ekskul

Hari Jum'at sedikit berbeda dengan hari lainnya. Terkesan lebih pendek karena wajib bagi kaum adam untuk melaksanakan ibadah solat Jum'at.

Di sekolah Aish, ibadah solat Jum'at diadakan di masjid sekolah. Dengan khotib yang diundang secara khusus dari lingkungan luar sekolah.

Aish baru tahu kalau teman premannya, yakni Hendra adalah seorang Kristiani, sedangkan si bule Falentino malah seorang muslim. Jadi siang ini, Aish bersama Hendra bersama menghabiskan waktu di taman belakang perpus tempat mereka sering berkumpul.

Sembari menunggu teman lainnya beribadah, Aish nongkrong di taman dengan Hendra dibekali makanan yang dibawa oleh Seno. Sambil membaca buku, mereka berdua asyik duduk dibawah rindangnya pohon.

Akhir-akhir ini, bocah itu membawa banyak sekali makanan sebagai bekal setelah menceritakan pada mamanya bahwa dia memiliki dua teman baru yang selalu makan bersama tiap jam istirahat.

Hampir seminggu bersekolah, Aish telah menemukan teman yang bisa menerima segala kecerewetannya. Yakni Falentino si bule tampan, Hendra si preman, dan Seno si anak culun yang baik.

Tapi Falen hanya sesekali menemani ketiga temannya makan di jam istirahat, pasalnya pacarnya si ketua osis selalu mangajaknya makan dikantin sekolah.

"Lo sudah nentuin pilihan buat ekskul Ai?" tanya Hendra pada Aish yang sedang membaca buku kimia.

"Sudah, lo sendiri?"

"Nggak tahu gue bingung. Lo mau ekskul apa? entar gue temenin"

"Gue pengen ikutan PMR sih. Menurut lo gimana?"

"Kenapa PMR?"

"Ya nggak apa-apa sih, memangnya mau apalagi coba?"

"Kenapa nggak cheerleader atau nyanyi gitu?"tanya Hendra menggoda Aish, karena Hendra tahu bahwa suara Aish nggak banget kalau disuruh nyanyi.

"Lo ngejek gue ya? Lo tahu sendiri kalau otak kiri gue bekerja lebih dominan daripada otak kanan gue. Ngomong aja gue sumbang, apalagi nyanyi. Jalan aja gue sering kesandung, malah disuruh masuk cheerleader. Gue tuh cocoknya masuk ekskul pidato tuh kalau ada, semangat gue kalau disuruh berorasi tahu" jawab Aish dengan menggebu.

"Lo tuh cerewet banget ya. Gue tanya dikit aja jawaban lo udah panjang banget. Jadi mau ikut apa?" lanjut Hendra, Aish hanya mencebik dan berkomat-kamit mengikuti ucapan Hendra.

"Gue kepingin ikutan PMR Hen, menurut lo gimana? Lo ikutan juga yuk Hen, kita sama-sama masuk PMR gitu" kata Aish semangat dengan mata berbinar.

"Kenapa harus PMR?" tanya Hendra.

"Sebenarnya gue takut ngelihat darah, Hen. Terus alasan gue mau ikut PMR ya siapa tahu nanti ada cara yang bisa gue dapet dari ekskul itu buat ngurangin rasa takut gue sama darah" kata Aish serius.

Hendra lantas menatap serius raut wajah Aish. "Kenapa Lo takut darah? Gue lihat lo biasa aja waktu bantuin gue ngiket luka di lengan gue waktu itu".

"Yang lo lihat gue biasa aja, tapi sebenarnya gue mati-matian nahan rasa mual sama pengen pingsan asal lo tahu aja ya. Tengsin lah gue jadi anak baru malah KO cuma gara-gara lihat luka doang. Sumpah gue beneran kepingin bisa sembuh sama pobhia gue ini".

"Eh, iya. Lo belum cerita ya kenapa lo bisa terluka sih? Jadi inget gue kalau pernah penasaran banget sama lo" kata Aish.

"Nggak apa-apa. Luka gitu buat anak cowok kan wajar" jawab Hendra.

"Isshh... Yaudah kalau nggak mau jawab. Tapi lo beneran masuk PMR juga ya? nanti gue ajak Falen sama Seno juga deh biar rame" kata Aish antusias.

"Gue sudah tanya-tanya kemarin sama kakak kelas kita yang juga ikut PMR, katanya pendaftaran sampai hari Rabu depan. Nanti buruan ya kita daftar" lanjutnya.

Sementara mereka asyik mengobrol, terdengar kegaduhan dari belakang sekolah. Jarak yang lumayan jauh itu terdengar ada benda keras yang terbanting. Seperti suara seng jatuh dan terinjak.

Aish dan Hendra saling berpandangan untuk memastikan mereka sama-sama mendengar suara itu. Lalu bersama berdiri untuk memastikan keadaan.

Entah suara manusia atau setan di siang bolong, hari Jum'at pula. Setan macam apa yang mau mengganggu?

Kedua sahabat itu saling pandang kemudian berjalan mendekat ke arah sumber suara. Berjalan berjingkat untuk mengurangi bunyi yang keluar dari alas kaki keduanya.

Sampai di pojokan tembok belakang sekolah, Hendra yang berjalan didepan Aish mulai mengintip. Aish yang juga penasaran ikut mengintip di bawah kepala Hendra yang menyembul.

Mata Aish membulat mengetahui ada tiga orang temannya tidak mengikuti solat Jum'at berjamaah, malah asyik merokok di belakang sekolah? Sungguh anak-anak nakal yang perlu diberi wejangan.

Aish sudah tidak sabar untuk memarahi tiga murid bandel itu. Tapi Hendra mencegah dengan menarik ujung jilbab Aish saat gadis itu sudah melangkah kedepan.

Sontak hal itu membuat kepala Aish tertahan dan malah tertarik ke belakang. Langkahnya terhenti dan keningnya terpampang sempurna, membuat Hendra tak kuasa menahan tawa.

"Hahahahaha" Hendra kelepasan tertawa, sedangkan Aish buru-buru merapikan jilbabnya dan matanya melotot sempurna pada Hendra.

Sedangkan ketiga murid bandel itu menyadari adanya orang lain di sekitar mereka. Dengan langkah mantap, ketiganya menghampiri Aish dan Hendra.

Hendra menyudahi tawanya saat ketiga murid bandel itu mendekat. Aish langsung menoleh dan menghadap ke arah mereka.

"Hei goblok, ngapain lo berdua disini?" Tanya si pendek Reno setelah menginjak puntung rokok dengan kakinya. Ternyata Reno, Richard, dan Yopi si geng bandel yang sedang bolos solat.

"Lo ngomong sama gue?" tanya Aish meledek.

"Sialan lo. Awas sampek lo ngadu sama guru, gue pastiin anak beasiswa macam lo nggak bisa lagi sekolah disini" kata Reno dengan angkuhnya.

"Emang siapa lo bisa ngancem-ngancem gue? nggak takut gue sama lo" kata Aish berani.

"Asal lo tahu ya, bokap gue donatur di sekolah ini. Bokap gue punya kuasa buat nyabut beasiswa kere buat cewek kayak lo" kata Reno emosi.

"Gue nggak akan takut selama gue nggak salah. Lagian gue juga nggak ngapa-ngapain lo, kenapa lo sewot banget sih. PMS ya lo?' kata Aish, dan Hendra hanya diam mendengarkan temannya itu beradu argumen tidak bermutu.

Reno yang tidak sabaran lantas melayangkan tinjunya ke arah Aish. Tapi dengan sigap Aish menangkis tangan Reno, dan malah memelintirnya, mengunci ke belakang tubuhnya sendiri.

Hendra tertegun melihat Aish bisa melakukan itu. Sedangkan kedua teman Reno hanya melihat dengan diam. Membiarkan temannya dihajar oleh seorang cewek.

Jangan tanya kondisi Reno, tentu saja anak itu kaget dan takut sekarang. Kedua temannya malah diam.

"Omong lo doang gede, nyatanya badan sama nyali Lo sama-sama kecil" kata Aish menertawakan Reno.

"Asal lo tahu ya anak bapak donatur, gue nggak suka campurin urusan orang. Dan untuk masalah lo ini, seharusnya bisa jaga sikap dong sama cewek. Lo pikir gue takut sama lo? sama sekali enggak" lanjutnya.

Aish lantas melepas kunciannya ditangan Reno setelah cowok itu mengaduh kesakitan.

"Awas lo macem-macem sama gue" ancam Aish lalu meninggalkan ketiga anak bandel itu dan Hendra masih setia mengekor.

"Rese lo berdua nggak bantuin gue" kata Reno pada temannya dan masih bisa didengar oleh Aish yang sudah melangkah agak jauh.

"Lo kalah sama cewek cerewet kayak gitu Ren?" si Yopi malah meledek.

"Mana gue tahu kalau dia bisa ngelawan" Reno berucap tak ingin dipermalukan.

"Lagian kenapa lo pada nggak bantuin gue sih?" kata Reno.

"Lo udah sering cari masalah kayak gini Ren. Makanya punya mulut jangan pedes-pedes. Dapet karma deh sekarang lo" lanjut Yopi.

Sedangkan Richard hanya diam mendengarkan kedua temannya ini beradu pendapat.

Sementara Aish dan Hendra sudah duduk kembali di bangku yang sempat mereka tinggal beberapa waktu yang lalu.

Aish masih bersungut-sungut dikatain kere.Dadanya masih naik turun untuk mengembalikan detakan jantungnya agar kembali normal. Dengan helaan nafas kasar, berusaha meredam emosi.

"Gue nggak nyangka lo bisa nangkis tinjunya Reno" kata Hendra.

"Belom tahu aja lo kalau gue anak turunnya Jaka Sembung" Jawab Aish masih mode marah.

"Hahahahaha. Terus gue harus percaya sama lo?" ledek Hendra.

"Serah lo" Aish masih marah.

"Udah nggak usah marah-marah. Nanti cantiknya ilang lo, nih minum dulu biar seger" kata Hendra sambil menyodorkan teh kemasan botol yang iklannya ada ulatnya itu, rasanya memang segar masuk ke dalam tenggorokan Aish yang panas bukan karena cuaca, melainkan omongan tungau kecil macam Reno, dan nggak bikin haus lagi.

"Makasih" kata Aish menutup botol tehnya, sementara terlihat Seno dan Falen datang bersama selepas solat Jum'at.

"Muka lo kusut amat neng cantik" Falen yang datang langsung menggoda Aish.

"Diem sih, gue lagi bad mood nih. Sedih banget gue kalau ngomong masalah status sosial, beneran gue ngerasa kayak terdampar di pulau yang isinya cuma orang kaya semua, sedangkan gue sendiri yang kere" kata Aish sambil membuka kemasan kentang goreng dua ribuan dan memakannya dengan cepat.

"Kenapa sih?" tanya Falen mengkode Hendra, dan hanya menjawab dengan menunjuk jari telunjuknya dibibir agar temannya itu tetap diam.

"Udah nggak usah kode-kodean. Gue kesel aja, emang gue nggak sekaya kalian, tapi nggak seharusnya juga ngatain gue kayak gitu. Sakit hati gue" kata Aish.

"Sudah, Aish jangan marah lagi ya, ayo kita makan dulu. Sebentar lagi kan udah mau bel, kurang lima belas menit aja nih. Makan yuk" kata Seno sukses membuat Aish sedikit berkurang emosinya.

"Lo tumben nggak ke kantin bareng cewek lo Fal?" tanya Hendra.

"Doi lagi acara osis bro. Gue bisa makan bareng neng Aish yang cantik deh" kata Falen menggoda Aish.

"Lo pada nggak tahu kalau teman kita yang cantik ini ternyata masih keturunan Jaka Sembung loh" kata Hendra bercanda, tapi ditanggapi serius oleh Seno.

"Beneran Ai? Kamu keturunan pahlawan?" tanya Seno.

"Iya, lo nggak percaya" kata Aish malah meyakinkan Seno.

"Masak sih?" tanya Seno.

Sementara Falen tertawa dan berkata "mana ada keturunan Jaka Sembung tapi kuntet".

"Iya deh, sekarang lo body shaming ke gue, mentang-mentang lo kayak tiang listrik sejuta volt" balas Aish.

Dan seperti itu, mereka berempat makan sambil bercanda menghilangkan dongkol di hati Aish.

Hingga makanan mereka kandas, dan ke empatnya kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya hingga pukul dua siang nanti. Menyambut hari esok untuk libur dan kembali masuk di hari Senin.

Sungguh ketiga cowok itu sudah menyayangi Aish sebagai sahabat yang baik dan cantik..

.

.

.

Episodes
1 MOS
2 Satu kelas
3 Kita ketemu lagi
4 oh, Seno?
5 ekskul
6 fix
7 Tak sengaja
8 Tersentil
9 sudah
10 kakak
11 kita juga sedih
12 Punggawa princes
13 Iseng
14 dimana
15 Negri Antah Berantah
16 Dewi Sekar Taji?
17 sekolah
18 Kerajaan Tebo Agung
19 Bertemu para punggawa
20 Penasaran
21 Percobaan Pertama
22 kalut
23 Orang misterius
24 Latihan
25 Cemburu membakar hati
26 Menghukum kebenaran
27 pulang?
28 Masih Sekar
29 ungkapan sayang
30 pembahasan
31 Richard?
32 gue bukan tukang ngadu
33 menjenguk
34 tambah dekat
35 bunda baik
36 Usaha Falen
37 sudah
38 dipalak?
39 Richard lagi
40 rasa yang aneh
41 Bertemu bang Rian
42 masalah sepeda
43 planning
44 latihan bersama
45 keributan malam
46 ternyata, oh ternyata
47 Abang dokter
48 Saudara
49 Takut darah?
50 Pria misterius
51 Calon bintang
52 siap-siap
53 proses audisi
54 lolos dong
55 Malam Natal
56 masih di malam Natal
57 Ayah
58 Bunda
59 Dokter Siras aneh
60 berusaha
61 terjatuh lagi
62 sadar
63 administrasi
64 Senopati OW
65 Salah Sekar dimana?
66 bule dan pribumi
67 Aishyah vs Sofia
68 ngambek
69 Bukan Richard
70 diantar abang dokter
71 adegan dewasa
72 menjelang pergantian tahun
73 Happy New Year!!!
74 First Sunset at the first day
75 Jadi, ternyata Siras adalah...
76 jalan buntu
77 titik terang
78 meditasi
79 masih belum jelas
80 gambaran
81 cantik
82 puzzle
83 mungkinkah?
84 Bukan Rian, Tapi Fian.
85 kang cilok
86 janjian
87 Thank's ya Richard
88 punggawa dan Richard, tidak akur
89 pelajaran pertama
90 cinta luar biasa
91 cara pandang Richard
92 dijemput bang dokter
93 pertemuan
94 situasi yang... entahlah!
95 maaf
96 wellerman I
97 Wellerman II
98 Minggu pagi
99 Minggu siang
100 masih abu-abu
101 Dilema
102 Hutama Group
103 pensi ulang tahun sekolah
104 IPA-IPS
105 kuku
106 sudah jelas
107 Firasat
108 hujan tangisan
109 rumah terakhir
110 bangkit
111 Bagi tugas
112 lowongan part time
113 galau
114 pertama ngambek
115 pak bos
116 bocah ingusan vs pria hidung belang
117 keadaan berbahaya
118 Hampir saja
119 pengaruh alkohol
120 pawang
121 masuk sarang buaya
122 saksi baru, Tomi?
123 misi mencari data
124 kangen
125 sekolah lagi
126 lelah
127 tiba-tiba marah
128 penjelasan Falen
129 bertemu Tomi
130 lawan gue, pacar
131 janji seorang kakak
132 gue kebelet
133 perjanjian
134 rencana Viona
135 olah TKP
136 mas Willy?
137 scandal bintang sekolah
138 sedikit sendu
139 rindu
140 undangan eksklusif
141 sidang
142 sidang ditunda
143 cerita Emily
144 pagi
145 keputusan
146 diusir
147 superheroku
148 punggawa sedang sedih
149 awas lo, kepsek
150 Livy
151 step 1, done
152 step 2, on going
153 masa lalu
154 step 2, done
155 tinggal sama engkong
156 sekolah baru
157 kompetisi
158 Ilham
159 lagi-lagi masalah
160 sentuhan di pipi
161 hari pertama
162 Mike ketua tim
163 hari kedua
164 kemenangan
165 hari ketiga
166 Mike, menyebalkan!
167 surprise dari Richard
168 masih dengan punggawa
169 sudah lebih baik
170 malming
171 tak akur lagi
172 Berantemnya sama Yopi
173 camping
174 gara-gara topeng
175 kondisi di atas dan di bawah
176 bantuan datang
177 Persada lagi
178 ingat tuhan
179 perihal daster
180 ini serius ma, pa!
181 impian Aish
182 dibully
183 oh mama
184 dirumah Richard
185 lampu hijau
186 rumit
187 Romeo
188 Romeo itu, menyenangkan
189 Nindi
190 bertemu mantan
191 dipaksa pulang
192 pulang
193 senasib
194 Romeo resek!
195 nggak jadi ngambek
196 Destinasi
197 lagu untuk Aish
198 Yopi?
199 damai
200 Emily
201 tentang bayi
202 bolen pisang
203 Ilham tak lagi buluk
204 keyakinan
205 kejutan, untuk Nindi
206 akhir kisah cinta
207 hujan
208 gara-gara hujan
209 Ketahuan
210 Papa Hutama
211 hukuman Richard
212 masa lalu Nindi
213 bintang iklan
214 hanya stund man
215 kejadian sebelum ujian
216 masih di Persada
217 amarah ibu negara
218 lulus
219 bukit yang sama
220 surprise
221 Future Angel
222 menguping
223 lawan preman
224 ditraktir bang preman
225 Brian vs Richard
226 hal bodoh
227 dadah Falen
228 A night with Mahendra
229 Dejavu
230 ancaman dua perusahaan besar
231 good job, Seno
232 permintaan maaf Indira
233 End
234 novel baru
235 novel Vee, kekasihku dari masa lalu
236 promo
Episodes

Updated 236 Episodes

1
MOS
2
Satu kelas
3
Kita ketemu lagi
4
oh, Seno?
5
ekskul
6
fix
7
Tak sengaja
8
Tersentil
9
sudah
10
kakak
11
kita juga sedih
12
Punggawa princes
13
Iseng
14
dimana
15
Negri Antah Berantah
16
Dewi Sekar Taji?
17
sekolah
18
Kerajaan Tebo Agung
19
Bertemu para punggawa
20
Penasaran
21
Percobaan Pertama
22
kalut
23
Orang misterius
24
Latihan
25
Cemburu membakar hati
26
Menghukum kebenaran
27
pulang?
28
Masih Sekar
29
ungkapan sayang
30
pembahasan
31
Richard?
32
gue bukan tukang ngadu
33
menjenguk
34
tambah dekat
35
bunda baik
36
Usaha Falen
37
sudah
38
dipalak?
39
Richard lagi
40
rasa yang aneh
41
Bertemu bang Rian
42
masalah sepeda
43
planning
44
latihan bersama
45
keributan malam
46
ternyata, oh ternyata
47
Abang dokter
48
Saudara
49
Takut darah?
50
Pria misterius
51
Calon bintang
52
siap-siap
53
proses audisi
54
lolos dong
55
Malam Natal
56
masih di malam Natal
57
Ayah
58
Bunda
59
Dokter Siras aneh
60
berusaha
61
terjatuh lagi
62
sadar
63
administrasi
64
Senopati OW
65
Salah Sekar dimana?
66
bule dan pribumi
67
Aishyah vs Sofia
68
ngambek
69
Bukan Richard
70
diantar abang dokter
71
adegan dewasa
72
menjelang pergantian tahun
73
Happy New Year!!!
74
First Sunset at the first day
75
Jadi, ternyata Siras adalah...
76
jalan buntu
77
titik terang
78
meditasi
79
masih belum jelas
80
gambaran
81
cantik
82
puzzle
83
mungkinkah?
84
Bukan Rian, Tapi Fian.
85
kang cilok
86
janjian
87
Thank's ya Richard
88
punggawa dan Richard, tidak akur
89
pelajaran pertama
90
cinta luar biasa
91
cara pandang Richard
92
dijemput bang dokter
93
pertemuan
94
situasi yang... entahlah!
95
maaf
96
wellerman I
97
Wellerman II
98
Minggu pagi
99
Minggu siang
100
masih abu-abu
101
Dilema
102
Hutama Group
103
pensi ulang tahun sekolah
104
IPA-IPS
105
kuku
106
sudah jelas
107
Firasat
108
hujan tangisan
109
rumah terakhir
110
bangkit
111
Bagi tugas
112
lowongan part time
113
galau
114
pertama ngambek
115
pak bos
116
bocah ingusan vs pria hidung belang
117
keadaan berbahaya
118
Hampir saja
119
pengaruh alkohol
120
pawang
121
masuk sarang buaya
122
saksi baru, Tomi?
123
misi mencari data
124
kangen
125
sekolah lagi
126
lelah
127
tiba-tiba marah
128
penjelasan Falen
129
bertemu Tomi
130
lawan gue, pacar
131
janji seorang kakak
132
gue kebelet
133
perjanjian
134
rencana Viona
135
olah TKP
136
mas Willy?
137
scandal bintang sekolah
138
sedikit sendu
139
rindu
140
undangan eksklusif
141
sidang
142
sidang ditunda
143
cerita Emily
144
pagi
145
keputusan
146
diusir
147
superheroku
148
punggawa sedang sedih
149
awas lo, kepsek
150
Livy
151
step 1, done
152
step 2, on going
153
masa lalu
154
step 2, done
155
tinggal sama engkong
156
sekolah baru
157
kompetisi
158
Ilham
159
lagi-lagi masalah
160
sentuhan di pipi
161
hari pertama
162
Mike ketua tim
163
hari kedua
164
kemenangan
165
hari ketiga
166
Mike, menyebalkan!
167
surprise dari Richard
168
masih dengan punggawa
169
sudah lebih baik
170
malming
171
tak akur lagi
172
Berantemnya sama Yopi
173
camping
174
gara-gara topeng
175
kondisi di atas dan di bawah
176
bantuan datang
177
Persada lagi
178
ingat tuhan
179
perihal daster
180
ini serius ma, pa!
181
impian Aish
182
dibully
183
oh mama
184
dirumah Richard
185
lampu hijau
186
rumit
187
Romeo
188
Romeo itu, menyenangkan
189
Nindi
190
bertemu mantan
191
dipaksa pulang
192
pulang
193
senasib
194
Romeo resek!
195
nggak jadi ngambek
196
Destinasi
197
lagu untuk Aish
198
Yopi?
199
damai
200
Emily
201
tentang bayi
202
bolen pisang
203
Ilham tak lagi buluk
204
keyakinan
205
kejutan, untuk Nindi
206
akhir kisah cinta
207
hujan
208
gara-gara hujan
209
Ketahuan
210
Papa Hutama
211
hukuman Richard
212
masa lalu Nindi
213
bintang iklan
214
hanya stund man
215
kejadian sebelum ujian
216
masih di Persada
217
amarah ibu negara
218
lulus
219
bukit yang sama
220
surprise
221
Future Angel
222
menguping
223
lawan preman
224
ditraktir bang preman
225
Brian vs Richard
226
hal bodoh
227
dadah Falen
228
A night with Mahendra
229
Dejavu
230
ancaman dua perusahaan besar
231
good job, Seno
232
permintaan maaf Indira
233
End
234
novel baru
235
novel Vee, kekasihku dari masa lalu
236
promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!