"Kau perempuan yang berbahaya Asya..!!!"
"Kalau terjadi sesuatu denganku.. ku pastikan kau pun tidak akan selamat Manan..!!" ancam Asya.
~
"Ada??" tanya Bang Rico.
"Tidak ada Dan" jawab Om Acep.
"Ya Allah Tuhan.. tolong..!! Tolong jaga Asya dimana pun dia berada" gumam Bang Rico mulai frustasi mencari Asya.
Sementara itu Om Sobri berjalan cepat menghampiri Bang Rico.
"Ijin Dan.. di gudang minuman samping gedung" kata Om Sobri.
Tak menunggu waktu lama Bang Rico segera berlari mencari Asya.
"Tunggu Dan.. jumlah mereka sangat banyak. Kita hanya bertiga. Saya sudah hubungi anggota lain untuk membantu kita..!!" kata Om Sobri.
"Aahh kelamaan" Bang Rico tak peduli dan terus berjalan mencari Asya.
~
Terdengar suara pekik tertahan dari samping gedung dan Bang Rico menyadari benar itu suara Asya. Darahnya seketika mendidih hingga ke ubun-ubun kepala. Bang Rico mendobrak pintu gudang dengan kencang mengagetkan para penjahat di dalam sana.
Terlihat Asya tertelungkup menutup tubuhnya karena pakaiannya sudah koyak.
"Astagfirullah hal adzim.. Asyaaa..!!!!"
Bang Rico mendekati Asya dan memakai kan jaketnya di tubuh Asya. Melihat ada memar disana sini membuat amarah Bang Rico tak tertahan lagi. Bang Rico menghajar para penjahat satu persatu tak terkecuali Manan. Pria itu berusaha kabur tapi Bang Rico sempat menyergapnya dan menghajarnya habis-habisan.
"Beraninya kamu menyentuh Asya.. kurang ajar..!!!!" Bang Rico terus menghajarnya sampai Bang Yudha dan Bang Winata datang memisahkan tindakan Bang Rico. Dua orang pria tersebut sampai kewalahan menenangkan perwira Intel itu.
"Sabar Ric.. Tahan emosimu. Manan bisa mati..!!" kata Bang Yudha mengingatkan.
"Suami mana yang terima istrinya di acak-acak orang???" bentak Bang Rico tak peduli lagi caranya berbicara dengan senior.
Bang Rico menepis lengannya dari kedua seniornya lalu menghampiri Asya yang masih tertelungkup di tempatnya.
Bang Rico berjongkok di hadapan Asya lalu menyibakan rambut gadis kecilnya.
"Jangan..!!" tolak Asya.
"Jangan takut.. Ini Bang Rico dek..!!" Bang Rico melembutkan suaranya.
Asya pun menatap mata Bang Rico. Entah kenapa ia langsung luluh dan percaya bahwa pria itu tidak akan menyakitinya. Terngiang kata-kata Bang Rico barusan yang memperjelas status nya saat ini. Ia pun menurut saat Bang Rico menutup tubuhnya dan memeluknya erat.
"Kita pulang..!!" ajak Bang Rico. Bahkan sampai Bang Rico mengangkat tubuhnya, ia pun pasrah tanpa perlawanan.
~
Sampai di dalam mobil Bang Rico menyalakan lampu dan mengamati apa saja luka yang ada pada tubuh Asya.
"Apa yang dia lakukan??" tanya Bang Rico.
"Bang..!!"
"Apa yang dia lakukan sama kamu..!!!!!!!" Bang Rico terlihat frustasi sampai menghantam jok dengan kencang.
"Asya nggak di apa-apain sama Bang Manan" jawab Asya pelan.
"Aku nggak ikhlas dia memperlakukan mu seperti itu. Aku nggak ikhlas..!!!!!!!" ucap geram Bang Rico mengepalkan tangannya dengan kuat.
"Asya nggak apa-apa" refleks Asya terisak-isak memeluk Bang Rico, tubuhnya gemetar ketakutan membuat Bang Rico ikut menitikan air mata.
"Maafin Abang yang sudah lalai menjagamu. Abang salah.. maaf.. maaf..!!!" kaki Bang Rico sampai lemas tak kuat mendengar tangis Asya. Bang Rico ikut memeluk Asya, tangannya tak lepas menutupi dada Asya.
:
Bang Rico mendekap Asya duduk di jok mobil bagian belakang dan menatap bintang yang bertaburan di angkasa. Perasaannya sudah mulai teratur begitu juga dengan Asya.
"Benarkah kata-kata Abang tadi?" tanya Asya.
