Hari bergulir dengan cepat. Saat hati senang, pikiran tentram dan duit nyaman. Pasti seminggu terasa hanya sejam.
Tapi jika hati terasa sedih, masalah hidup tumpang tindih, dan duit lenyap tiada arti. Pasti sejam terasa bagai satu bulan.
Bagi Aish yang akhir-akhir ini merasa senang dan duit jajannya aman karena teman-temannya yang pengertian, hari-harinya terasa lancar seperti naik turunnya ingus saat sedang pilek.
Hari Jum'at menghampiri, sedari pagi jam kosong banyak terjadi di sekolahnya. Katanya sih sedang ada rapat untuk pergantian kepala sekolah. Tapi diluar itu, pasti para murid sangat senang dengan adanya jamkos.
Kebanyakan murid lainnya memilih ke kantin, kali ini punggawa dan putrinya malah sedang mengobrol di taman dekat perpustakaan.
Kali ini personil lengkap, kalau biasanya Falen selalu lengket dengan Bebeb Dedewnya, kali ini dia bisa menemani ketiga temannya karena si bebeb sedang rapat Osis tanpa mengundang anggota osis baru.
Seperti biasa, Seno selalu datang dengan camilannya. Dan temannya selalu antusias menyambut dengan gembira.
Mereka duduk saling berhadapan dengan menggeret kursi panjang yang lainnya agar bisa duduk bersama.
"Eh, main tamagoni yuk" ajak Aish.
"Apaan tuh tamagoni?" tanya Seno dengan mulut penuh keripik.
"Nggak usah aneh-aneh deh, mana ada tamagoni? adanya tuh tamagochi" kata Falen membenarkan ucapan Aish.
"Haduuhh... bukan tamagochi, bener tamagoni. Jadi tuh ya, sebenarnya cuma mainan iseng-iseng aja sih. Tapi siapa tahu benar ya" Aish menjelaskan.
"Adanya tuh tamagochi, mainan yang dari Jepang itu kan. Bukan Tamagoni Aish cantik" Seno menjelaskan juga.
"Haduuhh .... bukan teman-teman. Jadi dulu waktu gue masih SMP nih, teman-teman gue banyak yang mainin ini. Kayak mainan Charlie-charlie yang diluar negri itu loh...".
"Tapi ini cuma iseng aja buat tahu siapa yang akan dekat dengan kita di masa depan gitu" Kata Aish.
"Emang bisa yang kayak gitu? Tahyul itu mah namanya" kata Seno.
"Kayaknya sih asik juga. Siapa tahu lo yang jadi masa depan gue ya Aish cantik" kata Falen dengan alis dinaik turunkan.
"Ish, apaan sih. Yaudah, jadi cara mainnya tuh gini...." (Aish mengeluarkan beberapa lembar tisu dari dalam tasnya, dan secarik kertas yang digunting kecil sekitar 3x4 cm menjadi tiga bagian, dan bolpoin). Lalu mulai menjelaskan.
"Lo tulis nama tiga cewek yang mungkin ada rasa sama lo, terus lo linting kecil nih kertas kayak buat ngocok arisan gitu. Terus tisu ini kita lipat jadi dua sama besar, dan taruh kertas tadi didalam lipatan tisu ini. Abis itu tisu yang sudah diisi kertas ini dilinting lagi".
"Setelah itu lo sisipin diantara tiga jari lo satu per satu ditangan kanan, sambil digenggam dengan tangan kiri kayak orang kristen waktu lagi berdoa gitu. Paham kan?" tanya Aish.
"Abis itu, lo merem, baca mantranya kayak gini 'Wahai tamagoni tunjukkan kebenarannya' gitu mantranya dibaca tiga kali sambil merem jangan lupa tahan nafas lo ya" kata Aish mengakhiri penjelasannya.
"Terus cara kita tahu hasilnya gimana?" tanya Hendra yang rupanya juga penasaran.
"Jadi nanti kalau sekiranya ada hasilnya, salah satu kertas yang kita taruh didalam tisu ini akan diluar lipatannya, tapi masih dalam posisi tisu yang dilinting gitu. Coba yuk, siapa yang mau coba duluan nih?" tanya Aish.
"Kayaknya sih asyik, gue coba duluan ya" kata Falen antusias.
Falen menulis tiga nama cewek yang berbeda di potongan kertas tanpa memberitahukan temannya yang lain. Setelah semua penjelasan Aish dia lakukan dengan benar, kali ini dia mulai memejamkan mata dan bersiap membaca mantranya.
"Gue jadi deg-deg an nih" katanya.
"Cepetan, gue udah nggak sabar" kata Seno, sementara Hendra hanya melihat.
Falen mulai memejamkan matanya, membaca mantra sesuai instruksi. Dan menunggu beberapa saat.
Bocah bule itu mulai membuka satu persatu gulungan tisu, dan... Taraaa.... memang ada satu nama yang keluar, dan itu adalah Sekar?
Ketiga temannya saling menoleh heran. Pasalnya pacar Falen kan Dewi, lah ini malah nama Sekar yang keluar. Dan yang temannya ketahui, Sekar bukannya nama murid seangkatan mereka tapi beda kelas ya?
12 IPA-1 ?
"Ada apa ini Fal? kenapa bisa nama Sekar yang keluar? Bukannya pacar lo Dewi ya?" tanya Seno.
"Emangnya tadi lo tulis nama siapa aja sih Fal?" tanya Aish.
"Nama Dewi, nama Lo Ai, sama si Sekar ini, hehehe" Falen berkata dengan cengir kudanya.
"Lah sekalian nama gue dibawa-bawa, Lo naksir ya sama gue. Secara gue imut gini" Aish pede tingkat kelurahan.
"Hahahaa, nggak. Gue bingung mau nulis nama siapa, yaudah gue tulis aja nama lo. Ternyata memang kita nggak jodoh ya Ai. Sedih gue" kata Falen mendramatisir seperti biasanya.
"Kita memang ditakdirkan untuk saling menjaga sebagai saudara ya teman-teman" Aish pura-pura bersedih.
"Yaudah, siapa yang mau coba lagi nih? Coba lo ya Hen, penasaran gue sama masa depan cowok buram kayak lo" kata Falen.
Hendra mendecak, tapi menuruti permintaan temannya itu.
Mengambil tiga potongan kertas dan menulis nama diatasnya, mengelinting didalam tisu kemudian bersiap membaca mantranya.
"Wahai tamagoni, tunjukkan kebenarannya'" Hendra mengucap mantranya tiga kali sambil memejamkan mata.
"Ayo buka" Aish tidak sabar membuka gulungan Hendra.
Tapi nihil, tidak satupun kertas berpindah tempat. Aish jadi heran.
"Tiga cewek yang lo taksir nggak ada satupun yang mau sama lo ya Hen. Gue turut bersedih ya, sabar ya" kata Aish sok sedih.
"Memangnya nama siapa yang lo tulis Hen?" tanya Seno.
"Lo buka aja kalau penasaran" kata Hendra.
Falen lantas merebut gulungan kertas dari tangan Aish, kemudian membaca satu persatu.
"Cellin, Ayudya, sama Friska?" Aish membaca dengan pelan.
Tidak satupun mengenal nama-nama itu.
"Siapa?" tanya Aish.
"Mantan gue" jawab Hendra datar.
"Itu mah masa lalu bego, tulis tuh masa depan, bukan masa lalu. Move on Hen, move on" Kata Falen.
Hendra hanya menatap datar.
"Giliran lo Sen" kata Falen.
Seno bersiap, setelah semua beres. Dia mengucap mantra. Tapi setelah mantra terakhir diucapkan, keanehan terjadi.
Angin berhembus sedikit lembut dan dingin. Pepohonan yang rindang berbunyi "kriet...kriet...kriet".
Keempat anak itu mulai gundah.
Lalu terdengar suara bisikan bersahutan, hanya bisikan, tapi seperti mengajak ke suatu tempat dimasa yang tidak mereka mengerti. Suara-suara bisikan itu hanya seperti hembusan angin yang lembut melewati telinga.
Aish, Seno, Hendra dan Falen saling menatap bergantian. Hati mereka mulai panik, tapi tak ada yang berani beranjak dari tempatnya. Seolah tubuh mereka dilem dan sendi mereka kaku.
Suara merekapun seolah hilang, bibir terkatup rapat. Hanya bola matanya saja yang bisa melirik ke arah kiri dan kanan, dan berkedip-kedip.
Hati Aish masih berusaha merapal ayat-ayat suci dengan membaca surat-surat pendek yang masih diingatnya. Suasana seperti ini memang membuat kebanyakan orang terlupa dengan semua ayat dan dzikir yang biasa dilafalkan.
Sinar terik matahari di pagi menjelang siang itu terlihat seperti kamera yang diatur dimode hitam putih.
Sejauh mata memandang tak nampak warna lain selain putih, abu-abu, dan dominan hitam di tempat yang tak terjangkau matahari.
Mata keempat sekawan itu menjadi berat dan seperti habis minum obat gatal-gatal. Terasa sangat mengantuk. Hingga satu persatu dari empat sekawan itu tumbang bergantian.
Diawali Aish yang jatuh terduduk dan memejamkan matanya. Sontak membuat ketiga lainnya panik, berusaha menyadarkan Aish, tapi tubuh mereka kaku tak dapat digerakkan.
Lalu Hendra yang langsung terhuyung ke depan tanpa sempat tangannya berusaha menopang. Wajahnya tersungkur, dan sepertinya langsung pingsan.
Seno menyusul pingsan setelah berusaha menahan mati-matian kesadarannya.
Falen yang terakhir menyusul teman-temannya entah kemana.
Suasana sekolah yang ramai, seolah tak ada satupun dari mereka yang berlalu lalang perduli dengan keadaan empat sekawan itu.
Atau memang tidak ada yang melihat kejadian yang menimpa mereka?
Lalu bagaimana nasib mereka selanjutnya?
Kemana author harus mencari mereka yang bahkan teman-teman yang ada disekelilingnya tidak ada yang menyadari keanehan yang menimpa para punggawa dan putrinya itu?
*******
terus dukung author ya readers tersayang... pencet tombol like nya sebelum baca...🙏👍😀❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments