"jangan marah dong Aish yang cantik, gue cuman bercanda doang kali. Lo baper amat dah jadi orang" kata Falen mengejar Aish yang ngambek karena dipanggil tuyul.
Aish yang merajuk tetap tak memperdulikan Falen yang mengejarnya, sampai tiba di depan sekolah. Aish langsung masuk angkot yang ngetem didepan sekolahnya.
Falen malah ikutan masuk ke dalam angkot dan duduk disebelah Aish.
"Lo ngapain sih ngikutin gue. Udah sana lo pergi, enak aja ngatain orang tuyul. Pokoknya gue ngambek, nggak mau gue temenan sama lo" kata Aish.
Falen tak menggubris ucapan Aish, pasalnya baru kali ini dia duduk didalam angkot seperti ini. Pandangannya berkeliling melihat keadaan didalam angkot itu.
Panas, bau, dan berdesakan karena penumpang hampir terisi penuh. Keringatnya bercucuran karena lelah mengejar temannya yang ngambek ditambah hawa panas membuat muka putih Falen terlihat merah dan penuh keringat.
"Hai abang bule ganteng, lagi bikin vlog ya pake acara naik angkot segala?" tanya ibu-ibu didepan Falen sambil mengipasi wajahnya dengan kipas bulu ayam, semacam bulu yang untuk kemoceng itu.
Falen diam saja. "Mas, mbok tulung diusapno perutku yang lagi hamil iki. Sopo weruh jadi ganteng macam sampean" ucap ibu hamil yang duduk disebelah Falen.
Falen hanya tersenyum kecut. "Lo bawa air nggak Ai? gue haus banget" kata Falen yang mukanya semakin merah.
Aish jadi tidak tega melihat muka Falen yang seperti kepiting rebus."Bang tunggu bentar ya, abis ini saya balik lagi" kata Aish pada sopir angkot dan turun dari angkot itu, Falen yang bingung ikut saja pada Aish.
"Makanya kalau nggak biasa naik angkot tuh ya nggak usah sok mau naik angkot segala. Panas kan, muka lo udah kayak udang rebus aja. Jadi pingin gue makan lo kan" kata Aish tertawa sambil mengeluarkan botol air dari dalam tas kreseknya.
"Nih minum" lanjut Aish, dan Falen langsung menenggak isi dari dalam botol itu sampai tandas.
"Lah malah diabisin. Jangan dibuang botolnya, nanti ibu gue marah" Aish merebut botol okeware dari tangan Falen yang bersiap melempar ke dalam tong sampah.
"Lo udah nggak marah lagi dama gue?" kata Falen.
"Enggak. Yaudah gue pulang duluan ya, abang sopir gue udah nungguin. Nanti kelamaan malah ditinggal gue" kata Aish.
"Yaudah pulang sana lo. Ati-ati dijalan ya. Gue juga mau balik" kata Falen.
Aish mengangguk dan kembali masuk ke dalam angkot. Falen menunggu sampai Aish benar-benar duduk, dan melambaikan tangannya.
Dia kembali ke parkiran sekolah untuk mengambil mobilnya disana. Ternyata sudah ada kak Dewi menunggunya sambil menyandarkan diri didepan mobil mewah Falen.
"Hei honey, kamu tungguin aku ya?" tanya Falen tanpa rasa bersalah.
"Tentu saja aku nungguin kamu sayang, kamu kenapa jadi perhatian sama cewek miskin itu sih?" tanya kak Dewi.
"Aisyah? Dia punya nama, dan aku nggak suka kamu beda-bedain orang dari status sosialnya seperti itu. Dia teman aku sekarang" kata Falen.
"Oke. Asal kamu nggak berpaling sama cewek kayak dia aja" kata Dewi.
"Of course no honey. Aku udah dapat cewek sempurna kayak kamu nggak mungkin aku lepasin" kata Falen merengkuh pinggang Dewi.
Dewi menghindar dari dekapan Falen, "jangan gini, ini lingkungan sekolah".
"Oke, next time kita cari lingkungan yang tepat" kata Falen dengan kerlingan nakalnya.
"Aku balik duluan ya. Kamu pasti masih ada acara sama anggota osis kan?" tanya Falen.
"Oke sampai ketemu besok" kata Dewi.
Falen masih bisa mencuri satu kecupan singkat dibibir Dewi sebelum benar-benar pulang. Otomatis membuat Dewi kaget tapi malah tersenyum riang.
Siapa yang tidak suka dicium cowok setampan Falen?
Mungkin Aish saja.
*****
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Aish sudah sampai dikelas barunya. Dia tidak ingin terlambat dihari pertama sekolahnya.
Dia memilih duduk dibarisan pertama dekat pintu masuk. Dan beberapa menit setelah kedatangannya, Falen masuk dan mengusir anak perempuan yang duduk dibelakang Aish, lalu menempati bangku kosong yang telah ditinggal paksa oleh pemilik sebelumnya.
