemarin sewaktu ia meminta saran pada Loly tentang masalah hutang-hutang keluarganya. Sang asisten menolak dengan keras saat dirinya berniat menjual diri. Tapi, Stevia bersikeras untuk tetap melakukan niat gilanya tersebut.
Loly tak percaya bahwa Stevia akan berani melakukan hal itu. Dengan penuh percaya diri Stevia meyakinkan jika dia pasti bisa melakukannya, demi keluarganya.
Mangsa pertamanya adalah pria yang duduk disampingnya sekarang. Lelaki itu jelas memiliki banyak uang sebab dia merupakan bos perusahaan periklanan yang cukup besar.
Stevia menggeser kursinya untuk lebih mendekatkan diri pada Tomy. Pemuda itu mengendorkan dasinya yang terasa sesak saat ini. Ia menatap kebawah, jakunnya naik turun menatap kaki mulus nan jenjang milik Stevia. Gadis itu memakai dres mini ketat diatas lutut sehingga mengekspos sebagian pahanya.
" Apa dia sengaja menggodaku? " batinnya bertanya-tanya.
Mereka berbincang-bincang seputar pekerjaan. Steviapun akhirnya menandatangani kontrak kerjanya bersama Tomy. Setelah membahas pekerjaan, mereka mulai membahas hal pribadi.
" Apa Pak Tomy masih single? Atau sudah berkeluarga? Saya yakin pasti wanita disamping Pak Tomy akan menjadi wanita yang sangat beruntung. Anda baik, pintar, tampan dan memiliki karier yang bagus. " goda Stevia sukses membuat pria tersebut grogi.
" A- ku masih single. Aku belum menemukan wanita yang tepat hingga saat ini." jawab Tomi gugup. Padahal pria itu biasanya humoris dan sangat pintar bermain kata-kata.
" Oh ya? Apa Pak Tomy tidak merasa kesepian tidur sendirian? Ranjang anda pasti akan semakin hangat bila ada seorang wanita disamping anda."
Tomy terkesiap, bisa-bisanya Vie membahas masalah ranjang dengannya. Timbul pikiran jelek dalam dirinya. Mungkinkah wanita itu seperti model-model lain yang bisa dipakai oleh atasannya.
Ada rasa kecewa dibenak Tomy. Padahal, ia hatinya berkata Stevia adalah gadis baik-baik. Dan ia berniat untuk menjalin hubungan serius dengannya. Gadis itu telah melemparkan umpan dan tak ada salahnya ia memakan umpan tersebut.
" Apa kau mau menemaniku malam ini? Aku akan membayarmu mahal."
Ia hendak menyentuh tangan Stevia, tapi entah sengaja atau tidak gadis itu justru menyingkirkan tangan untuk membenarkan anak rambutnya.
" 2 Milyar. " ucap Stevia spontan.
Tomy terbelalak mendengar nominal yang disebutkan Stevia. Namun, ia teringat taruhannya bersama Andreas waktu itu. Mobil sport milik Andreas lebih dari cukup untuk membayar Stevia.
" Baiklah. Ayo ikut denganku. " Andreas menyanggupi. Biarlah, setidaknya ia bisa merasakan tubuh gadis itu walaupun hanya one night stand.
" Ke-mana? "
Stevia kini justru gugup dan kebingungan. Ia tak menyangka lelaki itu dengan mudah menyanggupi bayaran yang dimintanya.
Tomy heran dengan perubahan wajah Stevia yang terlihat ketakutan. Bukankah wanita itu yang telah melemparkan diri kepadanya?
" Kita ke hotel. Aku akan membayar lebih jika kau bisa memuaskanku. "
Degh..Degh..Degh..
Jantung Stevia berdetak kencang, ia mulai takut pada keputusan bodohnya. Akan tetapi, nasi telah menjadi bubur. Ia harus siap menanggung resikonya.
Tomy hendak menggandeng dan membawa gadis tersebut bersamanya. Namun Stevia menolak, ia memilih untuk berjalan dibelakang pria tersebut.
" Aneh sekali wanita ini. Bukankah tadi ia berniat menggodaku? Kenapa sekarang dia malah takut bersentuhan denganku? " batinnya heran.
...----------------...
Keduanya kini telah tiba dihotel yang telah dibooking oleh Tomy. Sepanjang perjalanan Stevia justru lebih banyak diam dan menundukkan kepalanya. Gadis itu hanya mengikuti dirinya dari belakang.
Jantung Stevia semakin berdegub kencang saat mereka telah memasuki kamar hotel. Tomy mendudukkan tubuhnya di atas kasur empuk yang tersedia disana.
Ada rasa sesal dalam diri Stevia. Bagaimana bisa ia bertindak sebodoh ini? Bukankah ini berarti iapun telah merusak kepercayaan sang Mama agar dia bisa menjaga dirinya.
Netranya membola seketika saat Tomy telah melepas dasi dan jas yang melekat dibadannya. Dan saat ini, satu persatu pria itu membuka kancing kemejanya. Dengan segera Stevia memalingkan wajah dan menutup matanya.
" Apa yang kau lakukan!" teriaknya menahan malu.
Tomy mendengus kesal,
" Nona kau jangan mempermainkanku! Bukankah kau sendiri yang menawarkan diri padaku tadi? "
Tomy beranjak lalu menarik tangan Stevia agar membuka matanya. Namun, gadis itu tetap saja menutup netranya rapat-rapat.
" Maaf,, a-ku menarik kata-kataku. Aku khilaf, kita batalkan saja semuanya. " pintanya gugup.
Tomy semakin kebingungan, ia manarik paksa tangan Stevia dan membawanya keranjang.
Gadis itu menangis seketika, ia takut pria ini nekat memperkosa dirinya.
" Tuan, aku mohon jangan lakukan apapun padaku. Izinkan aku pergi dari sini."
Tomy berdiri dihadapan Stevia dan semakin mendekat padanya. Gadis itu semakin gugup dan takut karenanya.
" Katakan sejujurnya, kenapa kau melakukan semua ini. "
Stevia terkesiap, ia pikir pria itu akan berbuat kasar padanya. Nyatanya, Tomy justru bertanya dengan nada lembut kepadanya.
Keduanya duduk berdampingan, Stevia sedikit membuat jarak dari pria tersebut. Ia mulai menceritakan masalah yang sedang dirinya hadapi. Tentang hutang keluarganya yang begitu besar hingga ia berpikir untuk menjual diri.
Tak disangka Tomy justru ikut prihatin mendengarnya.
" Nona, sebenarnya aku punya solusi untukmu. Ini sangat mudah dan kau tidak perlu menjual diri seperti ini. "
Pria itupun bercerita panjang lebar dengannya. Stevia hanya mengangguk tanda mengerti.
" Sekarang kemarilah. "
Keduanya duduk berdekatan. Tomy mengambil ponsel disakunya dan
Jepret
Sebuah foto berhasil diambil. Tomy mengirimkan foto tersebut pada seseorang.
" Andreas, kau kalah. Kau harus siap kehilangan mobilmu jika kau pria jantan. " sebuah smrik tersimpul diwajahnya. Dengan latar kamar hotel, tentu sahabatnya itu pasti tahu akan maksudnya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Senajudifa
walah....
2022-07-05
0
Senajudifa
ya Allah sedihx😓😓
2022-07-05
0
YouTrie
Lanjut kak author semangat
2022-03-19
0