Sabtu pagi beberapa wali murid mendatangi kantor SMA Mahardika karena anak-anaknya yang belum pulang sejak kemarin pagi izin betangkat sekolah.
Mereka adalah kedua orang tua Falentino, kedua orag tua Seno, mama dari Hendra, dan juga bundanya Aishyah.
Kedua orang tua Falen dan Seno datang menggunakan mobil mewah dengan seorang supir menemani perjalanan mereka.
Mama Hendra datang dengan taksi online, tapi dari pakaian dan Aksesoris yang dia kenakan, dapat dipastikan beliau berasal dari kalangan berada.
Hanya Bunda Aishyah yang datang diantar oleh anak dari tetangganya yang juga ikut bingung mencari keberadaan Aishyah sejak kemarin. Salah seorang anak laki-laki yang juga ikut latihan silat ditempat engkong.
Mereka janjian bertemu di jam yang sama pagi ini di sekolah, kemarin malam setelah berusaha mencari anak-anaknya tetapi hasilnya nihil.
Sudah menghubungi teman-teman terdekatnya, juga beberapa guru pengajar, tetapi masih belum juga diketahui dimana anak mereka berada.
Sampai disekolah, mereka mendatangi tempat security untuk diantarkan ke pihak yang bertanggungjawab atas para muridnya.
Security mengantar mereka ke kantor BP, dengan bu Kris sebagai guru kesiswaan.
Melihat keramaian yang ada, guru paruh baya itu heran karena tidak merasa mengundang wali murid untuk hadir.
"Assalamualaikum, permisi ibu" kata bunda Aish mewakili rombongan itu.
"Waalaikumsalam, iya. Bapak-bapak, ibu-ibu, ada apa ini ramai-ramai datangnya?" tanya bu Kris.
"Bu, anak-anak kami dari kemarin masih belum pulang ke Rumah. Ibu sebagai guru kesiswaan kenapa masih belum tahu berita semacam ini?" tanya papinya Seno dengan nada tinggi.
Bu Kris benar-benar belum tahu berita ini. Dan tentang anak-anak yang hilangpun beliau tidak tahu siapa saja.
"Sabar pa, kita selesaikan secara baik-baik. Jangan emosi dulu" mommy Seno berusaha menenangkan suaminya.
"Siapa saja pak, bu yang belum pulang. Nanti kita sama-sama cari di seluruh sekolah. Suapa tahu mereka ada disini" kata Bu Kris.
"Anak saya Aishyah, bu. Aishyah Khumaira, kelas 10 IPA-2" kata bunda Aish.
"Anak saya Onkoseno Wijoyo, kelas 10 IPA-2" kata mommy Seno.
"Anak saya Hendrawan Atmajaya, kelas 10 IPA-2" kata mama Hendra.
"Anak saya Brian Falentino Usmany, kelas 10 IPA-2" kata papi Falen.
"Wait, semua yang hilang ternyata satu kelas. Right? Mungkin mereka ada ditempat yang sama?" lanjut Papi Falen.
"Hei, benar juga. Mereka satu kelas. Kira-kira mereka pergi kemana ya?" kata papi Seno.
"Ya Allah, cuma Aish satu-satunya yang perempuan.. hiks ..hiks.." bunda Aish jadi berpikiran yang aneh-aneh. Belum tahu saja kalau ternyata anaknya lah dalang dari semua ini.
"Tenang ya Bu, anak saya meskipun agak nggak bisa diatur, tapi dia sangat menghormati perempuan. Saya harap mereka bisa saling menolong jika memang sedang dalam kesulitan" mama Hendra yang merasa anaknya sangat baik pada perempuan.
"Sejak kemarin memang belum pulang ya pak, bu? Apa tidak ada satupun yang mengabari keadaan mereka?" tanya Bu Kris.
"Kalau ada kabar, kami tidak mungkin kesini vu. Bagaimana kalau sekarang kita coba cari mereka ke seluruh penjuru sekolah ini? Siapa tahu mereka terjebak atau apalah, agar visa segera ditolong jika memang sedang kesulitan" kata Papa Seno, dan adalah keputusan terbaik untuk saat ini.
"Baiklah, kita cari keliling sekolah sekarang. Apa dibutuhkan bantuan dari siswa lain? Kebetulan mereka sedang ada kegiatan ekskul hari ini" kata Bu Kris.
"Boleh itu, semakin banyak yang mencari maka semakin cepat ketemunya" kata bunda Aish.
"Baiklah, tunggu sebentar pak, bu. Saya akan mengumumkan dari pengeras suara" kata Bu Kris.
