Tak hanya hebat dalam bisnis dan keuangan, kekuatan militer keluarga Marquess Charcraes hampir setara dengan keluarga Kaisar dan Grand Duke di Kekaisaran ini.
Bahkan setiap ada perang pasti ada saja pasukan keluarga Marquess yang ikut tapi, untuk sekarang ini aku tak ingin berlatih dengan mereka.
Setidaknya aku ingin menguatkan tubuh Cassiopeia agar bisa mengangkat pedang besi ini. Barulah kelak aku meminta izin secara resmi kepada Marquess untuk belajar pedang.
Jika bisa aku berharap diizinkan untuk bisa masuk ke dalam akademi tempat Deo akan bersekolah beberapa tahun lagi, tapi di dalam cerita asli Cassiopeia tak diizinkan untuk pergi.
Bahkan Cassiopeia asli hanya diberikan pendidikan informal dari rumah, karena hal itu juga aku meminta beberapa guru kepada Ciko Aidon selaku Butler yang lumayan berguna untuk masalah perekrutan seperti ini.
Menyuruh Ava tak mungkin, kedudukan Ava hanyalah seorang dayang. Sedangkan untuk merekrut guru baik dari kalangan atas / bangsawan maupun dari kalangan bawah / rakyat biasa (yang sudah mendapatkan izin resmi dari Kekaisaran untuk menjadi guru.) Tapi jika guru tersebut berasal dari kalangan biasa hanya akan mencoreng martabat seorang bangsawan yang diajar.
Harus menggunakan stampel keluarga dan izin dari kepala keluarga, itu semua tak seberapa ada yang lebih parahnya lagi. Lumayan sulit untuk menemukan guru yang tepat, tapi aku yakin dengan kekuatan keluarga Marquess bukanlah hal mustahil mendapatkan semua itu dalam waktu sekejap.
Satu lagi alasan aku menyuruh Bapak Butler, karena dia adalah orang kepercayaan Marquess tak perlu pusing pusing lagi untukku turun tangan melaporkannya.
Yah meski nanti akan ada sebuah masalah yang menanti.
Aku segera mengusir pikiran itu dan beralih duduk di bawah pohon rindang.
"Fyuh~ benar-benar melelahkan, padahal aku 'kan hanya mencoba untuk mengangkat pedang itu. Tapi kenapa begitu berat?"
Aku melihat tangan yang sudah kotor dan memerah.
"Tak ada yang boleh tahu mengenai kapalan ini,"
Aku diam sejenak memulai bergulat dengan pikiran.
"Ada beberapa cara yang bisa di gunakan,"
Aku bangkit dan mulai membersihkan gaun yang sudah kotor ini.
"Mulai besok setiap latihan aku harus menggunakan celana, merepotkan memakai gaun seperti ini."
Setelah mengatakan itu aku mulai kembali merapihkan peralatan-peralatan yang dibawa ini dan menaruhnya ke tempat yang aman.
Meskipun tak terjamah, tapi fakta bahwa tempat yang sempurna ini masih berada di dalam mansion Marquess tak bisa dipungkiri.
Bisa saja suatu saat nanti ada masalah yang akan datang jika aku tak berhati-hati.
Segera aku menyelesaikan beres-beres.
"Sebaiknya aku mulai berlatih hal yang lain, daripada buang-buang waktu malah tak berguna."
Aku mulai berjalan santai mengitari lapangan ini, lama-kelamaan jalan santai berubah menjadi lari kecil yang terus berangsur menjadi lari cepat dan semakin cepat.
"Ugh.... "
Baru 5 putaran aku sudah terduduk lemas ditengah-tengah lapangan.
"Benar-benar melelahkan, 5 putaran saja sudah se lelah ini. Mulai detik ini aku harus mulai melatih tubuh lebih ekstra,"
Aku bangkit dan kembali ke tempat di bawah pohon rindang, angin sepoi-sepoi berhasil me relaks kan sekaligus menyegarkan tubuhku dari keringat yang sudah mengalir deras.
Setelah merasa cukup beristirahat aku kembali bangkit dan mencoba latihan lagi.
2 jam sudah aku berlatih di tempat itu, kini saatnya kembali. Matahari juga sudah semakin tinggi, bisa berbahaya jika ada yang mencari hingga ke sini.
•••
Kriet...
Derit engsel pintu membuatku terperanjat.
"Fyuh~ untuk saja tak ada siapa-siapa,"
Segera aku menutup kembali pintu kamar.
"Sepertinya belum ada siapapun yang masuk ke dalam sini, aku harus cepat sebelum ada yang datang."
Tanpa buang-buang waktu lagi aku mulai bergegas pergi ke dress room mengambil beberapa gaun, lalu setelah semuanya selesai beralih menuju kamar mandi khusus.
•••
"Tak sia-sia waktu itu aku bekerja paruh waktu mengasuh anak-anak, memandikan mereka di bathtub. Jadi pasti tak ada bedanya antara mandi di sini dengan bathtub itu," kataku sambil menuangkan beberapa aroma bunga dari dalam botol khusus ke dalam kolam mandi besar ini.
Wangi yang begitu harum sehingga membuat relaks.
Tanpa buang waktu aku segera masuk dan berendam ke dalamnya.
•••
Tok...tok... tok...
Suara ketukan pintu membuatku semakin cepat memakai gaun, meskipun gaun paling simpel tanpa korset ataupun aksesoris menyebalkan yang aku pakai.
"Sudah,"
"Oh iya,"
"Masuk!" kataku tanpa melihat ke pintu.
Tap....tap... tap...
Suara langkah kaki yang semakin mendekat menandakan bahwa orang itu sudah mendekat.
"Ma, maaf mengganggu, Nona."
Aku menghentikan sisir menyisir dan berkata, "ada apa?"
"Sa, saya disuruh o, oleh Kepala Pelayan untuk me, memanggil Nona," jawabnya sopan dan kikuk.
"Untuk apa?"
"Para madam sudah datang Nona,"
"Madam?"
*Madam adalah sebutan untuk para wanita terhormat yang usianya lebih tua atau dituakan, kedudukannya sama seperti panggilan 'Lady' yang digunakan untuk perempuan dewasa sampai ia menikah.
"Aku ingat sekarang. Ternyata yang mengajariku hanya para wanita saja ya, gagal sudah mimpi mendapatkan guru seorang pria tampan. Meskipun alasan aku ingin para pria tampan sekadar untuk cuci mata, seperti yang dilakukan para tokoh dalam novel lainnya. Sudahlah, tak ada gunanya memikirkan itu. Aku harus menyiapkan mental sebelum terlambat,"
Aku teringat dengan Ava yang tak terlihat batang hidungnya sejak tadi kembali, akhirnya rasa penasaran mendorongku memutuskan untuk bertanya.
"Apa kau tahu dimana Ava Clovis?"
Ia diam sejenak, "Jika saya tak salah, Lady Clovis izin kepada Kepala Pelayan untuk keluar tadi pagi-pagi sekali. Tapi sampai sekarang dia belum kembali," jawabnya.
"Jelas sekali dia jujur, akan tetapi tak biasanya Ava pergi keluar, apa yang dia lakukan?"
"A, ada sa, satu pesan lagi dari Kepala Pelayan, sebaiknya Nona segera bergegas. Kalau tidak mungkin akan ada masalah," lanjutnya lagi, sedikit gemetar.
"Anak ini sepertinya takut kepadaku, tubuhnya sampai gemetaran seperti itu."
"Iya, terima kasih sudah mengingatkan ku." balasku seraya tersenyum manis.
Wajahnya seketika itu juga langsung bersemu merah.
"Ka, kalau begitu saya undur diri terlebih dahulu, Nona."
Tanpa menunggu jawaban dari dalamnya ia langsung pergi begitu saja.
Aku juga memutuskan untuk segera bergegas.
•••
"Nona Cassiopeia Maximpratix Charcraes memasuki ruangan!"
Teriak seseorang begitu kakiku melangkah masuk ke dalam melewati pintu.
"Salam kami kepada Ruby berharga keluarga Charcraes," ujar mereka serempak, membungkuk.
Dengan kikuk dan sedikit gugup aku melakukan hal yang sama, yaitu mengangkat ujung gaun dan sedikit membungkuk.
"Terima kasih saya ucapkan kepada para Madam terhormat yang sudi datang ke sini," ujarku, sopan sembari tersenyum profesional."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Lee
Boomlike hadir kaka..
slam dri My ice girl sranghae..
sudah q favorit ya
2022-03-10
1
senja
kenapa gak belajar sihir?
2022-01-30
3
Elwi Chloe
lanjut tor
2022-01-30
2