"Pagi banget sudah datang lo Ai? Berangkat subuh pasti" kata Falen.
"Harus dong. Gue takut telat soalnya" kata Aish.
"Rumah lo jauh ya?"
"Enggak, deket kok. Paling cuma limabelas menit kalau pas lagi nggak macet"
"Kalau rumah gue agak jauh Ai"
"Sayangnya gue nggak nanya Fal"
"Lo jahat banget, biasanya cewek tuh deketin gue demi untuk tahu dan bisa diajak ke rumah gue. Nah elo malah nggak nanya, sedih gue"
"Lo tuh yang jahat, bangku sudah ada yang duduk malah diusir"
"Kan gue pengen deket sama tuyul gue, takut ilang" kata Falen sambil tertawa.
"Mulai lagi deh, ngambek lagi gue. Nggak bakalan temenan lagi sama lo"
"Iya iya Aishyah sayang, Aish cantik, Aish manis, jangan ngambek dong. Gue kan jadi nggak tenang kalau lo ngambek"
"Bodo amat"
Bel berdering tanda kelas harus dimulai. Dipelajaran pertama kali ini masih perkenalan sepertinya. Karena masih belum ada pembagian jadwal pelajaran.
Bu Siska, guru yang masih cantik diusianya yang sudah tidak muda lagi ini menjadi wali kelas 10 IPA-2 rupanya, merangkap menjadi guru Biologi.
Dan cowok-cowok player semacam Falen tentu saja sangat menyukai hal ini. Wali kelas yang cantik menjadi tambahan semangat masuk sekolah bagi mereka.
Sepuluh menit sejak bel berbunyi, terdengar ketukan pintu. Bu Siska membuka pintu setelah sebelumnya menoleh ke tempok belakang kelas untuk melihat jam dinding.
Terlihat seorang siswa dengan luka lebam yang sudah samar dan perban melilit lengan kanannya.
"Maaf saya terlambat bu" kata Siswa itu.
"Kamu dimaafkan karena saya mendengar kabar kamu kemarin, tapi jangan harap ada maaf di hari lain. Silahkan masuk, nama kamu siapa?" tanya Bi Siska.
"Makasih bu, saya Hendra"
"Baik Hendra, silahkan masuk dan duduk dibangku yang masih kosong"
Aish melihat siswa itu dan teringat kejadian kemarin yang ternyata dia menjadi teman sekelasnya.
"Lo nggak naksir sama cowok berandal macam itu kan Ai?" tanya Falen sedikit berbisik, membuat anak yang dibicarakannya menoleh pada mereka, masalahnya Aish memang terlihat memperhatikan dia sejak baru datang tadi.
Hendra menoleh sejenak pada Falen dan Aish sebelum melangkah ke meja dibelakang Falen yang terlihat masih kosong. Heran saja, bangku nomer tiga itu masih kosong, padahal dibelakangnya sudah ditempati.
Dan dia juga ingat bahwa Aish yang menolongnya kemarin untuk mengikat lukanya.
"Gue kemarin sempet ketemu dia Fal" kata Aish juga berbisik.
Falen diam saja setelah cowok dibelakangnya duduk. Dan pelajaran dilanjutkan setelah sebelumnya bu Siska menuliskan jadwal pelajaran di kelasnya itu.
Tiga jam pelajaran Biologi diakhiri dengan nafas lega para siswa. Ternyata bu Siska tipe guru yang suka memberi kuis dadakan. Baru saja pertemuan pertama sudah diberi kuis yang membuat para muridnya tegang.
Setelah bu Siska keluar kelas, dan belum ada guru pelajaran selanjutnya memasuki ruang kelas itu. Hendra menghampiri Aish yang berada didepan Falen.
"Sapu tangan lo yang kemarin" kata Hendra singkat mengembalikan saputangan Aish yang digunakan untuk membersihkan darah dilengan Hendra.
"Nggak usah lo balikin sebenarnya nggak apa-apa sih".
Hendra meletakkan sapu tangan itu dimeja Aish, "nama lo siapa?".
Belum sempat Aish menjawab pertanyaan Hendra, guru mapel selanjutnya sudah datang mengunjungi kelas Aish dan siap untuk mengajar setelah sebelumnya berkenalan terlebih dahulu.
.
.
.
.
.
Halo reader yang tersayang, ini karya kedua aku.
Ceritanya ringan saja seputar kegiatan sekolah anak masa kini.
Sebelumnya juga ada novelku yang juga masih ongoing, judulnya Aku setia, sumpah!
ceritanya beda sama yang ini, yang disana tentang kehidupan rumah tangga dengan lika-likunya gitu.
Sempatkan ketik like setiap babnya ya para pembaca yang budiman.
Semoga suka dengan karya amatiranku.
Selamat membaca.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments