"Uwaahh.... keren banget Lo sumpah pakai kemeja itu Fal, makin ganteng" Aish bersorak setelah Falen mencoba kemeja yang divermak oleh bundanya.
"Itu mah bisa-bisanya elo doang biar gue kasih tip" kata Falen membuka kemeja batiknya untuk ditukar dengan kemeja putih seragamnya.
"Ih, nggak usah ya.Lo bayar yang bener aja nggak usah pakai tip segala. Lo kura gue waiters minta tip" kata Aish.
"Iya bawel. Bantuin gue pasang dasi ya, sumpah gue nggak bisa" kata Falen menyerahkan dasi ke tangan Aish untuk dipasangkan.
Iya, Falen dan Aish tiba pagi-pagi sekali di sekolahnya untuk memberikan seragam batik milik Falen. Mereka masih berdua di dalam kelas, belum ada yang datang.
Falen duduk di kursi Seno, kursi deretan pertama, di sebelah tempat duduk Aish. Posisi mereka saat ini adalah Falen yang tengah duduk menghadap Aish, sedangkan Aish tengah berdiri dihadapan Falen untuk memasang dasi, membelakangi pintu.
Aish yang bertubuh mungil tentu saja akan merasa kesulitan memasangkan dasinya, jika Falen juga berdiri. Karena Falen yang bule pasti berpostur tinggi menjulang.
Richard datang diam-diam, mendapati pemandangan yang ambigu saat kelas sedang sepi membuatnya berfikiran macam-macam terhadap dua murid yang sedang berada di dalam kelas itu.
Belum ada yang menyadari keberadaan Richard, hingga suara Seno membuat ketiganya menoleh.
"Eh, ngapain anak IPS nyamperin kelas IPA?" tanya Seno sedikit berani, karena berada dikawasannya.
Sontak Falen dan Aish menoleh, Richard menjadi malu sendiri karena sempat berfikir yang tidak-tidak tadi. Ternyata mereka sedang memasang dasi, pantas saja terlihat serius sampai tak menyadari dengan keberadaannya.
"Eh, ngapain Lo kesini?"Aish bertanya agak sinis, masih mengingat kejadian kemarin.
"Gue cuma mau gantiin hape lo yang rusak" kata Richard menyerahkan sebuah hape baru, masih dengan paper bag kemarin dari counter handphone.
"Gue kan sudah bilang nggak usah, ngapain lo masih repot segala sih?" kata Aish.
"Gue salah, gue mau tanggung jawa. Ya meskipun gue tahu hape lo murah, tapi gue kan yang ngerusakin. Jadi gue ganti" kata Richard.
"Udah salah, nyolot, masih sempet menghina lagi. Emang dasar lo tuh anak badung" kata Aish sebal.
"Emangnya kenapa sih Ai?" Falen yang sudah sangat penasaran bertanya.
"Kemarin tuh anak badung hampir aja ngirim gue ke surga. Untung aja nama gue masih belum ada dilistnya malaikat Izrail, jadi gue nggak diajak sama malaikat Izrail" kata Aish.
"Apaan sih maksudnya?" Falen masih bingung.
"Memangnya kenapa sampai bawa-bawa malaikat maut segala sih Ai? kenapa sih?" Seno ikut bertanya.
"Tuh bocah badung hampir nabrak gue kemarin sore, gue jatoh gara-gara berusaha menghindar terus hape gue mencolot dari saku seragam gue, hancur deh" Aish bercerita.
"Pantesan dari kemarin gue chatt elo nggak bales-bales. Jadi hape lo rusak?" tanya Falen.
"Tapi elo nggak apa-apa kan Ai?" tanya Seno, sementara Richard berdiri masih dengan diamnya.
"Gue nggak apa-apa, udah baikan, udah diurut sama engkong juga kemarin" Aish berkata.
"Jadi ini bener lo nggak mau ambil. Gue rasa lo pasti bakalan butuh banget sama ponsel" kata Richard.
"Kalau menurut gue sih ambil aja nggak apa-apa Ai, emang salah dia kan hape lo jadi rusak. Dari pada lo bingung sendiri kalau ada tugas yang dikasih lewat grup kelas" Seno berusaha meyakinkan Aish untuk mengambil, karena Aish bersikeras menolaknya.
"Bener tuh Ai, atau gini aja. Lo ambil tuh hape sekarang, entar kalai lo ada uang, baru deh lo kasih ke si Richard ini" Falen memberi ide lebih baik menurut Aish.
"Huft. Oke deh. Gue ambil hape ini, tapi kalau gue ada duit entar gue kasih ke elo. Tapi 50% aja ya, patungan. Secara lo juga salah" kata Aish mengambil kotak berisi ponsel barunya.
"Nggak usah lo balikin nggak apa-apa duitnya. Duit gue masih banyak" kata Richard ingin meninggalkan kelas Aish.
"Sombong banget sih lo, duit orang tua juga disombongin. Kalau ada duit sendiri, terus jumlahnya banyak, baru lo bisa sombong. Huuuu" kata Aish mengomel seperti biasanya.
Richard hanya berhenti sebentar dan menoleh sekilas pada Aish. Lalu melanjutkan langkahnya meninggalkan ruang kelas itu.
"Jadi gimana ceritanya si Ai, sampai Lo terlibat perkara sama tuh bocah badung?" tanya Seno setelah duduk di tempatnya.
Aish menceritakan kejadian kemarin secara terperinci. Begitupun tentang seorang cewek yang bersama Richard kemarin.
Falen yang mengenal Richard tentu tahu siapa Emily. Karena mereka sama-sama dari SMP Persada. Tapi Emily harus sekolah ditempat lain karena jarak rumahnya yang terlalu jauh jika harus satu sekolah dengan Richard.
Hendra datang bertepatan dengan bel yang sudah berbunyi. Anak itu memang selalu on time sesuai jam masuk. Bahkan nyaris terlambat.
***********
Sabtu adalah hati latihan PMR perdana untuk Aish dan teman-teman seangkatannya.
Aish sangat bersemangat untuk mengikuti latihan kali ini. Dia datang tepat waktu bersamaan dengan Hendra yang kuga baru sampai dengan motor sport hitam kesayangannya.
Melaju ke parkiran, seperti sudah janjian, Aish menunggu Hendra di dekat pos satpam sambil duduk dan bertegur sapa dengan pak satpam disana. Aish memang mudah sekali barbaur.
"Maaf lama" kata Hendra menemui Aish.
"Enggak kok, ngapain minta maaf segala sih?" kata Aish.
Setelah berpamitan pada pak satpam, kedua murid itu berjalan bersama menuju base camp PMR untuk pelatihan. Ternyata sudah banyak yang berkumpul. Kaos lengan panjang dan celana training berwarna merah bertuliskan nama PMR sekolah mereka terlihat seperti barisan tungau kalau dari jarak jauh.
Sementara kakak kelas yang melatih mereka menggunakan seragam yang sama tapi kaosnya berwarna biru tua.
Kegiatan hari ini adalah perkenalan dan penjelasan teori dasar. Sementara pembagian kelompok untuk menjadi anggota tim Pertolongan Pertama (PP) dan tim Perawatan Keluarga (PK) akan dilakukan Sabtu depan.
Banyak materi yang disampaikan hari ini, seperti penanganan pingsan, kecelakaan ringan, juga macam-macam jenis obat dan kegunaan, serta dosisnya. Untuk uang satu ini dokter jaga yabg turun tangan untuk memberi penjelasan.
Di akhir pertemuan, ada berita penting yang menyenangkan juga menegangkan bagi para anggota baru.
Kak Edo selaku ketua umum menyampaikan berita itu dengan tenang dan berwibawa.
"Untuk diketahui adik-adik semuanya, bahwa di akhir tahun, seperti biasa anggota kelompok PMR dari sekolah kita akan menjalani giat di sebuah rumah sakit swasta ternama di kota kita ini. Rumah sakit yang masih satu yayasan dengan sekolah kita.
Sedangkan kegiatan dimulai tiga hari di akhir tahun, dan tiga hari di awal tahun baru. Karena banyak sekali kejadian tak terduga selama hari-hari tersebut.
Diharapkan kegiatan ini nanti akan memberikan banyak pengalaman dan pengajaran pada kita semua dengan turun langsung di lapangan" kata Kak Edo.
Semua anggota berbisik-bisik antara senang, terkejut, juga takut mendengar mereka akan berjaga di ugd.
Aish dan Hendra juga sama tentunya. Tapi Aish sangat antusias karena ini adalah pengalaman yang benar-benar baru baginya.
Selama hidupnya, Rumah sakit adalah hal yabg sangat dihindarinya. Dan kini, dia harus ada disana untuk melakukan kegiatan bersama Anggota PMR yang lain.
Sungguh dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang bagus ini. Pasti dia akan berusaha yang terbaik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
sri handayani
semoga cerpen ini diminati anak" muda utk bisa menambah wawasan ilmu meski dlm bentuk info cerbung.....
2023-01-16
0