Dewi Sekar Taji?

Malam itu Aish sampai di kediamannya sekitar pukul delapan malam jika sudah ada penunjuk waktu yang benar-benar akurat.

Ummahnya menyambut kedatangan si buah hati dengan lafadz syukur Alhamdulillah tiada henti.

Memeluk putri semata wayangnya itu, karena kakak-kakaknya semuanya adalah laki-laki. Sambutan ummahnya luar biasa membuat hati Aish jadi teringat sang bunda.

"Bagaimana khawatirnya beliau saat ini? Saat anak gadisnya lagi-lagi harus pergi dari rumahnya?" Aish menatap sendu ummahnya dengan mata berkaca-kaca karena rindu sang bunda.

"Alhamdulillah, Syukron Katsir ya Allah" ucap sang ummah berulang kali sambil membelai sayang wajah Aish.

"Antum mau apa nak?" ucap ummahnya menyadari Aish yang lemas.

"Lapar" hanya itu yang Aish ucapkan.

Ummahnya segera menarik Aish untuk pergi ke ruang tengah, menyambut sang putri dengan hidangan lezat menggugah selera.

Aish melihat keseluruhan hidangan dengan mata berbinar. Sate kambing, Gulai, Ada juga ayam bakar. Semua disiapkan ummahnya karena hari ini Aish telah pulang setelah selama tiga hari pergi meninggalkan rumahnya.

Segera ia mengambil cobek yang telah dialasi daun pisang sebagai piring. Mengambil nasi dari bakul, dan menuang kuah gulai, lalu memotek ayam bakar di bagian paha.

Terlihat menggugah selera. Setelah melafadzkan doa, ia mulai menyuapkan nasi ke dalam mulutnya, tentunya setelah mencuci tangannya.

Makan menggunakan tangan walaupun ada kuahnya, terasa nikmat. Mulai menggigit ayam, kok ternyata agak alot. Tapi bumbunya meresap sempurna ke dalam daging.

Mungkin karena dizaman ini tidak ada presto, sehingga memasak ayam menjadi kurang empuk.

Tapi semua hidangan itu sungguh sangat lezat. Hingga tak butuh waktu lama untuk Aish menghabiskan secobek nasi beserta lauknya.

"Baba sama Ummah tidak makan?" tanya Aish.

Dia mulai ragu karena kedua orang tua itu hanya memandangi saat Aish makan dengan lahapnya.

"Nanti nak, setelah antum kenyang. Ana dan baba akan makan" jawab sang ummah.

Aish jadi merasa tidak enak hati diperhatikan selayak itu. Karena dia bukanlah Aishyah yang mereka maksud. Bagaimana jika saatnya nanti datang untuk Aish kembali ke dunianya?

Semoga saat itu datang, Aishyah yang sesungguhnya sudah kembali. Amin.

Setelah selesai dengan makanannya, Aish teringat belum sempat melaksanakan kewajibannya sebagai muslim.

"Ana belum solah ummah" kata Aish.

"Kita solat berjamaah nak, antum ambillah wudhu di belakang. Ummah dan baba akan makan dulu sebentar" kata Ummahnya.

"Iya ummah" kata Aish.

Seorang art nya mengantar ke belakang rumah sekalian mengisi bak air dengan menimba dari sumur terlebih dahulu.

Mbak-mbak itu terlihat sangat cekatan dalam bekerja. Aish yang biasa cerewet tak mampu untuk diam saja.

"Maaf mbak, kalau siang hari saya mau mandi harus nimba dulu ya?" tanyanya.

"Njih ning, tapi kan sudah ada mbak Sum yang biasa bantuin ning Aishyah ngisi bak air seperti biasa" jawab mbak itu.

"Mbak Sum siapa ya mbak?" tanya Aish.

Sementara mbak itu malah menoleh pada Aish dan memberi tatapan heran.

"Lah ya saya mbak Sum nya ning.. Kok lupa, jangan bercanda ning" ucap mbak itu.

"Oh, iya... Mbak Sum kan ini ya. Saya cuma bercanda mbak. Yasudah saya mau wudhu dulu ya" kata Aish malu, dan memilih bersih-bersih badan untuk segera menunaikan kewajibannya.

Setelah solat berjamaah, Aish diantarkan oleh mbak Sum menuju ke kamarnya. Sebuah kamar sederhana, dengan pintu yang kuncinya dari palang bambu. Seperti kebanyakan kunci pintu lain di tempat ini.

Ranjang yang muat untuk dua orang itu terbungkus kain sprei berwarna hijau cerah. Dengan dua bantal tanpa guling dan satu selimut dari kain tipis.

Di keremangan cahaya lilin, Aish menatap pantulan wajahnya dari cermin yang menggantung di sisi dinding sebelah kirinya, dengan sebuah meja dan kursi kecil didepan cermin untuknya berhias diri.

Tidak ada yang istimewa, sebuah kotak kecil dibukanya. Sepertinya itu adalah bedak dingin, berupa butiran berwarna putih dengan aroma khas rempah-rempah.

Lalu dibukanya lemari berukuran sedang disamping meja, isinya berupa baju-baju gamis dengan kebanyakan berwarna hitam, coklat dan navy. Tidak ada pakaian berwarna cerah tersimpan disana.

Puas dengan melihat-lihat, Aish merebahkan dirinya di kasur. Terasa nyaman setelah seharian berkelana.

Tanpa menunggu lama, dia telah terbang ke alam mimpi setelah menggulung dirinya dibalik kain selimut.

*******

Subuh menjelang, ketukan di pintu kamar Aish tak serta merta membuat si pemilik kamar terjaga.

Ummahnya mengetuk pelan awalnya, merasa tak ada jawaban, beliau mengetuk dengan lebih kencang hingga berulang kali.

Menimbulkan keributan kecil di pagi buta. Tetap tak ada jawaban dari dalam kamar anak gadisnya.

Babanya turun tangan untuk membangunkan si gadis cantik. Cukup lama mereka menggedor pintu anaknya.

Akhirnya Aish mengerjap, masih belum ada tanda sinar matahari di luar sana. Tapi suara gaduh membangunkannya. Rasanya dia hanya memejamkan mata beberapa menit saja. Tapi sudah dibangunkan kembali.

"Iya ummah, Aish sudah bangun" kata Aish beranjak duduk mengumpulkan kepingan nyawanya lalu berjalan ke arah pintu untuk meyakinkan orang tuanya bahwa dia sudah bangun.

"Anak gadis kok susah bangunnya. Ayo ambil wudhu lalu subuhan. Kami tunggu di mushola ya nak" kata ummahnya dijawab anggukan kepala oleh Aish.

****************

Seno dan Hendra masih belum terjaga hingga matahari menampakkan sinarnya. Keduanya tidur terlalu larut karena memikirkan masalah yang pelik ini.

Hendra terlebih dahulu bangun karena sinar matahari yang menembus melalui celah-celah dinding bambu mengenai tepat di netranya yang terpejam.

"Sen, Lo telat bangunnya. Nggak solat ya?" tanya Hendra membangunkan Seno.

"Hengmh... iya mommy, sepuluh menit lagi" Seno mengigau.

Hendra jadi teringat mamanya, bagaimana cemasnya sang mama tak mendapati anaknya nanti jika waktu ke gereja dia masih harus terjebak di dunia yang belum dia ketahui keasliannya ini.

Sesaat bayangan sang mama membuat Hendra sadar bahwa dia harus secepatnya mencari jalan keluar dari masalahnya ini.

"Seno bangun, gue bukan mommy lo. cepetan bangun, ayo cepat kita cari cara biar bisa pulang, bego!" Hendra mengguncang lebih keras tubuh Seno yang seperti tak terusik.

"Hengmh... iya, emang kita dimana sih? kenapa gue tidur bareng lo?" tanya Seno masih dengan muka bantalnya.

"Ya allah... kita masih disini Hen? jadi ini bukan mimpi ya?" Seno kaget mendapati dirinya masih mengenakan baju yang sama dan di tempat yang sama pula.

"Makanya ayo cepetan bangun, kita cari yang lain terus segara cari jalan pulang" kata Hendra.

Kedua perjaka ting-ting itu segera keluar dari kamar Seno saat matahari tidak terlalu tinggi, perkiraan jam enam pagi mereka bergantian untuk menggunakan kamar mandi. Dan tentunya harus menimba air terlebih dahulu untuk bisa bersih-bersih badan.

********

Lain halnya dengan Falen, remaja bule itu dilayani dengan sepenuh hati oleh para art wanitanya.

Saat sadar dari tidurnya tadi, dia mendapati roti gandum dan kopi yang sudah dingin teronggok diatas meja kecil disamping tempat tidurnya. Rupanya pesanannya semalam benar-benar dibuatkan oleh para pelayannya meskipun tahu tuannya sudah terlelap.

Sekarang pikirannya mulai melayang, bagaimana caranya agar dia bisa pulang? Apakah teman-temannya juga ada di negri ini?

Huft, sepagi ini pikirannya sudah kusut. Mandi adalah hal terbaik. Saat keluar dari bilik kamarnya, dia bersiap untuk mandi setelah semua perlengkapan mandinya sidah disediakan oleh para art.

Awalnya dia merasa risih karena harus mandi di tempat yang hanya tertutup separuh saja. Dan bak mandinya berupa buluh bambu berukuran besar yang diberi tonjolan dan diberi bambu yang ukurannya lebih kecil yang diatur menyerupai kran air, tapi diberi penutup seperti tutup botol yang diikat bagian ujungnya agar tidak terlepas saat sedang dibuka.

Sabun mandinya berupa dedaunan yang diremas hingga mengeluarkan buih-buih kecil, dan tercium wangi segar dari remasan dedaunan itu.

Rasa dingin mendominasi ritual paginya kali ini. Jika biasanya dia bisa berlama-lama berendam di bathub dengan air hangat, kini dia harus menahan dingin yang menusuk tulang.

*********

Di kediaman Seno, kedua remaja laki-laki itu sudah siap dengan pakaiannya masing-masing. Hendra masih agak tak terima dengan pakaian yang diberikan padanya.

Seno bilang seperti Vampir-vampir China. Untung saja rambut Hendra tidak separuh pelontos dan separuhnya panjang dikepang seperti pendekar China.

Kalau tidak, bisa mati tertawa Seno melihat teman cool nya itu berubah seperti mau ikut karnaval.

Suatu kejutan ternyata Seno mendapati masih memiliki orang tua disini. Karena sejak kedatangannya di negri ini kemarin siang, belum pernah nampak batang hidung orang tuanya.

"Nak, Senopati... Akhirnya kamu mau kembali" kata biyungnya sambil memeluk erat sang putra.

"Memangnya kamu minggat ya selama ini?" seloroh Hendra dibalas tatapan tajam Seno.

Ternyata bapak dan biyungnya adalah pengabdi di istana. Dan Seno adalah seorang senopati termuda yang diangkat langsung oleh sang raja karena berhasil menyelamatkan sang Dewi, anak perempuan raja satu-satunya dari cengkeraman harimau saat ngotot ingin ikut berburu dengan ayahandanya dulu.

Berkat jasanya, Seno dijodohkan oleh sang raja dengan putrinya itu. Tapi sang putri malah mencintai pria lain yang diketahui adalah seorang antek Belanda yang diutus untuk mengawasi kerajaan Tebo ini.

Karena cinta segitiga itu, membuat sang Dewi melarikan diri dari istana dan bersembunyi entah dimana.

Bahkan setelah beberapa kali menggeledah kediaman sang Antek Belanda, tak kunjung ditemukan sang Dewi dimanapun.

"Biyung ada disini ada masalah apa?" tanya Seno

"Tidak ada nak, hanya biyung rindu. Raja juga meminta supaya ananda datang ke kerajaan untuk membicarakan masalah dengan adewi Sekar Taji" kata ibu Seno.

