...-2-...
"Itu tidak lah penting bagi ku, menurut ku kau lah satu satu nya keluarga yang kupunya." tutur Xianlie
Rijin melihat Xianlie dengan sendu, dia berjalan kearah Xianlie lalu memeluk tubuh Xianlie.
"Aku akan selalu ada untuk mu putri," ujar nya pelan dengan senyum mengembang
"Eh tunggu dulu, ada yang aneh dengan mu." ujar Rijin melihat Xialie dengan aneh
Dia memutar mutar tubuh Xianlie lalu memperhatikan Xianlie dengan detail
"Tubuh mu semakin berisi, dan kulit mu pun bertambah putih? putri kau kenapa, apakah kau sakit?" tanya Rijin heran dengan perubahan Xianlie
"Jangan mengada, Rijin. mungkin karna aku makan nasi jadi diri ku bertambah berisi. sudah lah, aku ingin keluar dari hutan ini apakah kau mau menemani ku,?" Ujar Xianlie mencari cari alasan dan mengalih kan pembicaraan
"Apa, keluar dari hutan,? itu sangat mustahil, dijalan keluar hutan ini terdapat spirit best yang akan membunuh kita. pada 10 tahun yang lalu, pada saat kau dan aku diantar kan kemari, para pendekar hebat negara ANMING turut hadir dan oleh karena itu kita bisa sampai kemari. namun sekarang, keluar hutan mau pun masuk kita tidak akan bisa, putri." jelas Rijin, tergambar jelas ekspresi risau diwajah nya
"Diantarkan,? apakah menurut mu itu, dibuang?" tanya Xianlie tersenyum simpul kearah Rijin
Seketika saja, Rijin terdiam dan tak bisa berkata kata. wajah nya menunduk dan mata terus saja memandangi tanah
"Pada saat umur ku 15 tahun, aku tidak mau pulang kesana. aku lebih baik berkeliaran diluar tanpa arah, dari pada harus tinggal disana dan menjadi pelayan."
"Kau satu satu nya keluarga yang kumiliki, dan seharus nya kau mendukung setiap keputusan ku. sudah menjadi keputusan ku untuk pergi keluar dan memulai hidup baru dengan mu, kita jalani berdua dan kita bangun lagi hidup yang sudah lama runtuh." tutur Xianlie tersenyum sambil memegang kedua tangan Rijin
Mata Rijin nampak berkaca kaca, dia tak tahan mendengar penjelasan dari sang putri.
"Putri, aku sudah menyerah kan hidup ku kepada mu. setiap keputusan mu pasti akan aku ikuti, mari kita jalani bersama." putus Rijin mantap, dia menatap Xianlie dengan tersenyum mengembang
Xianlie membalas tersenyum. diwajah nya tergambar kegembiraan, "Dengan keluar dari hutan, dan membangun hidup agar lebih sejahtera,, aku bisa membalas kan dendam yang sudah lima tahun terkubur! mine, tunggu diri ku,, aku berjanji akan membuat diri mu sensara." batin Xianlie tertawa jahat dalam hati
___
Dengan segala perlengkapan seadanya, Xianlie dan Rijin pergi meninggal kan hutan Móguǐ. Langkah mereka sengaja dipercepat agar tak bertemu spirit best pembunuh
"Putri, jika ada spirit best bagaimana? diantara kita berdua tak akan bisa melawan spirit best itu." khawatir Rijin sambil menatap kesekitar dengan waspada
Xianlie hanya diam dengan terus memancar kan energi nya, agar para spirit best bisa merasakan getaran energi Xianlie.