"Yang mana?"
"Asya istri Abang" tanya Asya lagi.
"Biar keren saja. Abang sudah lama jomblo" jawab Bang Rico sekenanya.
"Lalu kenapa Abang menangisi Asya?"
"Akting saja. Masa Abang hanya diam" Bang Rico kaku sekali menjawab setiap pertanyaan Asya.
"Terima kasih banyak ya Bang, Abang sudah mau selamatkan Asya. Kalau saja Abang tidak datang.. mungkin Asya sudah.........." ucap Asya yang tulus terhenti karena Bang Rico menutup mulut Asya dengan tangannya.
Hati Bang Rico rasanya tercabik pedih. Sungguh air mata nya yang tak tau diri itu kembali meluncur tanpa aba-aba.
"Hanya Abang yang akan melakukannya.. Tidak ada yang bisa menyentuh mu selain Abang..!!" sebelah tangannya masih mengepal merasakan sakit yang masih terus menyiksanya.
Asya mengangguk. Isakan kecil akhirnya menjadi sesenggukan.
"Asya menyesal mengenalnya Bang.. Asya memang bodoh"
"Lupakan dia, masa lalu mu yang pahit dan jangan menoleh lagi ke belakang..!!!" pinta Bang Rico.
"Papa pasti bunuh Asya kalau tau putrinya sudah rusak. Asya harus apa Bang?? Asya harus bagaimana??"
"Ada Abang.. Kalau kamu sudah siap.. ceritakan semua sama Abang. Abang akan selesaikan semua. Kamu jangan pikirkan hal ini lagi..!!" bujuk Bang Rico yang sebenarnya juga masih menerka apa yang terjadi.
***
Hari menjelang pagi. Asya sudah tidur dan beberapa orang masih berjaga di sekitar rumah Bang Rico.
"Bagaimana Asya?" tanya Bang Winata.
"Baru bisa tidur Bang. Asya ketakutan sekali. Saya rasa masih ada yang disembunyikan Asya, tapi saya masih belum pasti meskipun curiga dengan suatu hal"
"Apa?" tanya Bang Yudha.
"Asya korban pemakaian obat terlarang Bang" jawab Bang Rico.
"Yang benar kamu Ric??" Bang Winata sampai melotot mendengarnya.
"Saya akan coba selidiki lebih lanjut. Karena Asya sangat takut dengan pihak kepolisian" kata Bang Rico juga masih belum bisa tenang.
"Ya Allah Ric. Mudah-mudahan cepat selesai masalahmu ini. Nggak kebayang bagaimana Asya harus menahan rasa sakit kalau benar dia jadi pemakai" Bang Yudha sampai ikut lemas mendengarnya.
"Aamiin.. terima kasih Bang. Saya sendiri yang akan turun tangan menangani kasus ini. Dan segala apapun yang terjadi nanti.. saya yang akan bertanggung jawab langsung" ucap Bang Rico tegas.
...
Asya menyiapkan sarapan pagi hari ini. Sebenarnya ia tidak terlalu bisa melakukan semua ini, tapi Asya bukanlah wanita yang gampang menyerah dalam ketidak tahuannya.
"Kamu buat apa dek? Kenapa sibuk sendiri?" tegur Bang Rico usai memakai seragam lorengnya dengan rapi.
"Menyiapkan sarapan untuk Abang" jawab Asya dengan tangannya yang cekatan meratakan seluruh benda di atas meja dapur.
"Abang bisa beli sebentar"
"Asya bisa masak. Juga nggak kalah enak sama pedagang pecel di luar" kata Asya sambil menata sayuran di atas piring saji.
Bang Rico menelan salivanya yang terasa mencekat leher.
"Ini pecel?" tanya Bang Rico sedikit syok melihat hasil karya Asya.
"Iya.. ada yang salah??" Asya berkedip menunggu jawaban Bang Rico.
"Nggak" jawab Bang Rico ragu.
"Kalau gitu Abang makan ya..!!"
Ya Tuhan.. ini lambung bisa selamat nggak ya? Mana bentuknya seperti campuran pakan ternak. Tapi kalau aku nggak makan.. Asya bisa ngambek. Harus bagaimana nih? Rasanya sudah bagai pilihan hidup dan mati. Makan atau tidak.. aku tetap celaka.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Salah Asya sendiri yg curi2 kabur itu siapa suruh..
2023-07-13
0
Samsuna
makan aj bang Rico palingan keluar masuk WC😂🤭
2022-05-25
1
🍀 chichi illa 🍒
di sebelah bang sanca disini bang Rico 😅😅
2022-02-28
0