Mendengarnya Asya sedikit cemas, ia benar-benar takut kalau sampai Bang Rico menuntaskan nya. Sebab di waktu yang lalu, Bang Rico mengerjakan nya dengan kasar. Ia pun perlahan beranjak dari tempat tidur.
Bang Rico menatap mata Asya dengan tajam tapi dalam hatinya tertawa terbahak melihat ketakutan Asya.
"Kalau Abang sudah nggak tahan, mau apa kamu?"
"Ma_uu.. mandi Bang" Asya pun berjalan menghindar keluar kamar.
Bang Rico tertawa terkikik dengan ulah konyol Asya. Tak lama tawa itu pun hilang.. Bang Rico segera mencari obat biang masalah yang pasti sudah di konsumsi Asya tadi.
~
Bang Rico bukanlah pria yang bodoh, yang hanya bisa kebingungan mencari 'barang bukti' yang di sembunyikan Asya. Dengan cepat ia menemukan benda tersebut.
"Ya Tuhan.. Le**tan. Tepat seperti dugaanku. Bagaimana bisa Asya kuat mengkonsumsi obat seperti ini. Usianya masih terlalu muda, syaraf dan tubuhnya bisa rusak."
Bang Rico mengambil obat tersebut dan menggantinya dengan obat yang ia minta dari sahabatnya. Bukan menggantinya secara langsung tapi membuat dosis obat tersebut berkurang secara perlahan agar tubuh Asya tidak kaget.
"Abang cari apa?" Asya tiba-tiba saja muncul di belakang Bang Rico.
"Ehm.. ini... Mau siapkan seragam Abang untuk besok. Kamu taruh di mana pakaian 'matan' Abang? Besok ada kegiatan latihan" kata Bang Rico beralasan.
"Kenapa ya laki-laki itu ada barang di depan mata saja nggak tau, tapi kalau ada perempuan cantik bisa langsung tau tiap inch bagiannya" omel Asya sambil mengambil baju dan menyerahkan pada Bang Rico.
"Ini apa?? Pas di depan mata Abang"
"Oiya.. pintar sekali kesayangannya Om Rico" tangan Bang Rico mencolek dagu Asya dengan gemas kemudian membawa baju itu keluar kamar agar Asya tidak curiga.
Asya memastikan Bang Rico keluar dari kamar kemudian meraba pakaian seragamnya.
"Syukurlah masih ada. Berarti Abang nggak tau aku punya ini" gumam Asya.
***
Beberapa hari setelahnya.. Asya merasakan tubuhnya benar-benar terasa lemas dan ngilu tidak seperti biasanya. Kini Asya baru menyadari obat tersebut tidak berfungsi. Dalam hati, Asya memang berniat mengurangi ketergantungan dirinya pada obat tersebut tapi jujur ia belum tau cara terbaik. Asya pun pergi ke gedung belakang sekolah dan mengambil rokok serta obat yang ia simpan di atas loteng kamar mandi.
~
Menit demi menit ia merasakan tubuhnya baik-baik saja setelah mengkonsumsi obat tersebut,
"Kenapa obat yang di bajuku tidak mempan, tapi obat yang kusimpan di sekolah malah berfungsi" gumamnya berpikir keras tapi beberapa saat kemudian pikirannya mulai melayang tidak jelas hanya saja kali ini perutnya terasa mual, kepalanya pening.
Di tengah kesadarannya yang hampir hilang, ia berjalan menuju tempat parkir karena ini sudah lewat jam pulang sekolah.
Disaat yang sama, Bang Rico datang dan melihat Asya sempoyongan membawa sebatang rokok yang terselip di jari nya.
"Asyaa..!!! Kamu merokok dek???" tegur Bang Rico sungguh tak senang dengan tingkah Asya.
"Abang ganteng sekali sih" jawab Asya meracau.
Kening Bang Rico berkerut, ada yang aneh dengan istrinya itu.
"Dimana kamu simpan sisa obat itu?" tanya Bang Rico.
Asya tertawa tidak jelas.
"Di hatimu"
"Asyaaa...!!!!!" sungguh rasanya Bang Rico frustasi merasakan tingkah Asya.
"Jawab atau Abang tampar kamu sekarang..!!!" ancam Bang Rico.
"Asya nggak mau di tampar.. maunya di sayang" rengeknya bergelayut di lengan Bang Rico.
"Lailaha Illallah.. minta di apakan kamu dek..!!!!" secepatnya Bang Rico membantu Asya masuk ke dalam mobil karena cemas kalau sampai ada yang melihat mereka berdua bersama-sama.
:
"Minum sampai habis..!!!" Bang Rico menyodorkan air kelapa dan susu di hadapan Asya.
"Kenyang Bang" tolak Asya saat kesadarannya perlahan pulih.
"Harus sampai habis, kalau perlu sampai kamu muntah..!!!" ucap keras Bang Rico.
"Bisa-bisanya kamu mabuk ba*gon di sekolah. Kamu simpan di mana obatnya??????"
"Obat apa sih Bang. Asya nggak pernah minum obat macam-macam" jawab Asya masih berkilah.
"Oke.. kamu nggak mau jawab. Tiba saatnya ujian besok.. kalau kamu kedapatan pakai obat itu, masa depanmu bisa hancur.. dan penjara menunggumu. Kalau kamu sanggup.. silakan..!!!!!"
Asya menelan salivanya. Tiba-tiba kepalanya pening. Cemas dan takut merajai hatinya. Tangannya gemetar panas dingin.
"Itu obat nggak main-main dek. Jangan membangkang, kalau kamu nggak nurut Abang, kamu mau nurut siapa? Abang tanya bukan untuk menjerumuskan mu.. Abang mau selamatkan kamu dari obat jaha*am itu" bujuk Bang Rico.
Asya menunduk belum mau menjawabnya dan Bang Rico sementara hanya bisa pasrah dan bersabar daripada menekan Asya dan tidak akan mendapatkan informasi apapun sebab saat ini pasti sudah merupakan syok terapi awal untuk Asya.
"Sudah jam makan siang.. mau makan apa?" tanya Bang Rico merendahkan nada suaranya.
"Asya mau pulang" jawab Asya dengan nada serak.
"Makan dulu baru pulang ya..!!"
"Asya nggak mau makan, Asya mau pulang." dari nada Asya sudah bisa di pastikan kalau saat ini Asya benar-benar ketakutan.
"Ada Abang.. nggak mungkin ada yang berani macam-macam di luar sana"
Asya menggeleng tetap menolak ajakan Bang Rico untuk makan siang.
"Asya maunya apa dek?" Bang Rico menyelipkan anak rambut Asya ke belakang telinga.
"Jus sirsak" jawab Asya.
"Walah.. lagi nggak musim dek"
"Apa gunanya Abang jadi tentara kalau sirsak aja nggak bisa dapat" wajah Asya kembali berubah mendung.
"Memangnya tugas pokok tentara itu cari sirsak terus bijinya buat tembak-tembakan?? Yang benar aja kamu"
"Abang yang nawarin, begitu Asya mau.. Abang marah-marah. Niat nanya nggak?" tanya Asya.
"Ya salam.. begini ini Abang harus senang atau sedih??" Bang Rico pun menyalakan mesin mobilnya, sekarang rasanya dirinya pusing sendiri.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Susana Sari Sari
ada aja yg bikin ngakak 🤣🤣🤣🤭🤭🤭🤭💜💜💜💜
2024-05-03
0
Alif Septino
sabar ya bang Rico 😄😄
semangat kak Nara 🥰🥰
2022-02-07
1
ni2ng
wew ko' kaya tanda2 y🤔🤔🤔
2022-02-02
1