Isekaiku Jadi Kesatria Antagonis

Isekaiku Jadi Kesatria Antagonis

Hidup Kembali

"Ugh... dimana ini?"

"Suara berisik apa itu?"

Terdengar suara yang sangat berisik tidak jauh dari tempatku sekarang.

"Kenapa aku mengerti bahasanya?"

Sekuat tenaga aku mencoba membangkitkan tubuh ini namun hasilnya nihil.

Aku mencoba membuka lebar-lebar mata meskipun dalam keadaan bertelungkup.

Kepalaku tiba-tiba sakit seperti dihantam sesuatu, namun detik kemudian aku mulai mengingat semuanya.

"Tunggu, jadi aku benar berpindah ke dunia lain. Terlebih kedalam sebuah game populer adaptasi novel, game itu? Oh tidak, bukankah seharusnya aku sudah mati?!" Kepalaku yang sudah meringan rasanya kembali pusing memikirkan ini semua.

Mari Aku luruskan semuanya.

Semuanya berawal dari beberapa saat yang lalu.

••••••

Dunia modern

Saat itu aku sedang dalam perjalanan menuju sebuah tempat sambil menggerutu dan berjalan dengan sempoyongan di bahu jalan.

"Padahal hampir sedikit lagi aku berhasil menggapai mimpiku."

"Tapi kenapa aku harus gagal?"

"Hiks... perjuanganku selama ini hilang begitu saja,"

"Huaa.... "

Teriakanku berhasil memancing perhatian.

Saat ini orang-orang pasti menganggapku sudah gila.

Ting...

Sebuah notifikasi masuk ke dalam ponselku.

"Apaan sih? Ganggu aja orang lagi sedih,"

Ketika itu aku menghentikan langkahku dan membuka tas ransel ini.

Lalu mengambil HP milikku.

"Ternyata ini, tidak penting."

Baru saja aku hendak menaruh kembali ponsel namun cahaya yang sangat terang di tengah gelapnya malam menyinari ku.

••••••

"Kejadian begitu cepat hingga aku bahkan tidak mengira akan terjadi, padahal aku sudah berjalan di tempat yang tepat, tapi mobil itu saja yang bre****k melindasku tanpa aba-aba. Apalagi sekarang, bagaimana bisa aku masuk ke dalam game itu?"

"Tentu saja aku senang bisa hidup kembali, tapi kenapa harus di tubuh ini?"

"Seorang karakter antagonis terjahat dari awal sampai akhir. Bernama Cassiopeia Maximpratrix Charcraes, putri tunggal Marquess Charcraes yang menelantarkan putrinya hingga menjadi jahat.

Namanya saja susah mengingatnya. Benar-benar, kenapa aku tidak menjadi karakter utama saja atau pemeran figuran? Hiks... Lagi-lagi kehidupan malang yang harus aku jalani."

"Apa aku bunuh diri saja, ya?"

Bruk...

Sebuah tendangan yang sangat kencang dilontarkan seseorang mampu membuat tubuh ini terlempar cukup jauh.

Aku mendongak dan nampaklah seorang pria tampan berambut emas dengan mata sama seperti langit.

Dialah Achazia Rexsapiens Stannis Magna. Pangeran ke-empat dari Kekaisaran Stannis Magna, putra dari Permaisuri yang sekarang. Dan juga orang yang akan menjadi Kaisar Kekaisaran ini sekaligus tokoh utama pria yang lumayan aku suka. Padahal dulu aku menyukai sifatnya, tapi sepertinya image baiknya sudah menghilang sekarang.

"Jika sudah bangun, bangunlah! Jangan membuat susah orang lain!" bentaknya.

Aku yang tidak terima di bentak langsung bangun.

Dengan sempoyongan aku mencoba untuk berdiri, saat berhasil aku melihat kebawah. Gaun yang sangat lebar, berat dan mencekik ini membuatku kesulitan bernapas, ditambah sepatu hak tinggi dan segala macam aksesoris mewah menghiasi tubuh Cassiopeia sangat berat membuatku merasa bisa mati lagi karena ini.

Baiklah kita kesampingkan dulu hal itu. Pertama-tama ada hal yang harus aku lakukan.

Perlakuan semena-menanya tidak bisa diterima, sekalipun dia tokoh kedua yang cukup aku sukai tapi tetap saja. Menendang orang lain itu melanggar hukum.

"Siapa kau? Berani sekali kau menendangku, apa seperti ini perlakuan kepada tunanganmu? Dasar bi***p!" ujarku dengan nada tinggi yang berhasil membuat kedua orang itu tercengang mendengar perkataanku.

