...-16-...
"Yang mulia, maaf sebelum nya. Tapi jendral besar belum datang sampai saat ini. Hamba sudah menunggu dan mempersiap kan semua prajurit yang beliau pinta pada saya." Keluh salah satu jendral muda pada Bouchung.
Bouchun hanya diam sambil tersenyum sinis. Dia duduk disana dengan angkuh dan gagah sambil menginjak salah satu prajurit dibawah kaki nya. Dia berdiri meninjak prajurit itu sebagai alas kaki singga sana milik nya.
"Dia tahu kapan dia perlu datang dan begitu sebalik nya. Aku harap kalian mengerti dan mendidik para prajurit yang sudah dikumpul kan. Besok dia akan datang... lihat saja." Tutur nya yakin, sambil tersenyum begitu sinis. Dia menuang segelas wine anggur merah di gelas emas milik nya, lalu meneguk wine itu hanya dalam satu tegukan.
"Baik, yang mulia. Perintah anda akan kami laksanakan." Jawab mereka, berlalu pergi dari hadapan Bouchun
"Cih.... jika dia tidak mengancam ku, mana mungkin aku mencari alasan pada jendral rendahan itu! Andai saja dia adalah gadis yang tidak memiliki kekuatan diatas ku maka aku akan mencincang nya menjadi beberapa bagian!" Gumam Bouchun tajam.
___
Xianlie sedang berjalan disebuah halaman luas yang dipenuhi berbagai tanaman obat obatan. Jauh mata memandang ada sebuah tanaman obat yang bersinar begitu nyata. Xianlie berlari kearah sana dan perlahan tangan nya tergerak mengambil tanaman obat yang berbentuk mahkota itu.
Mata Xianlie berbinar lalu tanpa berlama lama dia berlari menuju arah sebalik nya saat dia pergi ketaman obat tersebut.
Beralih pada, tempat dimana Rijin deletakan. Tempat itu dipenuhi dengan bebatuan dan akar akar pohon yang menjuntai begitu panjang. Tempat itu memiliki energi baik yang cocok untuk penyembuhan Rijin, maka dari itu xianlie lebih memilih membawa Rijin ketempat ini dari pada masuk kedalam kastil milik nya.
Serangga sangat sedih saat melihat Rijin yang tak kunjung tersadar. Apalagi dia mengetahui jika penyebab ini semua adalah diri nya.
"Maaf kakak, jika saja aku tak pernah bertemu dengan kakak datar maka ini tidak akan terjadi. Jika saja aku mati pada saat itu......
"Omong kosong apa itu! Enyah lah dan berhenti mengucap kan omong kosong mu." Datar Xianlie tiba tiba saja muncul dibelakang Serangga. Serangga terperangah dan segera menyingkir dari hadapan Rijin.
"Kakak, apakah kau marah pada ku?" Tanya Serangga menunduk.
Xianlie hanya diam dan tak menjawab pertanyaan Serangga. Serangga sangat sedih dan tak berhenti berpikir, apakah Xianlie benar benar marah pada nya.
Xianlie sudah mulai meracik obat obatan untuk Rijin. Wajah serius nya membuat Serangga tak berani untuk berucap pada Xianlie. Begitu juga pada Xianlie yang tak bisa mengalih kan perhatian nya kelain arah, selain pada obat obatan didepan nya itu.
Jika sedikit saja terjadi kesalahan, maka obat tersebut tidak akan memiliki khasiat sedikit pun.
Xianlie sudah menyelesai kan racikan obat nya. Dan kini dia hanya tinggal memasukan semua racikan nya itu kedalam tungku obat naga emas. Peluh mulai muncul di kening mulus nya itu, dan sesekali dia menyeka peluh yang begitu mengganggu.
Dimulai dengan akar bambu emas, daun lotus es, rumput bercabang, dan bunga mahkota angin, yang dia masukan kedalam tungku obat naga emas. Letupan letupan mulai terdengar dari pembakaran itu. Tak jarang pula Xianlie menyalurkan energi kedalam tungku naga emas agar semakin membuat obat lebih berkhasiat nanti nya.
Serangga termenung dengan kehebatan Xianlie. Dibenak nya, dia ingin sekali menjadi sosok Xianlie sehingga bisa hebat dan melawan siapa pun yang mengganggu diri nya. Akan tetapi, tubuh nya terlalu kecil sehingga tak memungkinkan untuk diri nya bisa sehebat Xianlie.
...-2 jam berlalu begitu cepat-...
Xianlie telah memberi sebuah kapsul hijau kepada Rijin. Dia memasukan kapsul itu kedalam mulut Rijin, dan Rijin mulai menelan Kapsul tersebut.