Mereka terus berjalan dan tanpa terasa mereka segera berada di ambang jalan keluar hutan Móguǐ. Rijin membantin karena heran, bagaimana mereka bisa lolos dengan mudah tanpa bertemu spirit best satu pun
"Putri, akhir nya kita keluar dari sini. kau bisa bebas." senang Rijin, nada suara nya terdengar bergetar karena tak kuasa menahan rasa haru tersebut
"Ck, jangan menangis. jika kau menangis nanti kau bertambah jelek." ejek Xianlie pada Rijin
Rijin mewek sambil menyeka air mata nya itu, "aku hanya terharu dengan keberhasilan ini. tuan putri, kemana kita akan pergi?" tanya Rijin sambil menyeka air mata nya
"Kita pergi ke pusat kota," jawab Xianlie, dia berjalan terlebih dahulu meninggal kan Rijin dibelakang nya
"Putri tunggu aku."panggil Rijin lalu menyusul langkah Xianlie
Mereka akhir nya berjalan bersama menuju ke pusat kota, diam diam Xianlie menyalurkan energi kepada Rijin. Rijin heran, mengapa diri nya tak merasakan lelah sedikit pun saat dia sudah lama berjalan
"Putri, ini aneh. aku tak merasakan kelelahan sedikit pun, padahal kita sudah lama sekali berjalan." tutur nya
"Benarkah,? bagus lah kalau begitu. kau sangat hebat, aku saja sangat lelah sekarang." ujar Xianlie tersenyum sambil menyeka sedikit keringat di kening nya
"Kau lelah, apa mau aku gendong?" tawar Rijin, Xianlie melotot kan mata lu tertawa renyah
"Rijin, aku masih mampu berjalan. kau tak perlu bersusah susah mengendong diri ku." kekeh Xianlie, dia benar benar merasakan geli diperut nya seakan ada yang menggelitiki
"Tapi, kau menyeka keringat di kening mu, tadi." ujar Rijin lagi sambil memiringkan kepala nya
"Hahaha, Rijin kau sangat lucu. baiklah, kita harus lebih cepat berjalan." ujar kristal tertawa dengan tingkah sang pelayan
"Rijin, jangan panggil aku putri lagi. panggil saja nona, jujur saja aku merasa canggung saat kau memanggil ku tuan putri." pinta Xianlie, muka nya terlihat memelas
"Ta-tapi"
"Rijin, jangan menolak! aku tidak suka penolakan." ujar Xianlie lagi, dengan terpaksa Rijin memanggil Xianlie dengan sebutan nona
"Ba-baiklah, n-nona." panggil nya yang akhir nya menyebut Xianlie dengan sebutan nona
"Nah, seperti itu lebih baik." ujar Xianlie tersenyum.
"Aku benci disebut tuan putri, jangan pernah memanggil ku lagi dengan sebutan tuan putri." batin Xianlie datar
Setelah cukup lama berjalan, akhir nya mereka berdua sampai di pusat kota anming. Rijin menghirup udara kota dengan sangat rakus
"Ini aroma yang sudah lama ku rindukan, sejak sepuluh tahun terakhir aku tak pernah lagi menyium aroma seperti ini." Ujar nya senang, lalu melihat kearah Xianlie
"put, eh maksut ku nona,, apa yang akan kita lakukan disini?" tanya Rijin bersemangat
"Entah lah, Rijin. ku pikir kita harus mencari uang terlebih dahulu untuk biaya hidup kita." ujar Xianlie melihat sebuah bangunan yang bertuliskan ARENA TARUNG
"Dengan cara?" Tanya Rijin
"Berkelahi." jawab Xianlie menoleh pada Rijin, kepala Rijin memiring saat mendengar pernyataan Xianlie
"Nona, apakah aku tidak salah dengar? kau tak pernah berkelahi sebelum nya, lantas bagaimana kau akan berkelahi?." Tanya Rijin bingung
Xianlie melihat Rijin, mata nya menyipit. "kau meremeh kan ku." tanya Xianlie
"Ah bukan maksut ku, nona."Ujar Rijin menutup mulut nya menggunakan tangan nya itu
Mereka memasuki arena tarung, Rijin melangkah dengan takut saat melihat para mata memandang diri nya.
"Nona, apakah kita tak salah masuk kesini?" tanya Rijin takut sambil memegang erat tangan Xianlie
Sementara Xianlie, dia sedang berjalan dengan menatap lurus. wajah nya datar dengan pandangan tajam mengarah kearah pria yang sedang menghajar habis seorang pria lain nya.
Seringaian muncul di bibir nya. "Rijin, tunggu disini. tunggu nona mu ini membawa harta kekayaan pada mu." Ujar Xianlie menyeringai, lalu meninggal kan Rijin seorang diri
"Nona, jangan tinggal kan aku." panggil Rijin takut, dia melihat kesekitar
Tak lama Xianlie datang kepada seorang pria tua berjanggut yang sedang menghitung koin emas, Xianlie duduk disana tanpa dipersilah kan terlebih dahulu
Si pria tua itu melihat Xianlie dari atas sampai bawah, "Hey, siapa kau. anak kecil mengapa kemari?." ketus si pria tua itu memandang tajam kearah Xainlie
Xianlie menatap tajam pria tua itu, "aku ingin bertarung, berapa jumlah koin yang kau tawar kan?" tanya Xianlie datar kepada pria itu
"Hahahah, lihat lah ada anak kecil sedang melucu disini. hey anak kecil, sebaik nya kau pulang dan kembali pada ibu mu!." suruh pria tua itu meremehkan Xianlie
"Aku sudah berumur 14 tahun, apakah itu masih dikatakan anak kecil?" kekeh Xianlie, namun dengan sekejab ekspresi nya berubah menjadi datar kembali
"Bilang saja kau tak memiliki uang untuk menantang diri ku, bukan?" tanya Xianlie dengan suara pelan namun tajam, ekspresi nya datar.
Dia melihat ekspresi serius diwajah Xianlie, "baiklah, jika kau kalah jangan salah kan aku nanti." ujar pria tua itu menyetujui pertarungan Xianlie
Dia mengeluarkan sebuah ikat tangan bewarna biru, lalu menyerahkan ikat tangan tersebut kepada Xianlie. Xianlie mengambil ikat tangan itu, "untuk apa ini,?" tanya Xianlie menyelidik
"Kau berada di tim biru, yang bearti kau harus melawan si juara bertahan yang berada di tim merah." Jelas si pria tua pada Xianlie
"Cih, tenang saja. tunggu disini sampai kau melihat hasil nya nanti." Ujar Xianlie menyeringai lalu berdiri dari kursi
"AYO, SIAPA YANG INGIN MENANTANG DIRI KU LAGI? AKAN KUHABISI SIAPA PUN ITU!" pekik pria yang berhasil mengalah kan tim biru. ini keseratus kali diri nya menang dalam ARENA TARUNG ini
Xianlie melihat pria itu dengan remeh, "itu adalah juara bertahan mu? Cih!" tanya nya pada pria tua sambil menunjuk pria yang berada di atas ARENA TARUNG
Xianlie berjalan menuju atas ARENA TARUNG, pandangan tajam bak sebilah pisau itu dia arah kan pada pria didepan nya
"Siapa kau,? turun lah, anak kecil dilarang disini!" suruh pria itu penuh penekanan..
"Kau buta,? kau tidak melihat diri ku memakai gelang ini?" tanya Xianlie datar terhadap si pria
"A-apa? Hahaha apakah kau bercanda? hey pak tua apakah kau sedang mengigau, mengapa kau memilih gadis kecil ini sebagai lawan ku?." teriak nya pada pria tua dibelakang nya
"Huh baiklah, aku tidak akan kasar melawan mu." ejek nya pada Xianlie, Xianlie memicing lalu menjawab, "kasar juga tak masalah, saya pasti akan menerima nya paman!" ujar Xianlie penuh penekanan dan memandang pria itu tajam
Kening pria itu mengerut, namun dia tersenyum kemudian. dia mengeluarkan sebuah belati lalu menyalurkan sebuah energi kepada belati tersebut
"Tadi nya aku tak ingin kasar, namun kau membuat ku tak segan ingin membunuh mu!" ujar nya tajam lalu berlari kearah Xianlie
Xianlie hanya tersenyum, sambil menunggu si pria menghampiri diri nya
"NONA TURUN LAH, NONA AKU MOHON.... " pekik Rijin, dia takut jika terjadi sesuatu terhadap Xianlie
"MATI LAH KAU GADIS SIALAN!" pekik pria itu mengunuskan belati kearah Xianlie
HIAKKKKKKK
PRANKKKKK
Pria itu tersungkur sambil mengeluarkan darah dari mulut nya, Xianlie berhasil menghentikan pria itu hanya dengan satu pukulan di perut nya...