"Ya, nanti sore Seno datang ke kerajaan" katanya.

"Ada urusan apa kau sampai bermalam disini wahai Mahendra? Bukankah selama ini kau selalu berselisih paham dengan Senopati?" tanya Biyung Seno.

"Kita sekarang berteman bu, jangan khawatir lagi" kata Hendra berusaha tenang.

Setelah berhasil menguasai ibu Seno, mereka berdua bersepakat akan menemui raja siang ini. Entah apa yang akan didapat nanti, yang penting berusaha saja dulu.

*************

Episodes
1 MOS
2 Satu kelas
3 Kita ketemu lagi
4 oh, Seno?
5 ekskul
6 fix
7 Tak sengaja
8 Tersentil
9 sudah
10 kakak
11 kita juga sedih
12 Punggawa princes
13 Iseng
14 dimana
15 Negri Antah Berantah
16 Dewi Sekar Taji?
17 sekolah
18 Kerajaan Tebo Agung
19 Bertemu para punggawa
20 Penasaran
21 Percobaan Pertama
22 kalut
23 Orang misterius
24 Latihan
25 Cemburu membakar hati
26 Menghukum kebenaran
27 pulang?
28 Masih Sekar
29 ungkapan sayang
30 pembahasan
31 Richard?
32 gue bukan tukang ngadu
33 menjenguk
34 tambah dekat
35 bunda baik
36 Usaha Falen
37 sudah
38 dipalak?
39 Richard lagi
40 rasa yang aneh
41 Bertemu bang Rian
42 masalah sepeda
43 planning
44 latihan bersama
45 keributan malam
46 ternyata, oh ternyata
47 Abang dokter
48 Saudara
49 Takut darah?
50 Pria misterius
51 Calon bintang
52 siap-siap
53 proses audisi
54 lolos dong
55 Malam Natal
56 masih di malam Natal
57 Ayah
58 Bunda
59 Dokter Siras aneh
60 berusaha
61 terjatuh lagi
62 sadar
63 administrasi
64 Senopati OW
65 Salah Sekar dimana?
66 bule dan pribumi
67 Aishyah vs Sofia
68 ngambek
69 Bukan Richard
70 diantar abang dokter
71 adegan dewasa
72 menjelang pergantian tahun
73 Happy New Year!!!
74 First Sunset at the first day
75 Jadi, ternyata Siras adalah...
76 jalan buntu
77 titik terang
78 meditasi
79 masih belum jelas
80 gambaran
81 cantik
82 puzzle
83 mungkinkah?
84 Bukan Rian, Tapi Fian.
85 kang cilok
86 janjian
87 Thank's ya Richard
88 punggawa dan Richard, tidak akur
89 pelajaran pertama
90 cinta luar biasa
91 cara pandang Richard
92 dijemput bang dokter
93 pertemuan
94 situasi yang... entahlah!
95 maaf
96 wellerman I
97 Wellerman II
98 Minggu pagi
99 Minggu siang
100 masih abu-abu
101 Dilema
102 Hutama Group
103 pensi ulang tahun sekolah
104 IPA-IPS
105 kuku
106 sudah jelas
107 Firasat
108 hujan tangisan
109 rumah terakhir
110 bangkit
111 Bagi tugas
112 lowongan part time
113 galau
114 pertama ngambek
115 pak bos
116 bocah ingusan vs pria hidung belang
117 keadaan berbahaya
118 Hampir saja
119 pengaruh alkohol
120 pawang
121 masuk sarang buaya
122 saksi baru, Tomi?
123 misi mencari data
124 kangen
125 sekolah lagi
126 lelah
127 tiba-tiba marah
128 penjelasan Falen
129 bertemu Tomi
130 lawan gue, pacar
131 janji seorang kakak
132 gue kebelet
133 perjanjian
134 rencana Viona
135 olah TKP
136 mas Willy?
137 scandal bintang sekolah
138 sedikit sendu
139 rindu
140 undangan eksklusif
141 sidang
142 sidang ditunda
143 cerita Emily
144 pagi
145 keputusan
146 diusir
147 superheroku
148 punggawa sedang sedih
149 awas lo, kepsek
150 Livy
151 step 1, done
152 step 2, on going
153 masa lalu
154 step 2, done
155 tinggal sama engkong
156 sekolah baru
157 kompetisi
158 Ilham
159 lagi-lagi masalah
160 sentuhan di pipi
161 hari pertama
162 Mike ketua tim
163 hari kedua
164 kemenangan
165 hari ketiga
166 Mike, menyebalkan!
167 surprise dari Richard
168 masih dengan punggawa
169 sudah lebih baik
170 malming
171 tak akur lagi
172 Berantemnya sama Yopi
173 camping
174 gara-gara topeng
175 kondisi di atas dan di bawah
176 bantuan datang
177 Persada lagi
178 ingat tuhan
179 perihal daster
180 ini serius ma, pa!
181 impian Aish
182 dibully
183 oh mama
184 dirumah Richard
185 lampu hijau
186 rumit
187 Romeo
188 Romeo itu, menyenangkan
189 Nindi
190 bertemu mantan
191 dipaksa pulang
192 pulang
193 senasib
194 Romeo resek!
195 nggak jadi ngambek
196 Destinasi
197 lagu untuk Aish
198 Yopi?
199 damai
200 Emily
201 tentang bayi
202 bolen pisang
203 Ilham tak lagi buluk
204 keyakinan
205 kejutan, untuk Nindi
206 akhir kisah cinta
207 hujan
208 gara-gara hujan
209 Ketahuan
210 Papa Hutama
211 hukuman Richard
212 masa lalu Nindi
213 bintang iklan
214 hanya stund man
215 kejadian sebelum ujian
216 masih di Persada
217 amarah ibu negara
218 lulus
219 bukit yang sama
220 surprise
221 Future Angel
222 menguping
223 lawan preman
224 ditraktir bang preman
225 Brian vs Richard
226 hal bodoh
227 dadah Falen
228 A night with Mahendra
229 Dejavu
230 ancaman dua perusahaan besar
231 good job, Seno
232 permintaan maaf Indira
233 End
234 novel baru
235 novel Vee, kekasihku dari masa lalu
236 promo
Episodes

Updated 236 Episodes

1
MOS
2
Satu kelas
3
Kita ketemu lagi
4
oh, Seno?
5
ekskul
6
fix
7
Tak sengaja
8
Tersentil
9
sudah
10
kakak
11
kita juga sedih
12
Punggawa princes
13
Iseng
14
dimana
15
Negri Antah Berantah
16
Dewi Sekar Taji?
17
sekolah
18
Kerajaan Tebo Agung
19
Bertemu para punggawa
20
Penasaran
21
Percobaan Pertama
22
kalut
23
Orang misterius
24
Latihan
25
Cemburu membakar hati
26
Menghukum kebenaran
27
pulang?
28
Masih Sekar
29
ungkapan sayang
30
pembahasan
31
Richard?
32
gue bukan tukang ngadu
33
menjenguk
34
tambah dekat
35
bunda baik
36
Usaha Falen
37
sudah
38
dipalak?
39
Richard lagi
40
rasa yang aneh
41
Bertemu bang Rian
42
masalah sepeda
43
planning
44
latihan bersama
45
keributan malam
46
ternyata, oh ternyata
47
Abang dokter
48
Saudara
49
Takut darah?
50
Pria misterius
51
Calon bintang
52
siap-siap
53
proses audisi
54
lolos dong
55
Malam Natal
56
masih di malam Natal
57
Ayah
58
Bunda
59
Dokter Siras aneh
60
berusaha
61
terjatuh lagi
62
sadar
63
administrasi
64
Senopati OW
65
Salah Sekar dimana?
66
bule dan pribumi
67
Aishyah vs Sofia
68
ngambek
69
Bukan Richard
70
diantar abang dokter
71
adegan dewasa
72
menjelang pergantian tahun
73
Happy New Year!!!
74
First Sunset at the first day
75
Jadi, ternyata Siras adalah...
76
jalan buntu
77
titik terang
78
meditasi
79
masih belum jelas
80
gambaran
81
cantik
82
puzzle
83
mungkinkah?
84
Bukan Rian, Tapi Fian.
85
kang cilok
86
janjian
87
Thank's ya Richard
88
punggawa dan Richard, tidak akur
89
pelajaran pertama
90
cinta luar biasa
91
cara pandang Richard
92
dijemput bang dokter
93
pertemuan
94
situasi yang... entahlah!
95
maaf
96
wellerman I
97
Wellerman II
98
Minggu pagi
99
Minggu siang
100
masih abu-abu
101
Dilema
102
Hutama Group
103
pensi ulang tahun sekolah
104
IPA-IPS
105
kuku
106
sudah jelas
107
Firasat
108
hujan tangisan
109
rumah terakhir
110
bangkit
111
Bagi tugas
112
lowongan part time
113
galau
114
pertama ngambek
115
pak bos
116
bocah ingusan vs pria hidung belang
117
keadaan berbahaya
118
Hampir saja
119
pengaruh alkohol
120
pawang
121
masuk sarang buaya
122
saksi baru, Tomi?
123
misi mencari data
124
kangen
125
sekolah lagi
126
lelah
127
tiba-tiba marah
128
penjelasan Falen
129
bertemu Tomi
130
lawan gue, pacar
131
janji seorang kakak
132
gue kebelet
133
perjanjian
134
rencana Viona
135
olah TKP
136
mas Willy?
137
scandal bintang sekolah
138
sedikit sendu
139
rindu
140
undangan eksklusif
141
sidang
142
sidang ditunda
143
cerita Emily
144
pagi
145
keputusan
146
diusir
147
superheroku
148
punggawa sedang sedih
149
awas lo, kepsek
150
Livy
151
step 1, done
152
step 2, on going
153
masa lalu
154
step 2, done
155
tinggal sama engkong
156
sekolah baru
157
kompetisi
158
Ilham
159
lagi-lagi masalah
160
sentuhan di pipi
161
hari pertama
162
Mike ketua tim
163
hari kedua
164
kemenangan
165
hari ketiga
166
Mike, menyebalkan!
167
surprise dari Richard
168
masih dengan punggawa
169
sudah lebih baik
170
malming
171
tak akur lagi
172
Berantemnya sama Yopi
173
camping
174
gara-gara topeng
175
kondisi di atas dan di bawah
176
bantuan datang
177
Persada lagi
178
ingat tuhan
179
perihal daster
180
ini serius ma, pa!
181
impian Aish
182
dibully
183
oh mama
184
dirumah Richard
185
lampu hijau
186
rumit
187
Romeo
188
Romeo itu, menyenangkan
189
Nindi
190
bertemu mantan
191
dipaksa pulang
192
pulang
193
senasib
194
Romeo resek!
195
nggak jadi ngambek
196
Destinasi
197
lagu untuk Aish
198
Yopi?
199
damai
200
Emily
201
tentang bayi
202
bolen pisang
203
Ilham tak lagi buluk
204
keyakinan
205
kejutan, untuk Nindi
206
akhir kisah cinta
207
hujan
208
gara-gara hujan
209
Ketahuan
210
Papa Hutama
211
hukuman Richard
212
masa lalu Nindi
213
bintang iklan
214
hanya stund man
215
kejadian sebelum ujian
216
masih di Persada
217
amarah ibu negara
218
lulus
219
bukit yang sama
220
surprise
221
Future Angel
222
menguping
223
lawan preman
224
ditraktir bang preman
225
Brian vs Richard
226
hal bodoh
227
dadah Falen
228
A night with Mahendra
229
Dejavu
230
ancaman dua perusahaan besar
231
good job, Seno
232
permintaan maaf Indira
233
End
234
novel baru
235
novel Vee, kekasihku dari masa lalu
236
promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!