"Saya sudah tidak bisa menunggu lagi, silahkan ibu informasikan, saya dan anak buah saya akan langsung bertindak mencari anak saya" kata papi Seno.
Orang tua lainnya pun mengikuti keputusan papi Seno, mereka keluar. Berpencar mencari anak-anaknya.
Bunda Aish menghampiri Johan, teman Aish di tempat latihan engkong.
"Nak Johan, kamu pulang saja duluan kalau sedang ada urusan. Sepertinya bunda bakalan lama disini karena para orang tua sedang berusaha mencari mereka juga" kata bunda Aish.
"Nggak bun, biar saya bantuin bunda disini. Johan nggak sibuk kok, libur juga sekolahnya. Biar bunda nggak sendirian ya" kata Johan.
"Makasih ya nak, kamu sudah mau menolong bunda".
" Iya bun, Aish teman Johan, nggak mungkin Johan tidak perduli dengan teman Johan kan?".
Merekapun bersama para orang tua lainnya bersama berusaha mencari keberadaan anak-anaknya, ataupun petunjuk apapun yang bisa menunjukkan keberadaan mereka.
Mama Hendra mengekor pada bunda Aish. Sesama Janda, mereka terlihat kompak. Diikuti Johan yang juga bersama dengan mereka.
Setelah terdengar informasi dari pengeras suara, terlihat murid lainnya juga mulai berpencar mencari teman-teman barunya yang sedang hilang entah kemana.
Hampir satu jam mereka tidak lelah mencari keberadaan keempat punggawa dan putrinya itu.
Tidak juga ditemukan diberbagai sudut sekolah. Tiba-tiba seorang murid perempuan yang ternyata Dewi sang ketua OSIS menemukan tas, gelas bekas minuman, beberapa bungkus camilan yang beberapa masih ada isinya, dan juga ponsel mereka tergeletak di atas rerumputan di taman dekat perpustakaan.
Dewi membawa hasil temuannya menuju ruang Bk, dimana para orang tua dan guru berkumpul.
"Assalamualaikum. Maaf permisi bu Kris, saya menemukan tas dan ponsel mereka di taman dekat perpustakaan" kata Dewi sambil menyerahkan barang-barang itu.
"Bagaimana kamu bisa menemukannya Dewi?" tanya Bu Kris.
"Jadi memang Aish, Seno, Hendra dan Falen adalah teman dekat bu. Selama bersekolah, mereka dikenal dengan sebutan punggawa dan princess nya, ya Aishyah adalah sang putri, sedangkan para murid laki-laki lainnya adalah punggawanya" Dewi menjelaskan pada para orang tua.
"Aish? ada-ada saja anak itu" Bunda Aish menggeleng tidak percaya.
"Hendra pasti bisa menjaga anak ibu dengan baik" mama Hendra malah bangga anaknya berusaha menjaga temannya. Beliau tersenyum sambil memegang tangan bunda Aish yang terlihat tegang.
"I know Falen is a bad boy, tapi untuk menjadi penjaga teman wanitanya, apa mungkin mereka ada hubungan spesial mom? Mama ada dengar Falen bercerita tentang siapa itu Aishyah?" tanya papi Falen pada istrinya.
"Nggak ada pi, selama dia sekolah disini masih belum pernah cerita tentang cewek itu. Tapi mommy pernah sih dengar Falen menyebut namanya saat bertelepon dulu" kata mommy Falen berusaha mengingat nama Aishyah.
Raut muka Dewi tidak bisa menyembunyikan kegeramannya, dia pacarnya, malah juga tidak diceritakan pada orang tuanya. Malah mommy Falen lebih mengetahui tentang Aish.
"Ya, mommy pernah mendengar Seno punya teman baru bernama Aish. Dia terlihat sangat gembira dengan hal itu. Sepertinya Aish anak yang baik, karena Seno selalu menghabiskan bekalnya bersama Aish dan satu temannya Hendra di taman sekolah, begitu Seno selalu semangat bersekolah untuk bertemu temannya pi" giliran mommy Seno bercerita.
"Lalu apa Seno pernah bicara sama mommy akan pergi ke suatu tempat dengan mereka?" tanya papi Seno.
"Nggak ada pi, Kamis itu seperti biasanya Seno selalu minta banyak bekal untuk dimakan bersama. Tidak ada yang istimewa" kata mommy Seno.
Para orang tua memeriksa barang-barang anaknya, ternyata semua ponsel sedang off. Mungkin kehabisan batre karena lama tidak si charge.
Pencarian masih dilakukan disekitar area sekolah. Karena untuk melaporkan pada kepolisian masih menunggu 1x24 jam untuk bisa diproses sebagai kehilangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments