Kelas terhenti setelah bel istirahat berbunyi nyaring. Membuat para murid berhamburan menuju kantin untuk mengisi perut lapar mereka.
Jam menunjukkan pukul sepuluh pagi, pak Widodo selaku guru Bahasa Indonesia masih berada di dalam kelas menunggu murid kelas 10 IPA-2 menyelesaikan tugasnya.
"Kamu nanti bawa buku teman-teman kamu, taruh di meja saya di ruang guru" kata Pak Wid pada seorang murid cupu di sebelah Aish.
"Baik pak" ucap murid itu lirih, terlihat penakut memang.
Pak Wid meninggalkan kelas setelah mengakhiri dengan salam. Tak lama kemudian, cowok cupu yang disuruh gurunya itu membawa tumpukan buku untuk diserahkan ke ruang guru.
"Kantin yuk Ai, laper gue tadi nggak sarapan demi ketemu sama elo pagi-pagi buta" kata Falen mendramatisir.
"Nggak ah, gue bawa bekal. Lo aja sendiri yang ke kantin gih" kata Aish.
"Yah, nggak asik banget sih lo. Emangnya bawa bekal apaan sih?"
"Nggak tahu, ibu gue yang nyiapain. Udah sana lo pergi aja ke kantin. Tuh cewek lo lagi jalan kesini dah" kata Aish menunjuk kak Dewi yang memang berjalan ke arah kelasnya seorang diri.
Dan benar saja, cewek kakak tingkatnya itu langsung mengajak Falen tanpa memperdulikan Aish, seolah gadis itu hanyalah remahan kerupuk.
Sementara Hendra mengamati semua kejadian itu dalam diam. Cowok sedikit berandal itu ingin mengenal Aishyah, cewek cantik berhijab putih yang telah menolongnya kemarin.
Aish berdiri membawa tas bekal dan buku di tangannya. Berjalan keluar seorang diri tanpa menoleh kanan kiri.
Hendra ikut berdiri mengikuti langkah kaki Aish, dan gadis itu masih belum menyadarinya. Langkah kakinya terlihat riang, sepertinya menuju ruang guru? Kan ini jalan kesana, apa yang mau dia lakukan disana?
Tampak murid sekelas Aish yang disuruh mengantar buku tugas teman sekelasnya sedang dirundung oleh siswa lain.
Mereka mengambil kacamata si cowok hingga membuat anak itu bingung sendiri. Karena di tangannya masih ada setumpuk buku yang harus diserahkan dengan aman.
Aish berjalan tergesa menuju kawasan perundungan, ingin membela ketidak adilan karena satu lawan tiga? cemen!
"Hei, berhenti! Beraninya main keroyokan. Nih kalau berani lo lawan... Aish celingukan mencari kawan dan menyadari ada Hendra di belakangnya... nih lo lawan temen gue nih!" kata Aish malah menyuruh Hendra melawan mereka.
Hendra tersenyum miring mendapati Aish yang malah menyudutkannya. Dan masih bergeming melihat hal apa yang akan dilakukan oleh teman kecilnya itu.
"Balikin tuh kacamata temen gue! Gue aduin pak Wid lo pada gangguin dia yang disuruh bawain bukunya loh!" kata Aish sok berani.
Ketiga cowok rese itu adalah murid bandel dari kelas IPS, rupanya kesan bandel sudah tersemat sejak awal pada ketiga murid itu.
"Aduin kalo lo berani, gue pelintir juga mulut lemes lo ini" kata Richard, salah satu dari mereka yang tinggi dan berkulit sedikit gelap tapi malah kelihatan keren dengan penampilan aksotisnya itu.
"Pelintir aja kalo lo berani, sini maju lo!" kata Aish.
"Udah deh balikin aja Ri, ngapain sih nanggepin cewek aneh macem dia" kata Reno, yang paling kecil dari ketiganya, tapi juga ganteng.
"Udah ah, kantin aja yuk. Ngapain sih nanggepin mereka. Keburu abis makanan di kantin ntar" kata Yopi, si jangkung yang juga ganteng merangkul pundak kedua temannya.
"Kali ini lo bisa lepas ya culun, bukan karena gue takut sama temen bawel lo yang tukang ngadu itu. Catet. Cepet minta maaf sama gue karena lo udah nabrak gue tadi" kata Richard lagi.
"Ya ampun... ketimbang masalah nggak sengaja doang bisa panjang. Nggak habis pikir sama kelakuan kalian yang katanya sok jagoan malah ngebully teman sendiri" Aish yang cerewet terus bicara.
"Iya gue minta maaf, tadi gue nggak sengaja" kata murid culun itu.
Ketiganya berlalu meninggalkan Aish dan kedua temannya.
"Yasudah kamu cepet kumpulin bukunya ya, kita barengan deh, gue juga mau ke taman nih, searah kita" kata Aish masih tak memperdulikan Hendra.
" Iya, makasih ya Aish" kata cowok itu.
"Nama lo siapa sih? kita belum kenal loh" tanya Aish.
"Nama gue Ongkoseno Wijoyo" katanya.
"Lo dari Jawa ya, nama lo medok banget" kata Aish
"Tapi keren kok, terus gue manggil lo apa nih?" lanjutnya sambil berjalan disisi teman barunya itu.
"Panggil aja Seno. Gue masuk dulu ya, mau nyerahin buku ini soalnya".
"Iya, abis ini lo ke kantin?" tanya Aish.
"Enggak, gue bawa bekal dari rumah" kata Seno.
Aish senang mendengarnya, ada teman sefrekuensi dengannya di sekolah elit ini yang ternyata suka bawa bekal juga.
"Yaudah gue tungguin di taman sana ya, yang dekat perpus itu loh. Nanti kita makan bareng disana ya, beneran ya Seno" kata Aish senang.
Seno tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, pertama kali baginya ada cewek mengajaknya makan bersama, cantik lagi. Semangatnya bertambah untuk bisa segera makan bareng.
Aish segera melangkahkan kakinya menuju taman, duduk disalah satu bangku yang diteduhkan dengan adanya pohon merindangi orang yang berteduh dibawahnya.
"Eh, lo masih ngikutin gue?" tanya Aish terlejut karena Hendra yang masih mengekorinya sampai kesini.
"Iya, ternyata lo bawel banget ya" kata Hendra yang kemudian duduk di sebelah Aish.
"Dikit doang. Lo bawa bekal juga?"
"Enggak, gue puasa"
"Beneran? sangsi gue tampang kayak lo mau puasa".
"cg, yaudah kalau lo nggak percaya".
"Sumpah? beneran lo puasa sunah?" Aish makin heran dengan kelakuan teman barunya itu.
"Haaii, gue ganggu kalian ya?" tanya Seno yang baru datang malah melihat ada Hendra juga.
"Oh... Seno. Enggak kok, sini gabung sama kita" kata Aish.
Seno mengangguk dan ikut bergabung dengan mereka. Cowok culun itu membuka kotak bekal makannya, dan mata Aish membulat melihat menu makan Seno. Terlihat penuh dan bervariasi, sangat berbeda dengan miliknya yang hanya berisi dua keping roti isi atau biasa disebut sandwich sederhana buatan ibunya.
"Makanan kamu banyak banget Seno, kamu bisa ngabisin itu semua sendirian?" tanya Aish.
"Mama gue nyiapin kayak gini Aish, gue nggak mau nolak permintaan mama. Jadi bisa nggak kita sama-sama ngabisin ini semua?" tanya Seno penuh harap.
"Uwaah, bisa banget Seno" kata Aish yang memang doyan makan tapi sulit berkembang.
Sedangkan Hendra tanpa disuruh malah sudah mencomot buah strobery yang ada didalam kotak bekal besar milik Seno.
"Katanya puasa Hen?" tanya Aish melirik Hendra yang mengunyah buah merah asam manis itu.
"Batal gue gara-gara nih bocah culun" kata Hendra enteng.
"Malah ngatain orang, udah jangan dibagiin lagi tuh makanan lo sama Hendra Sen" kata Aish.
Hendra tersenyum melihat kelakuan teman barunya itu. Sangat menggemaskan, timbul rasa ingin melindungi pada hati Hendra pada teman barunya yang terlihat tulus dan polos itu.
Mengingatkannya pada adik perempuan yang telah meninggalkannya dari dunia ini selamanya karena pertengkaran kedua orang tuanya.
Seno sendiri sudah menikmati nasi kepal yang diisi daging yang terlihat lezat. Aish menghabiskan satu potong sandwichnya, dan Seno menyodorkan susu kemasan kecil rasa coklat yang langsung diterima dengan baik oleh Aish.
Hendra menggigit sandwich lain yang dibawa Aish, dan mereka makan sambil bercanda. Membawa nuansa pertemanan baru bagi Aish yang selama ini merasa sendiri.
Ternyata masih ada orang yang mau berteman dengannya si kalangan sosial yang berbeda dengannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
DewiLes54787426
seru banget deh gc bikin bosen
malah bikin penasaran
2022-03-08
0