Serangga menelan air liur nya sendiri. Jantung nya berdetak cepat karena belum melihat perubahan sedikit pun pada Rijin.
"Kakak... mengapa tak terjadi apa pun pada kak Rijin?" kawatir Serangga.
"Obat butuh proses setelah memasuki tubuh manusia. Tidak ada obat yang langsung menyembuh kan begitu kau menelan nya... semua hanya bualan saja!"Datar Xianlie.
Serangga mengerut dan menghampiri Rijin. Dia begitu kawatir, dan merasa bersalah.
Xianlie melirik Serangga yang hendak ingin menangis, "Jangan menangis! kalau tidak keluar saja dari sini!" Suruh Xianlie begitu datar. Tak terdapat kelembutan sedikitpun di tiap bait kalimat maupun nada nya.
Serangga mendengar itu langsung menarik kembali air mata nya yang hampir ingin keluar. Dia menoleh pada Xianlie yang hendak pergi keluar.
"Kau ingin kemana, kak?" Tanya nya.
"Jaga, kakak mu. Aku ingin keluar sebentar mencari sesuatu."Jawab Xianlie.
Serangga hanya bisa menyetujui perintah Xianlie. Dia menghela nafas begitu berat sehingga menyapa kulit wajah Rijin.
Demi tuhan, sebuah keajaiban tiba. Rijin mulai membuka mata nya. Hal yang pertama dia lihat adalah Serangga yang sedang menunduk sedih di dekat nya.
Dengan lirih dia berkata. "Ceon... Kau disini?" Lirih Rijin
Serangga mengangkat pandangan nya, pada arah suara. Mata nya membesar seakan tak percaya dengan apa yang terjadi.
"Kakak.... Kau sudah sadar." Ujar Serangga sedikit berteriak dan kemudian memeluk Rijin.
Kening Rijin mengerut karena merasakan rasa sakit di punggung nya. Dibalik kain perca itu terdapat luka yang belum mengering, sehingga menimbul kan sakit apa bila tersentuh sedikit saja.
"Auu... Ceon bisakah kau melepaskan kakak?" Pinta Rijin kesakitan.
"Ma-maaf kan aku kakak."
"Dimana ini, Ceon? Dan dimana Kakak Xianlie?" Tanya Rijin, masih begitu lemah.
"Kakak keluar untuk mengurus sesuatu."
"Kakak, apakah kau mulai baikan? aku benar benar takut terjadi sesuatu pada mu." Tanya Serangga kawatir sambil memegang tangan Rijin. Rijin mengangkat tangan nya lalu mengelus hangat pucuk kepala Serangga.
Serangga menghangat lalu tersenyum manis pada Rijin. "Kakak baik baik saja. Tenang lah, tidak usah khawatir." Pinta Rijin tersenyum.
SREKKK..
Terdengar suara telapak kaki sedang berjalan menuju mereka. Dan perlahan memperlihat kan Xianlie yang sedang membawa sesuatu di tangan nya.
Detik demi detik berjalan, Xianlie mulai melirik kearah Rijin yang sudah mulai sadar. Pupil mata nya membesar dan segera meletakan barang ditangan nya lalu berjalan menghampiri Rijin.
"Rijin kau.....
"Syukur lah, kau sudah sadar." Tutur Xianlie memeluk Rijin. Dia terlihat begitu lega kala iti.
"Nona, terima kasih karena sudah membantu ku. Aku hanya menyusahkan mu. Kalau saja aku tidak menghadang maka ini tidak akan terjadi, dan aku tahu jika kau pasti akan bisa menghindari cambuk itu dengan mudah. Namun aku bertindak begitu gegabah." Lirih Rijin menunduk sambil memegang tangan kanan Xianlie.
Xianlie awal nya tak mengingat kejadian itu, namun dia kembali ingat dan mulai menunjukan ekspresi marah.
"Benar! Kau sangat gegabah!" Datar Xianlie memarahi Rijin.
Rijin merasa bersalah dan terus menunduk kebawah. Bahkan Serangga turut menunduk karena dia juga merasa jika dia bersalah. Xianlie mulai berjalan kembali kebelakang dan mengambil barang yang tadi dia bawa.
...BAGIAN 16 TELAH BERAKHIR...
...BYE BYE...
...SEE YOU AGAIN...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Anggrek violet
kasian si ceon,,,,datar mulu kau xianlie
2022-10-21
0
Ana Yulia
Sukses selalu, semangat...... lanjut terus 💪💪❤️
2022-02-26
3