Semua orang yang menonton melotot kan mata, mereka kaget dengan hal tak terduga ini.
"Sial, uang ku habis karena berjudi jika gadis itu akan kalah. andai saja aku melakukan hal sebalik nya."
"Cih, bajingan kecil. uang ku habis karena diri nya."
Para penonton menyesal karena mereka banyak sekali mengeluarkan uang hanya demi berjudi jika Xianlie akan kalah
"Mengapa,? mengapa gadis ini sangat kuat... aku.. aku." lirih nya kemudian pingsan tak sadarkan diri
Xianlie menyeringai dengan melipat kedua tangan didada, dia menendang pelan tubuh pria yang tak sadar kan diri itu
"Aku benci terhadap orang yang sombong! dengan memiliki kekuatan tak seberapa saja sudah membuat diri mu besar kepala." maki nya lalu dia turun dan menghampiri si pria tua tadi
"NONA, APAKAH KAU BAIK BAIK SAJA? APAKAH KAU TERLUKA." teriak Rijin khawatir lalu memutar mutar tubuh Xianlie
"Tenang lah Rijin, aku baik baik saja. jangan khawatir."
"Ta-tapi nona."
"Aku baik, percaya lah."
Tak lama terdengar suara si pria tua, menyapa Xianlie dengan ragu. "Ka-kau benar benar mengalah kan nya? aku tak menyangka jika kau adalah seorang yang sangat kuat. aku pikir hidup mu akan berakhir sampai saat ini juga." ujar pria tua itu masih tak percaya
"Dimana koin ku? cepat serah kan!" tanya Xianlie meminta hadiah milik nya.
"Baiklah, a-aku akan mengumpul kan nya."
...-perjalan di pasar kota-...
"Sudah kukatakan, aku akan mendatang kan harta kekayaan kepada mu. Kau lihat lah, 1000 keping koin emas telah kita dapat." Ujar Xianlie memuji diri nya sendiri. namun Rijin masih diam sambil sibuk dengan pemikiran nya sendiri
"Rijin, apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Xianlie. Rijin menoleh pada Xianlie, "Nona, dari mana kau bisa menguasai ilmu tarung itu? sepengetahu ku, kau tak pernah berlatih sebelum nya kan? "tanya Rijin benar benar bingung dengan apa yang terjadi
"Tak bisa menguasai energi dalam, bukan bearti diri ku tak bisa berkelahi. aku selalu berlatih di luar sepengetahuan mu, Rijin." Jawab Xianlie mengelak dan berdalih selalu berlatih di luar sepengetahuan Rijin
"Benarkah? kau sangat hebat, nona. apalagi saat kau memukul pria tadi, dia langsung tersungkur dan memuntah kan darah." puji Rijin pada Xianlie
"Cih, kau sedang memuji ku?"
"Ya, karna kau pantas untuk dipuji."
"Sudah lah, sebaik nya kita mencari tempat penginapan terlebih dahulu."
Mereka berjalan menelusuri kota, banyak mata memandang namun tak membuat Xianlie peduli sedikit pun. pandangan tajam dan dingin bak seperti bongkahan es itu selalu ia arah kan kepada orang orang yang memandang remeh terhadap Rijin,
"Hey, jangan melihat dia. apakah kau tak melihat pandangan tajam yang dia arah kan pada mu?"
"Aku tau, aku berpikir jika aku akan di makan oleh nya." bisik dua wanita yang tak sengaja berpapasan dengan Xianlie dan Rijin.
...BAGIAN 2 TELAH BERAKHIR, SEE YOU AGAIN...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Anggrek violet
kayanya seru nih kalo si selir mine tahu xialineash bisa reingkarnasi,,,,
2022-10-21
0
megadwi
rasain tuh pukulan maut🤣🤣
2022-07-22
1
IndraAsya
,👣👣👣 Jejak 💪💪💪😗😗😗
2022-04-20
2