Yang tidak cocok dengan segala konflik di cerita Nara silakan skip ☺️🙏.
🌹🌹🌹
"Jangan memukul rata sifat dan watak seseorang dek. Ini Bang Rico, bukan Manan atau mantan-mantanmu itu"
"Itu kenyataan Bang. Sampai Papa pun tidak bisa utuh mencintai Mama Dinda. Asya sering lihat Mama Dinda mabuk, merokok, minum obat untuk menenangkan diri di dalam kamar.. tapi Mama selalu tersenyum ceria di depan anak-anaknya termasuk Bang Nando dan Nafha."
"Bang Rico nggak akan buat kamu seperti itu. Setiap manusia punya jalan hidupnya. Jangan menerka apapun yang kamu belum jelas sebabnya, termasuk soal orang tuamu..!! Papa pasti sudah melakukan yang terbaik untuk keluarga. Hanya saja penangkapan hati wanita terkadang berbeda dek, dan situasi yang orang tuamu alami juga serba salah karena begitu beratnya."
"Dulu Mama mengira Papa sangat mencintai Mama, tapi ternyata dalam lubuk hati Papa hanya ada Mama Adinda saja. Asya membaca semua curahan hati Mama saat meminjam ponselnya untuk mengerjakan tugas sekolah. Asya sedih melihat Mama menangis karena keegoisan Papa"
"Itu sebabnya kamu membalas Papa dengan berbuat seperti ini? Karena ketidak percayaan mu dengan laki-laki?" tanya Bang Rico prihatin kesedihan Asya.
"Dan Abang pun sama. Kalau Asya ini seorang istri.. kenapa Abang perlakukan Asya seperti binatang?"
Bang Rico terhenyak, berarti dengan kata lain Asya dalam keadaan sadar saat dirinya melakukannya dan dirinya lah yang tidak bisa mengendalikan diri.
"Batin seorang suami tidak akan terpancing emosinya kalau istrinya tidak berbuat hal yang di luar batas. Kamu sudah salah dek. Kamu sadar sudah jadi istri Abang, tapi menggoda pria lain. Kenapa??"
"Asya tidak akan lemah dan kalah. Asya tidak mau di tindas dengan kedudukan pria. Predikat sebagai istri hanya akan membuat Asya di rendahkan, tidak bisa berkutik jika di sakiti" jawab Asya dalam pikiran labilnya.
Bang Rico sungguh kaget saat tau Asya trauma dengan rumah tangga orang tuanya sampai 'menyakiti' dirinya sendiri bahkan memiliki pikiran di luar batas tanpa arahan.
"Dek.. pada masa itu Abang juga belum menjadi apa-apa. Disini Abang bersikap netral menyikapi masalah itu. Abang sudah banyak mendengar kisah tentang Papa Wira. Kamu di lahirkan saat penyelamatan Mama Adinda yang sedang mengandungmu hingga Mama Adinda dan saudara kembar mu tiada. Bagi seorang pria, itu merupakan pukulan yang amat sangat berat dek, kehilangan istri dan anak sekaligus." pelan-pelan Bang Rico membuka hati Asya.
"Tapi cinta itu tetap ada Bang. Papa nggak pernah bisa lupa sama Mama Adinda."
Bang Rico beralih dan naik di atas ranjang yang sama dengan Asya kemudian mendekapnya erat. Asya ingin menolak, tapi sentuhan itu mengisyaratkan bahwa semua akan baik-baik saja.
"Cinta itu lebih menjurus pada rasa bersalah dan bukan karena keterikatan hati. Menemani istri melahirkan dalam keadaan normal saja rasanya sudah buat jantung seakan mau lepas dari raga.. apalagi dalam keadaan seperti itu, Mama Adinda di culik dan melahirkan mu di hutan. Rasa gagal menjadi seorang pria pasti menghantui seumur hidup, tapi cinta untuk Mama Dinda itu berbeda. Papa sungguh sayang karena ada ikatan batin. Ada Tian dan Nafha buah cinta Papa"
Hati Asya belum puas mendengarnya.. pasalnya yang ia tau Papanya terkadang tanpa sadar menyebut nama Mama Adinda.
"Asya nggak tau Bang. Yang Asya tau semua terlihat sangat menyakitkan"
"Dengar dek.. tidak ada yang salah antara Papa dan Mama. Papa menyayangi semua istrinya dengan caranya dan Mama memiliki rasa cemburu khas wanita. Kuncinya hanya ada pada mereka berdua.. harus saling percaya kalau cinta itu ada karena takdir Papa Wira dan Mama Dinda tidak seperti kebanyakan orang. Masa lalu tidak dapat di ubah, tapi kita bisa menyusun masa depan. Seperti kamu sama Abang."
Asya tak tau lagi apa yang dirasakannya saat ini, yang ia tau perlahan hatinya mulai nyaman meskipun ada rasa yang mengganjal dalam dada.
"Abang capek sekali dek..!! Soal tadi.. Abang benar-benar minta maaf sudah jahat sama kamu. Demi Allah apapun yang Abang lakukan tadi juga nggak buat Abang nyaman. Maaf.. maaf..!!" ucap Bang Rico kemudian tertidur.
***
Bang Rico menggeliat membuka matanya.
"Aawwh.." lengannya terasa kaku dan ngilu tapi sesaat kemudian gurat senyum menghias wajahnya karena Asya tidur memeluknya.
Bang Rico menyentuh kening Asya kemudian mengecup nya.
Yang nurut sama Abang ya sayang. Jadilah ibu yang baik untuk anak-anak kita nanti. Abang menggantungkan banyak harapan sama kamu. Abang tau usia mu masih terlalu muda, tapi Abang yakin.. apapun yang kamu rasakan saat ini pasti sudah membuatmu semakin dewasa.
Tak disangka Bang As masuk ke dalam kamar tanpa mengetuk pintu dan melihat Bang Rico dengan posisi sedang mengecup bibir Asya.
"Eling boss, yang semalam belum beres" sapa Bang As.
Bang Rico gelagapan, perlahan ia memindahkan Asya dan duduk rapi seolah tidak terjadi apapun.
"Ketuk dulu lah pot. Kalau Asya lagi pengen di manja bagaimana?" tegur Bang Rico.
"Halah.. lu nya aja kali"
Bang As segera mengeluarkan stetoskop dan berniat memeriksa perkembangan kesehatan Asya.
plaaakk..
"Jauhkan tanganmu..!!" Bang Rico menepak punggung tangan Bang As.
"Apa sih..!! Aku ini dokter" kata Bang As.
"Kalau sesuai SOP kau mengetuk pintu dulu dan meminta ijin padaku sebagai suaminya..!!"
"Aku ini datang pagi buta.. mengutamakan Asya karena sebentar lagi aku pulang piket. Soal Asya ini sistem rahasia, kalau dokter lain yang memeriksanya lalu bagaimana? Kau mau rahasia tentang Asya terbongkar????" jawab Bang As dengan kesal.
"Terserah, asal jangan sentuh istriku..!! Haram pot..!!"
"Apa aku harus melihatnya saja? Aku ini dokter, bukan dukun"
Kedua pria tersebut asyik ribut sampai akhirnya Asya menggeliat dan membuka matanya.
"Baang..!!"
Perhatian Bang Rico langsung teralihkan.
"Kenapa dek?"
"Badan Asya ngilu semua..!!"
"Wadduh As.. piye iki?" tanya Bang Rico.
"Kecengklak kali.."
"Lu kira bayi?" tanya Bang Rico lagi.
"Nggak masalah bayi atau bukan, tingkahmu kuwi lho.. ngawur..!!!!"
"Keluar lu..!!" usir Bang Rico.
"Laahh.. memangnya lu bisa tangani..?????"
"Ini pengecekan khusus. Hanya aku yang bisa" kata Bang Rico.
"Woooo.. stress..!!" umpat Bang As kemudian keluar kamar rawat Asya.
:
"Sudah mendingan?" tanya Bang Rico yang sedang memijat kaki Asya, kemudian sedikit menyingkap rok Asya. Asya pun menutup nya kembali.
"Asya belum maafin Abang?"
"Beri Asya waktu Bang..!!" pinta Asya.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Susana Sari Sari
hahahha jowo e metu.....👍👍💪💪💪💪💜💜👍💜💜💜
2024-05-03
0
Qaisaa Nazarudin
Aku heran dan gak paham ceritanya,Bukan harusnya Asya bangga ya kalo papanya mafih menomer satu kan mama kandungnya Asya sendiri,Tapi ini kok Asya malah gak suka,Ada apa kah gerangannya??🤫🤫
2023-07-13
0
Alif Septino
lanjut kak Nara 🥰🥰 semangat kak
2022-02-07
1