Asya baru saja masuk ke dalam kantin dan duduk tapi Bu kantin langsung menghidangkan soto ayam, teh hangat, gorengan dan susu kotak di hadapan Asya.
"Saya khan belum pesan makanan Bu?" protes Asya.
"Ini Pak Rico yang minta, biar Mbak Asya makan yang banyak. Pak Rico titip pesan kalau sampai nggak habis, Ibu di suruh hubungi Pak Rico buat suapin Mbak Asya di lapangan upacara"
"Eghm.. benar-benar ya itu guru satu" gerutu Asya dalam hati.
"Ya sudah Bu, terima kasih.. nanti Asya habiskan" jawab Asya.
Dari balik pintu kantin belakang, Bang Rico tersenyum kemudian meninggalkan Asya yang sedang menikmati soto ayam nya sendirian meskipun terlihat malas makan.
...
Siang hari tiba, sopir Papa Wira sudah menjemput Asya tapi Asya bingung karena jalannya bukan menuju arah rumahnya.
"Kita mau kemana ya om? Kok nggak pulang?" tanya Asya bingung.
"Kita ke rumah Pak Rico Bu. Pak Rico meminta saya mengantar ibu ke asrama"
plaaaaakkk..
Asya menepak bahu Om Indro dengan kencang.
"Sejak kapan Asya jadi ibu-ibu????"
"Maa_maaf Bu.."
"Bu lagii" protes Asya.
Tak lama ponsel Om Indro bergetar.
"Maaf Bu, saya angkat telepon dulu"
"Selamat siang, ijin arahan Dan..!!"
"Kamu dimana? Kenapa lama sekali?"
"Siap.. ibu keluar dari kelas baru pukul 13.20. Ijin..!!"
"Ya sudah, tapi aman khan?"
"Siap.. aman Dan"
...
Om Indro menurunkan dua koper besar dan beberapa barang dari dari dalam mobil, Bang Rico pun segera mengambil koper Asya dan memasukan ke dalam rumah.
Asya hanya terbengong melihat Bang Rico memakai celana pendek dan kaos tanpa lengan, rambutnya cepak dan masih basah mungkin karena baru mandi sembari menghembuskan asap rokok yang terselip dari sela bibirnya.
"Ini barang apa sih? Banyak bener neng?" gerutu Bang Rico.
"Ijin Dan, masih ada satu pick up lagi di belakang" kata Om Indro.
"Innalilahi.. kamu pindah atau di usir?" tanya Bang Rico.
"Minggat..!!!!"
"Asya juga nggak tau kalau mau di bawa kesini..!!" ucap Asya kesal.
"Ya sudah masuk dulu sana..!! Ganti pakaian mu, mandi, istirahat" perintah Bang Rico.
Asya langsung melenggang masuk ke dalam rumah. Dilihatnya suasana rumah yang tertata seadanya membuatnya sakit kepala. Asya berjalan masuk dan kepalanya semakin sakit saja.
"Ya ampun.. barang-barang berserakan, kaos kaki di sofa, seragam di atas lemari hias, sabuk di lantai, kolor ada di depan pintu kamar" Asya memunguti barang-barang tersebut satu persatu.
"Astagfirullah.. ****** ***** di atas meja makan..!!!!!!!!"
"Abaaaaang..!!!!!!!!!" teriak Asya memekakan telinga.
Bang Rico berlari karena cemas terjadi sesuatu pada gadis kecilnya itu.
"Apa dek?? Kenapa teriak"
Asya mencubit kecil ****** ***** yang ia pungut dari atas meja.
"Kenapa barang terkutuk ini bisa ada di meja makan?? Ini bisa mengundang hal tidak di inginkan Bang..!!!" tegur Asya meradang melihat tingkah absurd Bang Rico.
Bang Rico menyambar ****** ***** di dalam di tangan Asya.
"Apa? Paling ngundang kamu" jawabnya santai kemudian membawanya masuk ke dalam kamar dan menguncinya beberapa saat kemudian keluar lagi.
"Buat apa Abang di dalam?" tanya Asya.
"Mau tau?? Ayo ikut masuk sama Abang..!!" ajak Bang Rico sembari memainkan alisnya dengan nakal.
Asya mendekati Bang Rico mengembangkan senyumnya, tapi tanpa di duga.. Asya melompat dan menendang tulang kering Bang Rico sampai pria muda itu memekik kesakitan sedangkan Asya berlari ke belakang rumah sembari tertawa penuh kemenangan.
"Rasakan..!!!"
"Awas saja kamu dek. Sekali kena Abang, habis.. nangis kamu minta ampun" ancam Bang Rico memercing mengusap kakinya yang terasa sakit.
"Coba saja kalau berani..!!" tantang Asya.
"Aseemm Iki bocah..!!!!!!"
"Tunggu saja waktunya nanti" ucap Bang Rico tak main-main.
-_-_-_-_-
Malam harinya, Asya sibuk mengerjakan tugas sekolahnya. Tugas yang di berikan pria yang menurutnya sangat menyebalkan.
"Kapan Abang pensiun jadi guru. Murid nya bisa mati bunuh diri dapat guru macam Bang Rico. Lagipula kenapa juga Abang harus jadi guru. Apa tidak ada pekerjaan lain??" gumamnya jengkel karena tidak bisa mengerjakan tugas.
"Dipikir pakai kepala..!! Bukan bergumam sendiri seperti ayam tercekik" tegur Bang Rico sembari mengerjakan sesuatu di laptopnya.
"Ini nggak bisa di kerjakan di buku Bang. Harus praktek..!!" protes Asya.
"Yang bilang suruh kerjakan di buku itu siapa? Jelas disana guru bilang, 'tugas sebagai bahan praktek', paham nggak kamu?" tanya Bang Rico.
Dengan membawa wajah cemberut, Asya beranjak dari duduknya dan menyiapkan bahan di dapur sebagai bahan prakteknya.
"Ingat.. barang yang ada di rumah. Kamu perhatikan fungsi elektroda..!!" kata Bang Rico mengingatkan.
...
"Aaaahh.. Abaaaanngg..!!!!!!!"
duuuaarrrr...
"Asyaaa..!!!!!!"
Bang Rico segera berlari menuju belakang rumah melihat keadaan Asya disana.
"Asyaaa.. Kamu kenapa dek??" tanya Bang Rico panik.
"Konduktor nya meledak Bang" jawab Asya memercing menahan sakit.
"Kok bisa??" Bang Rico celingukan melihat duduk perkaranya.
"Kamu nggak jalankan perintah sesuai instruksi ya??"
"Sesuai kok Bang" jawab Asya tak berani menatap mata Bang Rico.
"Jangan bohong kamu. Tugas dari Abang pasti sudah teruji. Ngawur kamu ya..!!!!" tanya Bang Rico lebih tegas lagi.
"Asya cuma kolaborasi kan konduktor pakai air cuka" jawab Asya takut.
"Haaahh.. bukan main. Dapat ilmu dari mana itu?? Itu bukan kolaborasi.. tapi bom bunuh diri..!!!!!!" ucap Bang Rico tak sabar lagi menghadapi gadis cantiknya.
"Haduuh.. lama-lama paru-paru Abang bocor karena mikir kamu"
"Abang jangan gitu donk. Seolah-olah Asya ini bodoh." protes Asya.
"Sekarang coba bilang.. kalau begini caranya.. siapa orang yang bilang kamu pintar????" tanya Bang Rico.
"Ya Asya sendiri" jawab Asya dengan pede nya.
"Ya Tuhan, mudah-mudahan aku masih waras sampai besok pagi" Bang Rico mengusap dadanya berusaha sabar menghadapi kepintaran Asya.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Susana Sari Sari
wkwkwkkwe 🙄🙄🙄🙄😩😩😩😩
2024-05-03
0
Risma Riskita
🤦♀️🤦♀️🤦♀️ asya dapet dari mana tu ilmu, nya kok sampek amburadul gitu🤭bng Rico tetep sabar ya gadepin tu bocah. 😂😂😂
2023-02-20
0
Nina Maryanie
repert read masih ngkakak kerjaan asya...
2022-12-10
0