Tidak sopan berbicara seperti ini kepada Pangeran sekaligus calon Kaisar Kekaisaran ini, tapi... ini terlalu menyebalkan untuk dianggap angin lewat.

Lagipula aku memegang kartu As-nya, jika dia macam-macam maka seluruh dunia akan mengetahuinya. Hahaha!

Sepertinya aku terlalu sentimental karena kesal.

"Ehem... " Ia berdeham singkat.

"Hei kau!" panggilnya dengan tangan yang di todongkan kepada seorang Butler tua tidak jauh dari tempat kami sekarang.

"Urus majikanmu! Ia benar-benar sudah gila karena kecelakaan tadi." titahnya kepada seorang Butler tua berambut cokelat yang sedang melihat dari kejauhan.

Butler itu segera menuju kami.

Amarahku sudah memuncak mendengar ia mengatai ku gila, yha meskipun ada sedikit masalah pada kejiwaan ku jika menghadapi para sampah masyarakat.

"Kau bilang apa? Aku gila, heh ku rasa ada seseorang yang harus pergi ke psikolog." Mengingat sekarang aku sedang berada di dalam novel yang bilamana seorang bangsawan lebih tinggi, apalagi dia adalah keluarga kerajaan jadi sebisa mungkin aku menahan agar tidak meledak-ledak.

"Psikolog, makhluk apa itu?" tanya mereka bertiga serempak.

"Hah~ berurusan dengan orang kuno memang menyebalkan," batinku.

"Sudahlah, ayo kita pulang!"

Belum hilang rasa pusingku yang tadi kini malah bertambah, jika di dunia modern mungkin aku sudah mengidap banyak sekali jenis sakit kepala.

"Mau kemana kau?" tanya Pangeran Azhazia.

"Tentu saja pulang, bukankah kau menyuruhku untuk pulang? Karena itu aku pulang, ribet banget sih hidup you." gerutuku di kalimat terakhir.

Setelah itu tak ada lagi suara yang keluar dari Pangeran menyebalkan ini.

Aku bersama Bapak Butler tadi pergi meninggalkan kolam istana ini dengan tubuh yang basah kuyup.

•••

3 jam berlalu kami menempuh jarak dari Istana menuju ke sebuah rumah, lebih tepatnya adalah mansion Marquess Charcraes karena Cassiopeia yang asli maupun aku sendiri tidak memiliki rumah untuk pulang.

Akhirnya kereta kuda sampai di depan gerbang, Butler tadi segera membukakan pintu dan membantuku untuk turun.

Para pelayan sudah berjejer rapih untuk memberi salam, dari luar mereka terlihat sangat baik sopan dan santun. Namun dari belakang mereka adalah ular berbisa yang dipelihara Marquess untuk membunuh anak satu-satunya secara perlahan namun pasti.

Seorang anak laki-laki tampan dengan rambut berwarna hitam arang dan mata hijaunya sudah menunggu tepat di tengah-tengah barisan pelayan.

"Selamat datang Kakak," sapanya dengan sopan.

Anak berumur 15 tahun ini adalah adik angkat Cassiopeia yang diberikan sebagai hadiah dari Marquess, mungkin dari sudut pandang itu Marquess sangat baik bak malaikat. Tapi sebenarnya anak bernama Deo Amica Charcraes ini adalah seorang budak perang yang dibesarkan Marquess untuk memata-matai putrinya, karena Cassiopeia sudah tahu niat darinya ia tidak memperdulikan anak ini sedikitpun.

Meskipun Deo tetap tabah dan sabar menerima perlakuan kakak angkatnya, tetap saja ia menganggap Cassiopeia sama seperti yang lainnya. Karena itu aku tidak terlalu perduli, mungkin sekarang aku sudah tidak bisa kembali ke dunia tempatku dulu.

Hanya ada dua pilihan, berpura-pura menjadi Cassiopeia dan menjalankan perannya sebagai antagonis lalu mati di tangan para tokoh utama atau memulai hidup baru. Bukan sebagai diriku ataupun sebagai Cassiopeia Maximpratrix Charcraes, melainkan gabungan dari jiwaku dan tubuh Cassiopeia.

Terpopuler

Comments

Shirokawa

Shirokawa

Wah menarik nih!!😆

2022-03-08

1

Tivany Cyany Ainy

Tivany Cyany Ainy

kak author udah ku simpan cerita isekai ,, 6 bab entar aku lanjut baca

2022-03-01

2

pensi

pensi

wih keren

2022-02-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!