Dayang

"Hah~" Helaan napas terdengar beberapa kali dariku yang sedang pokus memikirkan kedepannya, memang terlalu awal. Tapi untuk kedepannya harus aku pikirkan, bisa-bisa kepalaku berpisah dengan tubuh karena tuduhan mengambil tubuh seorang Putri Marquess dan tunangan pangeran yang akan menjadi Kaisar.

"Apa ada sesuatu yang membuat anda tidak nyaman, Kak?" tanya Deo.

"Tidak."

"Seandainya kau tahu, Deo. Aku sungguh tidak ingin masuk kedalam tubuh kakakmu, aku ingin mengejar karir yang sempat gagal. Padahal aku bisa mengulangnya lagi, tapi mustahil karena aku sudah berada disini. Yah kau tidak akan tahu dan tidak perlu tahu,"

Aku ingin berbicara seperti itu sambil mengamuk dan mengeluarkan segala unek-unek yang bertumpuk di kepala dan hatiku, akan tetapi aku sudah dicap gila di depan calon Putra Mahkota dan bawahannya.

Aku melangkahkan kaki masuk ke dalam mansion luas megah dan mewah yang terbuat dari batu mulia berharga ini.

Meskipun Marquess adalah bangsawan terkaya di Kekaisaran tapi ini terlalu berlebihan. Padahal ia tidak pernah pulang ke sini dan hanya sibuk dengan urusannya sendiri saja.

Entah apa yang ia lakukan di luar sana. Sudahlah, lagi pula bukan urusanku.

"Apa kakak lapar? Saya akan menyuruh para pelayan untuk mengantarkannya." tawar Deo yang sedari tadi mengikuti.

Pilihanku sudah bulat, aku akan memilih...

"Pilihan kedua,"

"Boleh,"

"Kalau begitu saya akan meminta para pelayan yang menyiapkannya,"

"Maaf telah merepotkanmu, dan terima kasih. Deo." kataku dengan senyuman.

Anak itu nampak salah tingkah, bukan hanya dia. Bahkan para pelayan yang ada sekarang menatapku aneh, yah itu bukan hal aneh. Tiba-tiba seorang Cassiopeia, putri Marquess yang terkenal kejam dan sombong tiba-tiba berubah menjadi baik seperti dirasuki sesuatu. Memang benar, karena aku sudah merasukinya.

Hal pertama yang harus aku lakukan adalah mengubah image Cassiopeia di mata semuanya, lihatlah bagaimana aku beraksi. Hahaha!

"Saya akan memanggil kakak jika makanannya sudah selesai, silahkan kakak istirahat dulu ke kamar." ujarnya.

"Iya, kau juga." Setelah mengatakan itu aku segera bergegas pergi menyusuri lorong ini mencari kamar Cassiopeia dalam ingatan.

•••

Sesampainya di sebuah ruangan, aku membuka pintu besar dengan gagang emas ini.

Ketika pintu terbuka penampakan yang mencengangkan tersaji di depan mata.

Seluruh sudut ruangan ini terbuat dari emas dan permata-permata berharga yang belum pernah aku lihat sebelumnya.

Bahkan luasnya sebesar satu desa terbesar di negara tempatku tinggal dulu.

Aku memijat pelipisku, meskipun kehidupan sebelumnya aku tidak pernah melihat barang-barang semewah ini tapi bukankah ini terlalu berlebihan?

"Sepertinya mulai saat ini aku harus merubah sifat borosku," gumamku.

"Iya Nona,"

Suara seseorang yang entah datang dari mana membuatku terjengkang.

"Huaaa~"

"Aduh... "

"Saya akan membantu Nona," ujarnya dengan dingin.

Ia membantuku berdiri.

"Siapa dia?...Oh aku ingat sekarang."

"Dia adalah Ava Clovis, dayang satu-satunya Cassiopeia. Ia memiliki marga karena identitas nya, Ava berasal dari keluarga Clovis yang sudah bangkrut 10 tahun yang lalu. Hanya Ava satu-satunya anggota keluarga yang masih bertahan hidup hingga sekarang. Meskipun sifatnya aneh tapi ia orang terloyal di novel ini. Tentu saja cuma ke Cassiopeia."

"Dia satu lagi orang yang harus lebih aku perhatikan,"

"Kau membuatku jantungan Ava,"

"Jantungan? Makhluk apa itu?" Wajahnya yang kaku berubah kebingungan tak seperti biasanya.

"Kau benar-benar ingin tahu?"

"Jika Nona tidak ingin memberitahu saya akan mencarinya sendiri,"

"Kau yakin?"

"Tentu saja Nona," jawabnya dengan wajah tanpa ekspresi.

"Sebenarnya siapa Nona nya disini?"

"Ehem... penyakit jantung belum di temukan, jadi aku akan menjelaskan secara singkat."

"Penyakit jantung adalah kondisi ketika jantung mengalami gangguan. Beberapa jenis penyakit jantung, antara lain: Penyakit jantung koroner, merupakan suatu penyakit jantung yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah di jantung." jelasku secara singkat.

"Baiklah, saya paham. Dengan ini saya bisa menghemat pengeluaran dan juga menjual informasi yang langka ini jika diperlukan," katanya dengan senyuman simpul.

"Bagian berbicara tentang uang saja langsung kembali semangat hidupnya, yah jika bukan seperti itu bukan Ava Clovis namanya."

"Kalau sudah tahu pergilah!" usirku.

"Saya tidak akan pergi, sebelum memandikan Nona." ujarnya.

"Ba, apa? Tunggu! Memandikan, apa maksudnya?"

Wajahku merona ketika mendengar Ava bilang kata 'memandikan'.

"Tentu saja membuat Nona agar siap, lihatlah tubuh Nona yang basah kuyup itu."

"Tidak, aku menolak."

"Kenapa?"

"Aku bisa melakukannya sendiri,"

"Tidak ada penolakan, jika Nona menolak saya akan bilang kepada Tuan Muda kalau Nona tidak ingin makan. Lalu setelah itu, sampai besok pagi Nona akan kelaparan." ancamnya.

"Kau curang,.."

"Kewajiban saya mengurus Nona,"

"Argh... frustasi aku!" batinku berteriak.

"Baiklah, tapi hanya denganmu. Pelayan yang lainnya tidak usah,"

"Saya akan melakukannya dengan satu syarat,"

"Apa itu?"

"Bayar saya dua kali lipat dari gaji saya biasanya,"

"Baiklah, aku setuju."

Rencana untuk aku berhemat harus hancur sebelum memulai.

Tapi setidaknya itu lebih baik.

•••

2 jam telah berlalu, akhirnya penyiksaan yang diberikan Ava selesai.

Pantulan diriku di cermin yang menggunakan gaun berwarna hijau dengan desain yang disederhanakan. Meskipun karena itu ada bayarannya, aku harus memberikan sebuah bros kepada pegawainya yang tidak lain dan tidak bukan adalah Ava.

Selain itu, aku memaksa untuk tidak menggunakan make-up lagi. Padahal wajah asli Cassiopeia sudah sangat cantik, jadi ia tidak perlu lagi menggunakan make-up.

Tok... tok... tok...

"Saya akan membukakan pintunya," Baru saja Ava hendak pergi aku segera menahannya.

"Tunggu, biar aku yang membukanya."

Iya mengangguk dan membantuku berdiri.

Benar-benar merepotkan menggunakan pakaian di sini, tapi mau bagaimana lagi.

Aku pergi membuka pintu diikuti Ava.

Sesuai dugaan, yang datang Bapak Butler tadi.

Jika tidak salah namanya adalah Ciko Aidon. Seorang Baron yang sudah berkerja hampir 30 tahun di keluarga ini.

"Tuan Muda sudah menunggu Nona di ruang makan,"

"Iya, ayo!"

Kami bertiga pun pergi menuju ruang makan melewati lorong-lorong panjang ini.

•••

Tak berbeda jauh dengan area lainnya, ruang makan juga di desain dengan mewahnya.

Tap... tap... tap...

Langkah kaki memenuhi ruangan.

Deo berdiri untuk menyambut kedatangan kakaknya.

"Selamat datang Kak, silahkan kakak duduk."

Ia menarik kursi tepat berlawanan dengan arah duduknya.

"Terima kasih,"

Aku tersenyum dan duduk dengan anggun.

Setidaknya untuk hal sepele ini bisa aku lakukan.

Semoga saja aku masih mengingat cara makan yang pernah aku pelajari ketika ada perjamuan penting itu.

Makan malam berlangsung dengan sunyi, padahal bukan hanya 2 orang saja yang ada disini.

Yah karena ini dalam dunia novel yang pasti berbeda.

Terpopuler

Comments

Shirokawa

Shirokawa

Entah kenapa karakter Ava mirip sama karakter pelayan matre komik sebelah, yg bikin gak bisa komen😂😂

2022-03-09

3

pensi

pensi

sudah ku favoritkan juga ceritanya

2022-02-27

3

pensi

pensi

🙂

2022-02-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!