Pesta Dansa

"Apa,... tunggu! Saya masih belum selesai bicara,"

"Pembicaraan ini aku hentikan sampai di sini, dan satu lagi."

Kami terdiam menunggu Marquess melanjutkan ucapannya.

"Mulai hari ini, mulai detik ini juga Cassiopeia tidak akan pernah diizinkan untuk belajar pedang."

Jder...

Bagaikan petir di tengah panas terik, harapanku hancur berkeping-keping.

"Apa?! Bagaimana bisa Anda berbicara seperti itu?" kataku, jujur sekarang aku sangat ingin marah. Tapi, mau bagaimana pun dia sekarang adalah Ayah Cassiopeia yang berarti Ayahku juga.

Aku tahu membentak orang tua itu salah, karena itu aku mencoba untuk tetap tenang.

"Diam!" bentaknya kembali yang membuatku terdiam.

"Mulai hari ini juga, pelajaran informal akan dimulai." timpalnya, tegas tak terima bantahan.

Baru saja aku hendak membuka suara, ia sudah memotongnya.

"Berani membantah berarti kau sanggup menerima akibatnya," ancam nya.

Yang bisa aku lakukan adalah mengigit bibir sekuat tenaga, berharap bisa menurunkan kembali emosi yang sudah berada di ubun-ubun.

"Baiklah, jika itu kemauan Anda saya akan menurutinya Yang Mulia. Terima kasih," Setelah mengatakan hal tersebut aku pun segera bergegas pergi meninggalkan ruangan.

Flashback Off.

Begitulah akhirnya semua ini terjadi.

"Done!"

Aku segera bangun dan meregangkan tubuh dari pegal-pegal. Lalu pergi ke tempat dimana ada orang yang sudah menungguku.

•••

"Salam saya kepada Nona Charcraes, saya adalah Alby Cano. Desainer yang akan merancang pakaian Nona," katanya memberi salam dan memperkenalkan diri.

"Mohon bantuannya Sir Cano," ucapku, tersenyum singkat.

"Apakah saya boleh memulainya, Nona?"

"Silahkan,"

Setelah mendapatkan izin dariku, Dia mulai melakukan tugasnya.

•••

Setengah jam kemudian akhirnya proses pengukuran pun selesai.

Dan kini kami sedang dalam proses pemilihan desain.

"Semuanya terlihat terlalu mewah," Aku kembali membalikkan lembaran buku berisi desain-desain dress yang akan di buat untuk pesta dansa ini.

"Ah itu dia, yang itu saja."

"Aku memilih desain yang ini," Aku menunjukkan sebuah gambar desain pakaian paling sederhana dari yang lainnya.

"Nona yakin?" tanya Madam Pranadipa.

"Tentu saja," jawabku mantap.

Madam Pranadipa dan Sir Cano saling melemparkan tatapan.

"Tapi, desain ini terlalu sederhana, Nona. Lalu, pesta kali ini bukanlah pesta biasa. Melainkan pesta dansa," ujar Madam Pranadipa.

"Memangnya kenapa? Toh karena desain ini sudah disiapkan, bukankah itu artinya yang ini juga boleh." sanggahku yang sudah mulai paham apa maksud dari pertanyaan tersebut.

"Bukan itu maksudnya, Nona. Pesta dansa kali ini sama saja dengan awal dari debutante, Nona." kata Madam Pranadipa, masih kukuh pada pendiriannya.

Aku melirik ke arah Sir Cano.

"Baiklah Nona, saya akan melakukannya sesuai keinginan Nona."

Aku tersenyum bahagia.

"3 hari lagi dress ini selesai," timpal Sir Cano.

"Saya serahkan semuanya kepada Sir," ucapku.

"Aku tahu apa yang dikhawatirkan oleh Madam Pranadipa karena penampilan adalah hal pertama yang paling dibutuhkan dalam pergaulan kelas atas, terutama saat debutante. Akan tetapi, pesta ini bukanlah ajang untuk debutante baik untukku ataupun Cassiopeia asli dalam cerita. Karena itu aku tidak ingin tampil berlebihan, toh yang akan menjadi tokoh utama tak lain dan tak bukan adalah Marquess.

Cukup sudah memakai korset di hari biasa, bisa-bisa aku pingsan saat pesta dimulai saking sesaknya."

•••

Setelah hari itu, hari-hari yang aku lalui semakin sibuk.

Pelajaran makin di perketat terutama kelas dansa, lalu pelajaran yang lainnya pun sama. Tiada hari untukku beristirahat apalagi ketika hari-H semakin dekat.

Waktu terus berlalu, akhirnya hari ini datang.

•••

Sejak pagi-pagi buta kediaman Marquess sudah riuh dan sibuk.

Apalagi aku, pagi-pagi sekali orang-orang sudah mulai menjalankan tugasnya masing-masing.

Bahkan aku sampai berendam 3 jam, katanya agar penampilan semakin sempurna. Belum lagi perawatan kulit yang berlebihan membuatku muak dan ingin kabur, akan tetapi keadaan tidak memungkinkan sehingga tak ada sedikitpun celah untuk keluar.

Mau tak mau aku menerima semua ini, daripada mendapatkan hukuman yang lebih parah lagi.

Setidaknya dress yang akan dipakai tidur merepotkan.

•••

"Selesai!" kata mereka serempak, wajah mereka berseri-seri.

Aku membuka mata, rasanya sulit.

Hiasan yang menempel terlalu tebal membuat wajahku kaku.

"Nona benar-benar tampak seperti malaikat," puji salah seorang pelayan.

"Tidak, Nona adalah seorang dewi yang turun dari langit." ucap yang lainnya tak setuju dengan ucapan pelayan tadi.

Alhasil terjadilah perdebatan antara keduanya.

"Terima kasih semuanya, kalian sudah bekerja keras." kataku seraya tersenyum manis.

"Kyaaaa~ Ya Tuhan, bagaimana bisa ada dewi secantik Nona di dunia ini?" teriak mereka histeris.

"Saat ini kalian memuji-muji kecantikan Cassiopeia tapi, ketika hari itu tiba kalian pasti akan langsung berpindah haluan tanpa memikirkannya sedikitpun." batinku.

Aku berdiri lalu melihat pantulan diriku di cermin.

Rambut yang di sanggul dengan aksesoris lengkap mengisi kekosongan di rambut putih-ku.

Maxi dress bewarna maroon dengan sedikit gemerlap membuat gaun sederhana ini menjadi anggun dan elegan. Di tambah high heels yang membuat Cassiopeia terlihat lebih tinggi.

"Sempurna,"

Aku tersenyum puas melihat penampilan sekarang sama seperti yang aku harapkan.

Meskipun ada beberapa bagian yang tidak aku sukai.

"Nona!" panggil Ava.

"Ada apa?"

"Tuan Muda sudah menunggu Nona di depan pintu," jawab Ava.

"Baiklah, aku akan segera ke sana."

Aku berjalan menuju pintu.

Sesampainya di pintu, seorang laki-laki tampan berambut hitam dan bermata hijau tengah merapihkan manset nya.

Ia nampak sangat fokus dengan manset nya, sampai saat matanya menangkap sosokku yang sedang berdiri menunggu.

"Ah, Kakak."

"Iya Adik-ku," balasku, tersenyum cerah.

Dia mengulurkan tangannya, aku pun meraih uluran tangan tersebut dengan senyuman.

"Manset yang indah, warnanya sama persis seperti matamu." pujiku.

"Terima kasih, Kakak juga nampak sangat cantik dan dewasa." balasnya, memuji.

"Iya,"

Setelah percakapan singkat berakhir, kami pun bergandengan ala bangsawan menuju ke aula di mana pesta dansa di selenggarakan.

•••

"Nona Cassiopeia Maximpratix Charcraes serta Tuan Muda Deo Amica Chacraes memasuki ruangan!"

Seluruh perhatian tertuju kepada kami yang sedang berjalan menyusuri ruangan.

Sekuat tenaga aku mencoba menahan diri, tatapan mengerikan yang dilemparkan serta kritikan pedas menjadi ujian untuk menguji mental.

Salah langkah saja maka semua nama keluarga Charcraes baik aku maupun kami sekeluarga pasti akan langsung hancur.

Akhirnya kami sampai di tempat.

Orang-orang mulai berdatangan memberi salam.

"Salam kami kepada Nona Cassiopeia, saya.... "

Begitulah perkenalan mereka yang tiada selesainya.

"Yang Mulia Marquess Cameron Emmett Charceaes memasuki ruangan!"

...----------------...

Apa? Ada mafia di sekolah, yang benar. 1 nama 3 orang yang berbeda, 1 tubuh dengan 2 jiwa. Kok bisa? Penasaran? Kuy baca ceritanya.

Terpopuler

Comments

SoVay

SoVay

💖💖💖

2022-02-18

1

Ai

Ai

Thor, mau tanya apakah chat story milik dirimu itu benar-benar sudah tamat segitu apa nanti ada epilognya behehe

2022-02-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!