Dua jam berputar-putar di kota akhirnya Bang Rico menemukan sirsak.
"Itu ada yang jual sirsak, tapi dalam bentuk jus. Mau nggak dek?" tanya Bang Rico.
"Mau" jawab Asya.
"Ya sudah tunggu dulu disini. Abang beli jus nya dulu..!!"
Bang Rico menyeberang jalan dan memesan jus sirsak.
~
Mata Asya melihat sebuah mobil patroli polisi berhenti tepat di belakang mobilnya. Seketika ia panik, jantungnya berdegup sangat kencang apalagi seorang diantaranya menghampiri dan mengetuk pintu mobilnya.
tok..tok..tok..
"Permisi mbak"
Asya semakin panik. Tubuhnya seakan kaku sulit untuk di gerak kan.
Dari jauh Bang Rico melihat ada beberapa orang polisi mendekati mobilnya. Ia pun segera kembali menyebrang sambil membawa jus sirsak pesanan Asya.
"Ada apa ya Pak?" tegur Bang Rico.
"Begini pak, kami mau tanya.. apa bapak bawa dongkrak mobil? Ban kami bocor pak" jawab seorang anggota.
"Oohh.. ada Pak. Sebentar saya ambilkan dulu..!!" Bang Rico membuka bagian belakang mobilnya. Mobil baru terbuka dan bersamaan Asya keluar dari dalam mobil dan muntah di pinggir jalan.
Bang Rico menyerahkan dongkrak pada para polisi.
"Maaf saya tinggal dulu Pak"
~
"Mual karena parfum mobil?"
"Abang jangan banyak tanya. Asya nggak mabuk karena parfum atau masuk angin. Asya takut lihat polisi itu" jawab Asya.
"Kamu kegeeran. Itu polisi hanya pinjam dongkrak. Kenapa panik sekali. Apapun itu harus kamu hadapi dengan tenang dan jangan gugup yang di dulukan"
"Nggak bisa Bang, Asya takut ketahuan" ucap Asya lirih.
"Ketahuan apa? Ketahuan kalau kamu istri Abang yang bandel, kecentilan dan susah di beri tau?"
Asya tak sanggup berdebat lagi dan terus saja muntah. Bang Rico pun jadi tidak tega dan membantu Asya.
"Bang.. Asya mau jus nya..!"
Bang Rico segera membantu Asya duduk lalu mengambil jus sirsak. Bang Rico berjongkok di depan Asya sambil menunggu reaksi sang istri.
"Enak?" tanya Bang Rico, tangannya mengusap punggung Asya dan memegangi sebelah tangan Asya.
"Iya enak. Nggak mual lagi, tapi....."
"Permisi pak, ini sudah selesai dongkrak nya. Terima kasih banyak" sapa pak polisi.
"Oh iya pak, sama-sama" jawab Bang Rico melepaskan tangan Asya.
"Abaang.. Asya pusing" bibir itu belum tertutup tapi Asya sudah jatuh telentang tak sadarkan diri.
"Walah Gusti.. piye to dek?????" Bang Rico langsung memindahkan Asya ke mobil meninggalkan para polisi yang masih ternganga melihat Bang Rico panik membopong Asya.
:
"Kok nggak sadar-sadar Iki piye?" gumam Bang Rico berusaha menyadarkan Asya.
"Sabar.. ini masih di periksa" kata rekan dokternya.
"Tolong pot, cemas sekali aku"
"Kamu jangan ganggu Ric. Kamu kalau panik selalu buat masalah. Beri waktu lah dokter untuk periksa keadaan Asya. Lagi pula kamu terus pegangi tangan Asya juga sangat menggangu kerja dokter" tegur Bang Yudha saat ikut datang ke lokasi karena kepanikan Bang Rico.
"Aku lakinya Bang, mana ada lakinya ganggu"
"Yang bilang kamu selingkuhannya siapa bro. Astaga.. repot nih ngomong sama laki posesif" gerutu Bang Winata.
"Kamu pegang dadanya As????" tegur Bang Rico saat littingnya menempelkan stetoskop di bagian dada Asya.
"Ya ampun.. ini prosedur sesuai SOP, kamu khan tau hal seperti ini wajar" kata Om Ashraf tak sabar lagi menghadapi posesifnya Bang Rico.
"Heehh biji pinang..!! Nggak.. nggak ada. Asya nggak apa-apa" jawab Bang Rico.
"Bukan main..!! Aku tadi sedang sibuk rapat, kamu hubungi aku sudah seperti rumahmu terkena ledakan. Sekarang aku sudah disini dan kamu menolak ku. Apa maksudmu?? Kau kira aku ini pengangguran yang lontang lantung di jalan?????" tegur Om As.
"Jangan pegang atau kau berurusan denganku..!!"
Om As melirik Bang Rico tajam. Akhirnya Bang Winata, Bang Yudha dan Om As menyeret Bang Rico menjauh dari mobil kemudian Om As kembali ke mobil dan menyelesaikan tugasnya dengan benar.
"Hooooiii.. As. Lain kali aku nggak akan minta tolong dokter sepertimu..!! Aku kapok. Bisa-bisanya kamu berduaan di dalam mobilku." Bang Rico berteriak di jalan membuat para pengguna jalan memperhatikan mereka dan akhirnya Bang Yudha yang ikut malu menghantam bahu Bang Rico sampai diam.
buugghhh....
"Yang ada Ashraf yang kapok berurusan denganmu. Jangan teriak lagi..!! Kita malu Ric" tegur Bang Yudha.
"Bertingkah lagi.. Abang hantam juga itu bibirmu..!!!" ancam Bang Winata.
Perlahan Asya bisa duduk di bantu Om As. Bang Rico pun menarik nafas lega meskipun ada gurat jengkel di wajahnya.
Bang Rico melepaskan diri dari kedua seniornya.
~
"Kurangi konsumsi Ric. Ini bahaya sekali"
"Hmm.." jawab Bang Rico seolah tak peduli.
"Kau ini cemburuan sekali. Kurangi sifat konyolmu yang tidak berguna itu. Kuingat kan sekali lagi. Aku ini dokter" kata Om As.
"Aku tentara"
"Ya Tuhan.. nggak dia, nggak istrinya sama saja. Rumah tangga isinya ribut, entah meributkan apa" gerutu Om As.
...
"Yang ini?"
"Apa sampai pagi Abang duduk disini mengusap perutmu? Abang mau rapat sebentar dek" kata Bang Rico.
"Nanti pulangnya Abang belikan makanan kesukaanmu. Kamu mau di belikan apa?"
"Jangan kemana-mana. Kalau Abang pergi.........."
Bang Rico menyembunyikan wajah senangnya.
"Kenapa? Kangen ya?"
"Kalau Abang pergi.. siapa yang Asya omelin"
"Halah mboh.. Abang mau rapat dulu" Bang Rico pun akhirnya beranjak dari duduknya. Geram mendengar ucap Asya yang ia kira merindukannya.
:
Asya merasakan badannya menggigil, ia pun mencari kembali obat miliknya tapi setelah beberapa lama mencari ke seluruh penjuru rumah, tidak kunjung ia temukan obatnya.
"Obatnya hilang.. Apa Abang tau aku menyembunyikan obat itu?" gumamnya. Asya merosot merasakan badannya yang terasa sakit.
"Abang.. cepat pulang..!!"
~
deg..
Kenapa aku kepikiran Asya. Apa dia baik-baik saja di rumah.
Bang Rico mencoba menghubungi Asya tapi Asya tidak mengangkat panggilan telepon nya.
Kemana kamu dek? tidur atau pergi dari rumah.
"Ini sudah selesai khan Bang? Saya pamit mendahului." kata Bang Rico tak hentinya memikirkan Asya dengan gelisah.
"Iya.. sudah. Tinggal saja Ric. Abang juga mau pulang. Minggu depan kita latihan luar.. ini sudah fix, tinggal di share saja ke anggota" jawab Bang Yudha.
"Siap Bang..!!"
:
"Dek..!!" Bang Rico mencari Asya di kamar tapi ia tidak melihat Asya sama sekali. Ia pun beralih mencari Asya ke belakang rumah tapi tetap tidak ada Asya disana.
"Dimana kamu dek?" gumam Bang Rico.
Mata Bang Rico kemudian melihat pintu gudang terbuka. Bang Rico mencoba melihat kedalamnya dan melihat Asya pingsan lagi disana.
"Ya Allah Asya.. kamu kenapa sih dek. Jangan buat Abang cemas kenapa sih" Bang Rico secepatnya membawa Asya masuk ke dalam kamar.
"Abang mau latihan luar, kalau kamu seperti ini.. Abang nggak tenang"
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Yuni Wati
lanjuuuut kk
2022-02-22
1
Eka Wahyuni
semangat kak Nara lanjut
2022-02-03
1
Pradhitya
lanjut kak nara cerita nyaa 💪🥰
semangat kak buat cerita nyaa 💪🥰 dan sukses selalu buat cerita nyaa 💪🥰
2022-02-03
1